BAB I
PENDAHULUAN
Kelas material biologi secara historis
terdiri dari lemak, protein karbohidrat dan mineral. Lemak berbeda khas dari
produk-produk alamiah lainnya karena dapat larut dalam pelarut non-polar antara
lain ether, chloroform dan benzene, tetapi tidak larut dalam air. Komposisi
ekstrak lemak heterogen umumnya terdiri dari campuran kompleks berbagai senyawa
dengan struktur yang sangat beragam. Grup-grup senyawa yang beragam ini disebut
lipid sebagai sebutan untuk material yang larut dalam senyawa organik tetapi
khas tidak larut dalam air (Weete, 1980).
Asam
lemak pada tumbuhan umumnya terdapat dalam bentuk lemak dan minyak. Lemak dan
minyak yang tergolong lipida berfungsi sebagai pembentuk struktur membran sel,
sebagai bahan cadangan dan sebagai sumber energi. Selain dalam bentuk minyak
dan lemak, asam lemak juga terdapat dalam bentuk senyawa lapisan pelindung pada
epidermis batang, daun dan buah (Estiti, 1995).
Asam lemak merupakan senyawa potensil
dari sejumlah besar kelas lipid di alam. Sementara dalam sistem biologi umumnya
asam lemak kebanyakan terdapat menyatu dalam kompleks lipid. Asam lemak yang
menyatu terdapat berupa ester, gliserol, sterol dan berbagai senyawa lainnya.
Rantai hidrokarbon dari asam lemak dapat juga berikatan dengan phospogliserol
melalui ikatan ether dan vinyl ether (Weete, 1980).
BAB
II
ISI
DAN PEMBAHASAN
2.1 JENIS
DAN SIFAT ASAM LEMAK
Penyimpanan asam lemak berbentuk minyak
dan lemak dalam jumlah yang relatip besar dapat ditemukan sebagai bahan
cadangan penting dalam buah dan bijibijian (Estiti, 1995). Cadangan ini
tersimpan dalam endosperm atau perisperm dalam bentuk lipid dengan kandungan
yang beragam. Persentase kandungan lipid pada beberapa biji-bijian diberikan
pada Tabel 1.
Lipid
tampak sebagai tubuh minyak dalam sitoplasma sel yang menyimpan minyak. Tubuh
minyak ini dinamakan vakuola berisi lipid, sebagai sferosom yang dikelilingi
satuan membrane (Salisbury dan Ross, 1995) .
Lemak atau lipida terdiri dari unsur
karbon, hidrogen dan oksigen. Fungsi utama cadangan lemak dan minyak dalam
biji-bijian adalah sebagai sumber energi. Cadangan ini merupakan salah-satu
bentuk penyimpanan energi yang penting bagi pertumbuhan. Penguraian lemak
secara kimiawi menghasilkan energi dalam jumlah yang lebih besar sekitar dua
kali lipat dibandingkan dengan energi yang dihasilkan dari penguraian
karbohidrat. (Estiti, 1995) Pada sel tumbuhan, cadangan lipid adalah asam
lemak. Cadangan ini oleh lipase dihidrolisir menjadi gliserol dan asam lemak.
Asam lemak ini dipakai dalam sintesis fosfolipid dan glikolipid yang diperlukan
untuk pembentukan organel. Sebagian besar diubah menjadi gula dan diangkut
untuk pertumbuhan kecambah. Vakuola merupakan organel yang paling besar
volumenya pada sel tumbuhan dewasa. Vakuola sering menempati lebih dari 90%
volume protoplas, di mana sisa protoplas yaitu sitoplasma melekat pada dinding
sebagai lapisan amat tipis. Tonoplas membatasi vakuola yang berisi cairan
(larutan gula, garam, protein, alkaloid, dll.) serta zat ergastik (pati, protein,
badan lipid dan berbagai kristal)
Asam lemak pada tumbuhan terdapat dalam
bentuk senyawa-senyawa lipid. Senyawa yang termasuk lipid adalah lemak dan
minyak, fosfolipid dan glikolipid, lilin dan berbagai komponen kutin dan
suberin. Timbunan lemak pada biji terdapat dalam sitoplas dan juga pada
koletidon atau endosperm yang dinamakan sferosom. Lemak dan minyak selalu
disimpan dalam benda khusus di sitosol dan sering terdapat ratusan sampai
ribuan benda di tiap sel penyimpan. Benda ini disebut benda lipid, sferosom dan
oleosom. Sebutan oleosom lebih banyak digunakan untuk menyatakan benda yang
mengandung minyak dan agar mudah membedakannya dengan peroksisom dan
glioksisom. Sedangkan istilah sferosom telah lama digunakan untuk menerangkan
organel yang mengandung sedikit lemak. Sferosom mempunyai membran tipis yang
memisahkan trigliserid dari cairan sitoplas. Sebagian besar reaksi sintetis
asam lemak terjadi di kloroplas daun serta di proplastid biji dan akar.
