BIOGRAFI ATAU PERJALANAN HIDUP SAYA


Aku lahir kedunia ini dalam keadaan yang lemah. Tubuhku seakan tak berdaya menghadapi dunia ini. Tapi itulah kenyataan dunia yang mau tak mau harus kuhadapi. Aku diadzankan oleh ayahku.

            Kembali pada dimensi sebelumnya lagi bahwa aku hidup di dunia ini dalam kandungan ibuku selama sembilan bulan sembilan hari. Aku mendapat asupan gizi yang cukup baik selama tinggal di dalam janin ibuku. Tapi aku pernah mendapat musibah yang cukup menakutkan. Aku terkena minyak goreng panas ketika aku masih dalam kandungan.
           
            Ibuku takut terjadi sesuatu terhadapku. Tapi ternyata tuhan berkehendak lain. Aku sangat bersyukur sekali bahwa aku selamat. Aku dilahirkan di rumah embahku. Aku pun mulai menatap dunia yang fana ini.

            Aku diberi nama Luqman. Sungguh bagus nama itu. Karena terdapat dalam Alquran. Akupun sangat bersyukur.

            Akupun mulai berusaha untuk berjalan. Di mulai dari merangkak. Dan aku sangat cepat dalam usaha untuk berjalan. Pada usia sebelum setahun aku sudah dapat berjalan. Sunguh pelajaran yang sangat berharga bagiku.

            Pada waktu itu banyak yang memperhatikanku. Dan banyak yang berharap kepadaku karena aku adalah cucu tertua. Oleh karena itu aku merupakan harapan utama dari seluruh anggota keluarga. Akupun mendapat amanah yang cukup berat.

            Pada usia yang cukup muda aku sudah diajarkan berbagai pelajaran yang berharga. Walaupun aku tidak terlalu mengingatnya. Aku pernah tinggal di kampung yang bernama Sungai Tekong. Di sana aku mendapat perlakuan yang cukup istimewa.

            Mamaku mendapat panggilan dari embahku yang mengharapkan agar aku kembali ke rumah beliau. Embahku mengharapkan aku kembali menetap di sana. Beliau juga mengharapkan agar aku mendapatkan pelayanan yang terbaik. Sungguh saat itu aku mendapat perlakuan yang istimewa.

            Akhirnya akupun kembali ke rumah embahku. Di sana aku langsung ditanyakan keadaannya apakah aku mendapatkan pelayanan yang cukup baik selama di sana. Akupun lalu di pesan agar jangan pergi kemana – mana lagi. Padahal aku pada waktu itu hanya menetap sebentar di sana sebagai jalan hanya untuk bersilahturrahmi kepada kelurga dari ibuku.

            Aku mulai beranjak mulai untuk sekolah. Pada saat umurku genap lima tahun. Aku disekolahkan di Taman Kanak – Kanak Permatasari yang beralamat di Jalan Penjara. Pada saat itu salah satu guru TKnya adalah tanteku.

            Aku bersekolah di sana. Aku bersekolah di sana suka menangis. Aku ketakutan di sana. Mungkin karena malu. Dan mungkin karena baru pertama kalinya.
           
Pada saat mulai sekolah, aku hanya terdiam. Tapi aku dihibur oleh guru – guru di sana. Kepala sekolah pada waktu itu adalah Ibu Habibah. Akupun sering bertemu beliau sampai saat ini.

            Kembali ke cerita sebelumnya bahwa aku sebenarnya tidak dapat bersekolah TK. Tapi karena keluarga yang sangat menyayangiku mereka mau menanggung seluruh biayaku. Padahal orang tuaku hanya seorang guru PNS yang pada saat itu masih belum terlalu diperhatikan pemerintah saat itu. Ibuku hanya seorang ibu rumah tangga.

            Pada saat pertengahan pembelajaran pun aku ikut pindah bersama orang tuaku di rumah kontrakan. Aku masih ingat bahwa kehidupan aku sungguh sangat susah. Sampai saja untuk buang air besar aku tampung di kantung plastik. Untuk makan saja aku sudah sangat beruntung.

            Yang penting aku dapat hidup pada waktu itu. Aku hanya dapat berharap dari bantuan orang – orang terdekat. Akupun tetap bersekolah pada waktu itu. Aku pada waktu itu sangat penakut. Dan aku bersama teman – teman TKku pada waktu itu membuat semacam geng. Dan akupun mendapat bos yang tangguh.

            Bosku yang paling terkuat pada waktu itu. Dia memiliki badan yang sangat besar dan gemuk. Teman – temanku takut padanya. Akupun mendapat perlindungan darinya.