Lemak yang disimpan dalam biji tidak diangkut
dari daun, tetapi disintetis in situ dari sukrosa atau gula
terangkut lainnya. Kalaupun daun memproduksi lemak dan minyak namun
pemindahannya ke buah tidak dapat melalui floem dan xilem karena tidak larut
dalam air. Secara kimiawi, senyawa lemak serupa dengan senyawa minyak. Keduanya
terdiri dari asam lemak berantai panjang yang teresterifikasi oleh gugus
karboksil tunggalnya menjadi hiroksil dari alkohol tiga karbon gliserol. Dengan
tiga molekul asam lemak yang teresterifikasi maka lemak dan minyak sering disebut
trigliserida. Rumus umum lemak ditunjukkan pada Gambar 1. Sifat lemak umumnya
ditentukan oleh jenis asam lemak yang dikandung-nya. Asam-asam lemak yang
membentuk lemak biasanya berbeda, dan kadang dua di antaranya sama. Panjang
rantai ketiga asam lemak hampir selalu sama dengan jumlah atom karbon genap
sebanyak 16 dan 18. Jumlah atom karbon asam lemak biasanya paling rendah 12 dan
paling banyak 20. Beberapa asam lemak termasuk asam lemak tidak jenuh karena
mengandung ikatan rangkap.
Titik leleh lemak dan minyak tergantung
pada jumlah ikatan rangkap yang terkandung dalam tiap asam lemak. Pada setiap
asam lemak minyak terdapat satu sampai tiga ikatan rangkap sehingga minyak
dengan titik leleh yang cukup rendah membuatnya cair pada suhu kamar. Sedangkan
lemak dengan titik leleh yang relatip lebih tinggi pada umumnya berbentuk padat
pada suhu kamar karena memiliki asam lemak jenuh. (Salisbury dan Ross, 1995)
Berbagai jenis asam lemak tumbuhan yang
penting umumnya diperoleh dari biji-bijian antara lain dari biji kapas, jagung,
kacang dan kedelai. Jenis-jenis asam lemak tumbuhan yang lajim ditemukan
diberikan pada Tabel 2. Asam lemak tidak jenuh yang terbanyak di alam ialah
asam oleat dan asam linoleat. Asam lemak jenuh terbanyak adalah asam palmitat,
asam stearat dan asam laurat. Asam lemak jenuh dengan jumlah atom karbon rendah
adalah asam propionat dan asam butyrat. Asam-asam lemak yang diberikan pada
Tabel 2 mencakup asam lemak yang terdapat pada lipid membran tumbuhan dan pada
biji. Jenis asam lemak lainnya yang tidak penting pada lipid membran tumbuhan
dapat ditemukan pada biji-bijian seperti misalnya asam risinoleat pada biji
jarak. (Salisbury dan Ross, 1995)
Asam lemak laurat
Asam laurat atau asam dodekanoat adalah
asam lemak jenuh berantai sedang (middle-chained fatty acid, MCFA) yang
tersusun dari 12 atom C. Sumber utama asam lemak ini adalah minyak kelapa, yang
dapat mengandung 50% asam laurat, serta minyak inti sawit (palm kernel oil).
Sumber lain adalah susu sapi. Asam laurat memiliki titik lebur 44°C dan titik
didih 225°C sehingga pada suhu ruang berwujud padatan berwarna putih, dan mudah
mencair jika dipanaskan. Rumus kimia: CH3(CH2)10COOH,
berat molekul 200,3 g.mol-1. Asam-asam lemak rantai pendek memiliki
kemampuan kelarutan dalam pelarut air, semakin panjang rantai asam-asam lemak
maka kelarutannya dalam air semakin berkurang. Asam kaprilat pada 30 oC
mempunyai nilai kelarutan 1, yang artinya 1 gram asam kaprilat dapat larut
dalam setiap 100 g air pada suhu 30 oC. Sedangkan asam stearat mempunyai
nilai kelarutan sekitar 0,00034 pada suhu 30 oC (Ketaren, 2005). Sifat
kelarutan tersebut digunakan sebagai dasar untuk memisahkan berbagai asam lemak
yang tidak jenuh, yaitu dengan proses kristalisasi.
Sifat fisikokimia asam laurat banyak
dimanfaatkan oleh industri yang menghasilkan produk personal care dan
farmasi, misalnya pada industri shampo. Natrium laurilsulfat adalah turunan
yang paling sering dipakai dalam industri sabun dan shampoo, sedangkan pada
industri kosmetik, asam laurat ini berfungsi sebagai pengental, pelembab dan
pelembut. Asam laurat atau asam lemak berantai menengah berbeda dengan asam
lemak berantai panjang yang memiliki molekul lebih besar. Sifat-sifat
metabolisme asam lemak rantai menengah jauh lebih mudah dicerna dan diserap usus
dan dibawa ke hati untuk diubah menjadi energi. Itu karena asam lemak rantai
menengah memiliki molekul ukuran lebih kecil sehingga cepat menghasilkan energi
untuk tubuh.
Asam laurat banyak terdapat pada minyak
kelapa yang telah dikenal sejak 4000 tahun yang lalu sebagai minyak kesehatan
dalam obat-obatan Ayurvedic. Penelitian terakhir menyebutkan kandungan minyak
dan lemak dalam minyak kelapa, yaitu asam lemak rantai sedang (MCFA) dan
monogliserida dari asam lemak tersebut, memiliki sifat anti mikroba dan mirip
dengan kandungan asam lemak dalam air susu ibu (ASI) (Kabara, 1983; Jensen et
al., 1992; Jensen, 1996; Kolezko et al., 1992). Asam lemak jenuh
pada minyak kelapa didominasi oleh asam lemak laurat yang memiliki rantai
karbon 12, sehingga minyak kelapa sering juga disebut minyak laurat. Asam lemak
jenuh rantai menengah inilah yang membuat minyak kelapa murni bermanfaat bagi
kesehatan. Minyak kelapa berdasarkan kandungan asam lemak digolongkan ke dalam
minyak asam laurat (Ketaren, 2005).
Asam lemak linoleat
Asam linoleat (LA) adalah asam lemak tak jenuh ganda yang
digunakan dalam biosintesis asam arakhidonat (AA) dan dengan demikian beberapa
prostaglandin. Hal ini ditemukan dalam lipid membran sel. Hal ini berlimpah
dalam minyak sayur banyak, terdiri dari lebih dari setengah (berat) benih
poppy, safflower, bunga matahari, dan minyak jagung. Asam linoleat adalah
anggota dari kelompok asam lemak esensial disebut omega-6 asam lemak yang
penting untuk kebutuhan diet semua mamalia. Kelompok lain dari asam lemak
esensial adalah asam lemak omega-3, misalnya Alpha-linolenic acid. Omega-6
gejala defisiensi termasuk rambut kering, rambut rontok, dan penyembuhan luka
yang buruk.
Asam lemak palmitat
Salah satu asam
lemak yang
paling mudah diperoleh adalah asam palmitat atau asam heksadekanoat. Tumbuh-tumbuhan
dari familiPalmaceae,
seperti kelapa (Cocos
nucifera) dan kelapa sawit (Elaeis
guineensis) merupakan sumber utama asam lemak ini. Minyak kelapa bahkan
mengandung hampir semuanya palmitat (92%). Minyak sawit mengandung sekitar 50%
palmitat. Produk hewani juga banyak mengandung asam lemak ini (dari mentega,
keju, susu, dan juga daging). Asam palmitat adalah asam
lemak jenuh yang
tersusun dari 16 atom karbon (CH3(CH2)14COOH).
Pada suhu ruang, asam palmitat berwujud padat berwarna putih. Titik leburnya
63,1 °C. Asam palmitat adalah produk awal dalam proses biosintesis asam
lemak (lihat artikel asam
lemak). Dari asam palmitat, pemanjangan
atau penggandaan ikatan berlangsung lebih lanjut. Dalam industri, asam palmitat
banyak dimanfaatkan dalam bidang kosmetika dan pewarnaan. Dari segi gizi, asam
palmitat merupakan sumber kalori penting namun memiliki daya antioksidasi yang
rendah.