            Akupun pernah mengingat peristiwa yang menurut aku cukup bodoh aku lakukan. Aku mendapat semacam pemeriksaan cacingan. Caranya adalah dengan meneliti feses yang dikeluarkan. Tapi pada saat itu aku langsung membuang feses ke lubang kakus tanpa menyisakan sehingga ibuku tidak dapat mengambil fesesku. Akupun mulai berpikir bagaimana mau diteliti sedangkan fesesnya sudah terkubur dalam jamban.

            Pada saat akhir atau perpisahan saat TK ada semacam perlombaan antar TK se kota Pontianak yaitu lomba jalan. Akupun tak terlalu mengingatnya. Tapi yang kuingat satu hal bahwa pada lomba itu kita mencoba rintangan ombak air. Akupun tak mengikutinya karena takut.

            Dan pada akhirnya TKku mendapatkan juara bahkan salah satu teman saya yang cewek mendapat juara satu lomba lukis. Sekarang aku tak tahu kemana teman – temanku. Yang pastinya aku sangat merindukan dan berharap bertemu mereka semua.

            Lalu orang tuaku pun membangun rumah yang saya tempati sampai saat ini. Rumah ini juga hasil bantuan dan dukungan dari anggota keluarga yang lain. Cukup sederhana akan tetapi sangat berarti buatku. Aku sangat bersyukur mendapatkan rumah.

Selanjutnya akupun disekolahkan SD di SD Negeri 18 Pontianak oleh ayahku. Sama seperti kasusnya pada saat bersekolah TK, di sana aku menangis. Akupun mendapatkan teman – teman baru. Di sana aku mendapat arahan yang cukup baik dari guru – guruku. Dan pada saat itu aku adalah anak yang sangat pendiam.

            Setiap malam aku diajarkan oleh ayahku dengan sangat disiplin. Aku tidak boleh tiidur sebelum mengerjakan PR. Sampai akupun menangis. Tapi hasilnya sepadan bahwa aku bisa membaca lancar pada saat kelas satu. Sampai – sampai tetangga yang sudah kelas tiga memintaku untuk mengajarkannya membaca.

            Akupun mendapat pengalaman yang sangat kuingat bahwa aku pernah kecelakaan pada saat kelas satu. Aku diantar oleh ayahku pada saat itu. Pada saat selesai bersalaman aku langsung menyebrang tanpa melihat kanan kiri. Akupun tertabrak, banyak teman dan kakak kelas yang melihatku pada saat itu. Akupun malu saat itu.

            Guru – guruku melihatku dan menasehatiku. Untung saja yang menabrakku adalah teman dekat ayahku yang juga sedang mengantar anaknya. Akupun di bawa ke Puskesmas Pal Tiga. Di sana aku mendapat perawatan yang cukup baik.

            Pada saat yang berdekatan saat itu ayahku meninggal dunia. Hatiku sangat pedih saat itu. Karena tidak ada yang mengajarkan kedisiplinan kepadaku setiap sebagian besar waktuku. Akupun menjadi anak yatim.

            Akupun tetap menatap masa depan. Akupun menginjak kelas dua. Pada saat itu aku membuktikannya dengan mendapat piagam penghargaan dari Kepala Sekolah yang akan digantikan saat itu dan menunjukku sebagai siswa dengan prestasi terbaik. Selain itupun aku mengikuti TPA di depan rumahku. Tepat di depan rumahku adalah surau.

            Di sana aku belajar ilmu agama. Pertama – tama aku belajar buku iqra terlebih dahulu. Aku pernah mengulang pada iqra keempat karena bacaanku yang kurang baik. Pada saat itu juga aku sudah diajarkan kitab kuning, shorof, nahwu dan bahasa arab. Maka tak heranlah jikalau nilai agamaku di rapor selalu memuaskan.

            Pada saat TPA itulah aku menemukan cinta pertamaku padahal saat itu aku masih kelas tiga SD. Anak itu bernama Uswatun Hasanah. Aku menyukainya karena ia berbeda dengan yang lainnya. Ceritanya begini, pada saat itu sedang tidak ada guru.

            Kamipun ribut dan ada teman – temanku yang menggangguku. Pada saat klimaks, aku pun marah. Akupun berkata “dog” kepada temanku. Dan aku melihat ke belakang ternyata mereka lari menjauhiku dan si dia ada dbelakangku. Dia tidak marah tapi ia membalas dengan senyumannya.