Asam lemak pada tanaman terdapat sangat
bervariasi dengan berbagai gugus asil, epoksi, hidroksi dan grup keton atau
cincin cyclopropen dan cyclopenten. Asam lemak yang memiliki ikatan rangkap
pada rantai hidrokarbonnya memiliki struktur isomer cis dan trans ditunjukkan
pada contoh di bawah ini. Kebanyakan asam lemak
tidak
jenuh memiliki struktur isomer cis yang kurang stabil daripada struktur isomer
trans
yang lebih stabil (Conn, 1987)
2.2 BIOSINTESIS ASAM
LEMAK
Pengubahan karbohidrat menjadi lemak
memerlukan produksi asam lemak dan gliserol sebagai rangka sehingga asam
teresterifikasi. Asam lemak dibentuk oleh kondensasi berganda unit asetat dari
asetil CoA. Sebagian besar reaksi sintetis asam lemak terjadi hanya di
kloroplas daun serta di proplastid biji dan akar. Asam lemak yang disintesis di
kedua organel ini terutama adalah asam palmitat dan asam oleat. Asetil CoA yang
digunakan untuk membentuk lemak di kloroplas sering dihasilkan oleh piruvat
dehidrogenase dengan menggunakan piruvat yang dibentuk pada glikolisis di
sitosol. Sumber lain asetil CoA pada kloroplas beberapa tumbuhan adalah asetat
bebas dari mikotondria. Asetat ini diserap oleh plastid dan diubah menjadi
asetil CoA, untuk digunakan membentuk asam lemak dan lipid lainnya. (Salisbury
dan Ross, 1995)
Pada
reaksi sintesa asam lemak, enzim CoA dan protein pembawa asil (ACP) mempunyai
peranan penting. Enzim-enzim ini berperan membentuk rantai asam lemak dengan
menggabungkan secara bertahap satu gugus asetil turunan dari asetat dalam
bentuk asetil CoA dengan sebanyak n gugus malonil turunan dari malonat dalam
bentuk malonil CoA, seperti ditunjukkan pada reaksi berikut. (Weete,1980)
Sintesa
asam lemak berlangsung bertahap dengan siklus reaksi perpanjangan rantai asam
lemak hingga membentuk rantai komplit C16 dan C18. Tahapan reaksi ini dapat
ditunjukkan dalam bentuk lintasan biosintesis pada Gambar 2.
Bahan utama yang digunakan pada
biosintesis asam lemak adalah senyawa
asetil
CoA dan senyawa malonil CoA. Malonil CoA disintesis dari asetil CoA dengan
penambahan
CO2 oleh asetil CoA karboksilase Reaksi pertama pada biosintesis asam lemak
adalah pemindahan gugus asetil dan gugus malonil dari CoA ke ACP dengan katalis
asetil-CoA; ACP transilase dan malonil-CoA;ACP transilase. Reaksi berikutnya adalah
pengkondensasian gugus malonil membentuk asetoasetil-ACP dengan melepaskan CO2.
Setelah penkondensasian asetil dengan malonil, tahapan selanjutnya terdiri dari
urutan reaksi reduksi dengan katalis 3-ketoasil ACP reduktase, reaksi dehidrasi
dengan katalis 3-hidroksi ACP dehidrase, dan reaksi reduksi dengan katalis
enoil ACP reduktase. Urutan reaksi-reaksi ini merupakan siklus lintasan
pembentukan dan penambahan panjang rantai asam lemak. Hasil sintesa dari urutan
reaksi ini adalah molekul asam lemak yang terikat dengan ACP. Hasil sintesa
awal adalah asam lemak rendah dengan jumlah atom karbon sebanyak 4. Hasil
sintesis ini selanjutnya kembali memasuki siklus ‘kondensasireduksi-
dehidrase-reduksi’ untuk menambah panjang rantai asam lemak dengan 2 atom karbon.
Bila panjang rantai molekul asam lemak hasil sintesis belum cukup, sintesis
lanjut berlangsung kembali melalui siklus yang sama. Hasil sintesis asam lemak
terdapat terikat dengan ACP dan CoA. Kemudian CoA akan terhidrolisis dan keluar
bila asam lemak bergabung dengan gliserol selama pembentukan lemak atau lipid
membran sebagai berikut .
Pada reaksi pembentukan asam lemak
dibutuhkan banyak energi, di mana dua pasang elektron (2NADPH) dan satu ATP
diperlukan untuk tiap gugus asetil. Kebutuhan energi ini di daun dapat tersedia
dari fotosintesis yang menyediakan sebagian besar NADPH dan ATP sehingga
pembentukan asam lemak pada keadaan terang dapat berlangsung lebih cepat
daripada pembentukan pada keadaan gelap. Pada tempat gelap di proplastid biji
dan akar, NADPH dapat tersedia dari lintasan respirasi pentosa fosfat, dan ATP
dari glikolisis piruvat yang merupakan senyawa asal dari asetil CoA. Lintasan
pembentukan asam lemak dari piruvat melalui tahapan pembentukan asetil CoA dan
malonil CoA pada plastid disajikan pada Gambar 3. Sebagian besar asam lemak
terbentuk di ER walaupun asam oleat dan asam palmitat dibentuk di plastid. Asam
lemak yang disintesis di proplastid biji dan akar terutama adalah asam palmitat
dan asam oleat. Pada biji, asam lemak yang diproduksi dapat langsung
diesterifikasi dengan gliserol membentuk oleosom. Kemungkinan lainnya ialah
asam lemak diangkut balik ke proplastid untuk membentuk oleosom. Asam lemak
dapat diubah menjadi fosfolipid di ER semua sel sebagai bahan untuk pertumbuhan
membran ER dan membran sel lainnya. Di ER pada daun, asam linoleat dan asam
linolenat yang disintesis kemudian diangkut dari ER ke kloroplas dan ditimbun
sebagai lipid di membran tilakoid. Pada berbagai tumbuhan, timbunan lemak
terdapat beragam sesuai dengan lingkungannya, terutama dengan suhu sebagai
faktor pengendali utama. Pada suhu rendah, asam lemak cenderung lebih tidak
jenuh dibandingkan pada suhu tinggi sehingga membran lebih cair dan membentuk
oleosom. Kecenderungan ini dapat dijelaskan dengan peningkatan kelarutan
oksigen di air sejalan dengan turunnya suhu. Hal ini akan menyediakan O2 sebagai
penerima esensial atom hidrogen bagi proses ketidakjenuhan di ER sehingga
menyebabkan lebih banyak asam lemak tidak jenuh.
2.3 OKSIDASI ASAM
LEMAK
Pada tahun 1904, Franz Knoop menerangkan bahwa asam lemak itu
dipecah melalui oksidasi pada karbon –β. Kemudian padatahun 1949 Eugene Kennedy
dan Lehninger menerangkan bahwa terjadinya oksidasi asam lemak di mitokondria.
Di mana
asam lemak sebelum memasuki mitokondria mengalami aktivasi . adenosine
trifosfat ( ATP ) memacu pembentukan ikatan tioester antara gugus karboksil
asam lemak dengan gugus sulfhidril pada KoA. Reaksi pengaktifan iniberlangsung
di luar mitokondria dan dikatalisis oleh enzim asil KoA sintetase ( tiokinase
asam lemak )
Paul Berg membuktikan bahwa aktivasi asam lemak terjadi dalam dua
tahap.Pertama, asam lemak bereaksi dengan ATP membentuk asil adenilat. Dalam
bentuk anhidra campuran ini, gugus karboksilat asam lemak diikatkan dengan
gugus fosforil AMP. Dua gugus fosforil lainnya dari ATP dibebaskan sebagai
pirofosfat. Gugus sulfhidril dari KoA kemudian bereaksi dengan asila adenilat
yang berikatan kuat dengan enzim membentuk asil KoA dan AMP
Asam lemak diaktifkan di
luar membran mitokondria, proses oksidasi terjadi di dalam matriks mitokondria.
Molekul asil KoA rantai panjang tidak dapat melintasi membran mitokondria,
sehingga diperlukan suatu mekanisme transport khusus.Asam lemak rantai panjang
aktif melintasi membran dalam mitokondria dengan cara mengkonjugasinya dengan
karnitin, suatu senyawa yang terbentuk dari lisin.Gugus asil dipindahkan dari
atom sulfur pada KoA ke gugus hidroksil pada karnitin dan membentuk asil
karnitin. Reaksi ini dikatalisis oleh karnitin transferase I, yang terikat
pada membran di luar mitokondria.
pada membran di luar mitokondria.
Selanjtunya, asil karnitin
melintasi membran dalam mitokondria oleh suatu translokase. Gugus asil
dipindahkan lagi ke KoA pada sisi matriks dari membran yang dikatalisis oleh
karnitin asil transferase II. Akhirnya karnitin dikembalikan ke sisi sitosol
oleh translokase menggantikan masuknya asil karnitin yang masuk.Molekul asil
KoA dari sedang dan rantai pendek dapat menembus mitokondria tanpa adanya
karnitin. Kelainan pada transferase atau translokase atau defisiensi karnitin
dapat menyebabkan gangguan oksidasi asam lemak rantai panjang, Kelainan
tersebut diatas ditemukan pada kembar identik yang menderita kejang otot
disertai rasa nyeri yang dialami sejak masa kanak-kanak.. Rasa nyeri diperberat
oleh puasa, latihan fisik, atau diet tinggi lemak; oksidasi asam lemak adalah
proses penghasil energi utama pada ketiga keadaan tersebut. Enzim glikolisis
dan glikogenolisis dalam keadaan normal.
Asetil KoA, NADH dan FADH2 terbentuk pada setiap satu kali
oksidasi.
Asil KoA jenuh dipecah
melalui urutan empat reaksi yang berulang yaitu : oksidasi oleh flavin adenin
dinukleotida ( FAD ), hidrasi oleh NAD dan tiolisis oleh KoA. Rantai asil
diperpendek dengan dua atom karbon sebagai hasil dari keepat reaksi tadi dan
terjadi pembentukan FADH2, NADH dan asetil KoA.
Reaksi pertama pada tiap
daur pemecahan adalah oksidasi asil KoA oleh asil KoA dehidrogenase yang
menghasilkan satu enoil KoA denganikatan rangkap trans antara C – 2 dan C – 3.
Asil KoA + E – FAD → trans -
Δ² - Enoil KoA + E – FADH2
Langkah selanjutnya adalah hidrasi ikatan ganda antara C- 2 dan C
– 3 oleh enoil KoA hidratase.
Trans - Δ² - Enoil KoA + H2O ↔ L-
3 – hydroksiasil KoA.
Hidrasi enoil KoA membuka jalan bagi reaksi oksidasi kedua, yang
mengubah gugus hidroksil pada C – 3 menjadi gugus keto dan menghasilkan NADH.
Oksidai ini dikatalisis oleh L – 3 – hidroksiasil KoA dehidrogenase .
L – 3 – hidroksiasil KoA + NAD ↔ 3 – ketoasil KoA + NADH + H+
Langkah akhir adalah pemecahan 3 – ketoasil KoA oleh gugus tiol
dari molrkul KoA lain, yang akan menghasilkan asetil KoA dan suatu asil KoA
rantai karbonnya dua atom karbon lebih pendek. Reaksi ini dikatalisis oleh β –
ketotiolase.
3- ketoasil KoA + HS – KoA ↔ asetil KoA + asil KoA.
(karbon- karbon n ) ( karbon- karbon n-2 ).
Asil KoA yang memendek
selanjutnya mengalami daur oksidasi berikutnya, yang diawali dengan reaksi yang
dikatalisis oleh asil KoA dehidrogenase. Rantai asam lemak yang mengandung 12
sampai 18 karbon dioksidasi oleh asil KoA dehidrogenase rantai panjang. Asil
KoA dehidrogenase untuk rantai sedang mengoksidasi ranta asam lemak yang
memiliki 14 sampai 4 karbon, sedangkan asil KoA dehidrogenase untuk rantai
pendek hanya bekerja pada rantai 4 dan 6 karbon. Sebaliknya, β – ketotiolase,
hidroksiasil dehidrogenase, dan enoil KoA hidratase memiliki spesifitas yang
luas berkenaan dengan panjangnya gugus asil.
Oksidasi sempurna asam palmitat
Kita dapat menghitung energi
yang dihasilkan dari oksidasi suatu asam lemak. Pada tiap daur reaksi, asil KoA
diperpendek dua karbon dan satu FADH2, NADH dan asetil KoA terbentuk.
Cn – asil
KoA + FAD + NAD + H2O + KoA → Cn-2 – asil KoA + FADH2 + NADH
+ asetil KoA + H
Pemecahan
palmitoil KoA ( C16 – asil KoA ) memerlukan tujuh daur reaksi. Pada daur
ketujuh, C4
– ketoasil KoA mengalami tiolisis menjadi dua molekul asetil KoA.
Dengan demikian stoikiometri oksidasi palmitoil KoA menjadi.
Palmitoil KoA + 7 FAD + 7 NAD +7 KoA + & H2O→
8 asetil KoA + 7 FADH2 + 7 NADH + 7 H
Dua setengah ATP akan terbentuk per NADH yang dioksidasi pada
rantai pernafasan, sedangkan 1,5 ATP akan terbentuk untuk tiap FADH2. Jika
diingat bahwa oksidasi asetil KoA oleh daur asam sitrat menghasilkan 10 ATP,
maka jumlah ATP yang terbentuk pad oksidasi palmitoil KoA adalah 10,5 dari 7
FADH2,
17,5 dari 7 NADH dan 80 dari 8 molekul asetil KoA, sehingga jumlah
keseluruhannya adalah 108. Dua ikatan fosfat energi tinggi dipakai untuk
mengaktifkan palmitat, saat ATP terpecah menjadi AMP dan 2 Pi. Jadi
oksidasi sempurna satu molekul asam palmitat menghasilkan 106 ATP.
Oksidasi asam lemak tak jenuh
Oksidasi asam lemak tak
jenuh reaksinya sama seperti reaksi oksidasi asam lemak jenuh. Hanya diperlukan
tambahan dua enzim lagi yaitu isomerase dan reduktase untuk memecah asam-asam
lemak tak jenuh..
Oksidasi
asam palmitoleat atau asam lemak C16 yang memiliki ikatan rangkap
antara C- 9 dan C –10 ini diaktifkan dan diangkut melintasi membran dalam
mitokondria dengan cara yang sama dengan asam lemak jenuh. Selanjutnya
palmitoleil KoA mengalami tiga kali pemecahan dengan enzim-enzim yang sama
seperti oksidasi asam lemak jenuh. Enoil KoA – sis - Δ³ yang terbentuk pada
ketiga kali jalur oksidasi bukanlah substrat bagi asil KoA dehidrogenase.
Adanya ikatan rangkap antara C-3 dan C-4 menghalangi pembentukan ikatan rangkap
lainnya antar C – 2 dan C – 3. Kendala ini dapat diatasi oleh suatu reaksi yang
mengubah posisi dan konfigurasi dari ikatan rangkap sis - Δ³. Suatu isomerase
mengubah ikatan rangkap ini menjadi ikatan rangkap trans - Δ². Reaksi- reaksi
berikutnya mengikuti reaksi oksidasi asam lemak jenuh saat enoil KoA – trans -
Δ² merupakan substrat yang reguler.
Satu enzim tambahan lagi
diperlukan untuk oksidasi asam lemak tak jenuh jamak .Misalnya asam lemak tak
jenuh jamak C18
yaitu linoleat , dengan ikatan rangkap sis - Δ9 dan sis Δ12.
Ikatan rangkap sis - Δ³ yang terbentuk setelah tiga daur oksidasi – β, diubah
menjadi ikatan rangkap trans - Δ² oleh isomerase tersebut di atas, seperti pada
oksidasi palmitoleat . Ikatan rangkap sis - Δ¹² - linoleat menghadapi masalah
baru. Asil KoA yang dihasilkan oleh empat daur oksidasi β mengandung ikatan
rangkap rangkap sis - Δ4. dehidrogenase pada spesies ini oleh asil Koa
dehidrogenase menghasilkan zat antara 2,4 – dienoil yang bukan substrat bagi
enzim berikutnya pada jalur oksidasi β. Kendala ini dapat diatasi oleh 2,4 -
dienoil – KoA reduktase, suatu enzim yang menggunakan NADH untuk mereduksi zat
antara 2,4 – dienoil menjadi enoil KoA – sis - Δ³. Isomerase tersebut di atas
kemudian mengubah enoil KoA – sis -Δ³ menjadi bentuk trans, suatu zat antara
yang lazim pada oksidasi – β.Jadi ikatan rangkap yang letaknya pada atom C
nomer ganjil ditangani oleh isomerase dan ikatan rangkap yang terletak pada
atom C nomor genap ditangani oleh reduktase dan isomerase.
Oksidasi asam lemak dengan nomor atom karbon ganjil.
Asam lemak yang memiliki
jumlah karbon ganjil merupakan spesies jarang. Asam lemak ini dioksidasi dengan
cara yang samaseperti oksidasi asam lemak dengan jumlah atom karbon genap,
kecuali pada daur akhir degradasi akan terbentuk propionil KoA dan asetil KoA,
bukan dua molekul asetil KoA. Unit – tiga karbon aktif pada propionil KoA
memasuki daur asam sitrat setelah diubah menjadi suksinil KoA.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Asam lemak dalam bentuk lemak dan minyak
sebagai senyawa trigliserida umumnya terdapat pada biji-bijian. Lemak dan
minyak yang tergolong lipida terdapat sebagai tumpukan bahan cadangan dan
sumber energi.
2. Asam lemak atau minyak diproduksi pada daun.
Namun minyak dan lemak pada biji-bijian diproduksi dengan biosintesis in situ
karena lemak dan minyak yang tidak larut dalam air tidak dapat diangkut ke
bagian-bagian lain tanaman melalui floem dan xylem.
3. Pada biji-bijian, lemak diproduksi dari asetil
CoA dalam proplastid. Energi yang diperlukan untuk sintesis asam lemak yaitu
elektron NADPH tersedia dari lintasan respirasi pentosa fosfat, dan ATP dari
glikolisis piruvat.
4. Sintesis asam lemak dari malonil ACP
yang ditransfer dari malonil CoA hasil sintesis dari asetil CoA, berlangsung
melalui pengulangan siklus pembentukan rantai asam lemak hingga memiliki jumlah
atom karbon yang lengkap. Asam lemak yang diproduksi dapat langsung
diesterifikasi dengan gliserol untuk membentuk oleosom.
5.
Proses oksidasi asam lemak merupakan proses yang terjadi di
mitokondria di mana terjadi pada atom karbon beta sehingga disebut beta
oksidasi.Setiap kali oksidasi menghasilkan asetil KoA, NADH dan FADH2.
DAFTAR
PUSTAKA
Champe P C PhD , Harvey R A PhD. Lippincott’s Illustrated Reviews:
Biochemistry 2nd .1994 , page 171 – 186.
Conn,
E.E. et al. 1987. Outlines of Biochemistry 5/E. John Wiley and Sons Inc.
New York, pp. 413-455
Estiti,
B.H. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Penerbit ITB Bandung, hal. 247-255
Lakitan,
B. 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT Rajagrafindo Persada.
Jakarta, hal 24.
Lehninger,
A.L. 1993. Dasar-Dasar Biokimia. Jilid 2. Terjemahan dari Principles of
Biochemistry oleh Thenawijaya, M.
IPB. Bogor. Erlangga. Jakarta, hal. 277-
307
Murray R K, et al. Harper’s Biochemistry 25th ed.
Appleton & Lange. America 2000 : Stryer L .1995. Biochemistry 4th ,
page 603 – 623 .
Salisbury,
F.B. dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Terjemahan dari
Plant Physiology oleh D.R Lukman
dan Sumaryono, Penerbit ITB Bandung,
hal.
133-139
Sheeler,
P. and D.E. Bianchi. 1987. Cell and Molecular Biology. Third Edition.
John
Wiley and Sons Inc. New York, pp. 139-140
Taiz,
L. and E. Zeiger. 1991. Plant Physiology. The Benjamin/Cummings
Publishing
Co. California, pp. 284-290
Weete,
J.D. 1980. Lipid Biochemistry. Prenum Press New York, pp. 1-129
4 komentar:
bagus sekali blognya,penjelasannya hampir sama dengan apa yg saya dapat dari penjelasan dosen saya, tapi saya tidak dapat melihat gambar yang ada. sukses selalu yahh
Btw gambar nya kok ga ada si
hallo. sebelumnya terima kasih atas penjelasannya, namun gambar yang ada tidak dapat dibuka, apakah bisa di upload ulang? terima kasih
Terima kasih, sangat membantu
Posting Komentar