            Akupun terdiam dan malu. Ternyata aku belum bisa lebih bersikap sabar dan tenang. Di sini akupun mendapatkan banyak pembelajaran dan akhirnya menjadi senior. Akupun di beri tugas untuk mengajarkannya kepada adik – adik angkatanku. Aku sangat bersyukur bahwa aku memiliki teman – teman yang dapat selalu mengingatkanku.

            Kembali ke SDku, pada saat kelas tiga, aku mendapat juara tiga dan guruku memujiku cuman aku ingat bahwa pada saat itu sangat malas. Bahkan di depan guru aku sengaja tidur sampai guruku pun menggendongku. Malahan aku berliur. Malu rasanya saat itu.

            Pada saat kelas empat aku tidak mendapatkan juara bahkan aku sering   mendapat nasehat dari wali kelas. Akupun kembali ke jati diriku, pada saat kelas lima aku mendapat juara satu berturut – turut pada cawu pertama sampai ketiga. Aku mendapat pujian. Di saat itupun banyak yang menyukaiku termasuk teman cewekku, bahkan ada yang memberikan cokelat pada saat hari valentine. Dia memasukkan ke tasku tanpa sepengetahuanku.

            Sebelum saya melanjutkannya, saya mau kembali saat saya kelas tiga. Karena pada saat itu saya sedang berulang tahun dan pertama kalinya dirayakan. Saat itu sangat ramai yang hadir bahkan ada yang bersama orang tuanya. Tetapi kebanyakan dari teman TPA karena pada saaat itu libur sekolah dan aku tidak tahu alamat teman – temanku. Aku mendapatkan banyak hadiah.

            Tapi yang paling tidak terlupakan adalah hadiah dari kakak angkatan teman ngajiku. Dia memberi hadiah tersebut dengan tabungannya. Dia meminta maaf kepadaku karena tidak dapat memenuhi undangaku karena orang tuanya tidak mengizinkannya. Akupun tidak enak kepadanya karena sudah mengorbankan uang tabungannya.

            Kembali pada lanjutannya, akupun naik ke kelas enam. Saat itu sedang diadakan lomba. Dan akupun di suruh mengikuti semua lomba. Walaupun aku mendapat  juara tiga. Tapi aku sangat bersyukur sampai adik kelas iri kepadaku. Aku mendapat juara tiga lomba baca puisi, juara dua lomba adzan dan juara satu lomba ngaji. Aku berhasil mendapatkan juara pada semua lomba yang diamanahkan kepadaku.

            Ketika tamat SD tidak ada acara perpisahan cuman pada saat itu aku ingat bahwa aku membeli kartu digimon kepada teman SDku yang cewek. Karena pada saat itu zamannya film kartun tersebut. Dia juga menasehatiku agar jangan suka bermain play station saja. Tapi aku hanya tersenyum.

            Aku sangat menyukai permainan PS bahkan aku sudah dikatakan hantunya PS. Bahkan aku rela tidak jajan hanya demi bermain PS walaupun hanya untuk setengah jam saja. Sampai pernah mamaku menghampiriku di tempat PS. Malu sekali rasanya waktu itu. Tapi aku tidak jera.

            Akupun mulai disekolahkan di jenjang yang lebih tinggi. Akupun disekolahkan di MTs Negeri satu Pontianak. Di sini aku disuruh menetap dirumah embahku karena dekat dengan sekolahnya. Aku tidak percaya diri saat itu.

            Tapi ada yang aku sukai yaitu ada kakak kelas yang mengatur lalu lintas. Akupun lalu mencari tahu bagaimana agar bisa seperti mereka. Ternyata mereka mengikuti organisasi PKS. Bukan salah satu partai, tapi singkatan dari Patroli Keamanan Sekolah.

            Pada saat kelas satu aku minder karena teman – teman satu kelasku rata – rata kaya dan membawa hp. Akupun pada saat itu memiliki kegengsian yang cukup tinggi. Mau dipandang sebagai orang yang mampu. Sampai – sampai ketika aku ada di dekat wc, ada teman cewekku yang berdebat.

            Mereka mau mencari pacar dan mereka menyebut namaku. Mereka mengatakan bahwa aku ganteng, manis, pintar dan yang paling penting kata mereka bahwa aku adalah orang kaya. Akupun terdiam sebentar. Aku berpikir, bisa – bisa aku berbohong dan mendekatiku karena mereka berpikir bahwa aku adalah orang kaya. Jika mereka tahu aku takut mereka tidak mau berteman denganku.

            Sampai akhirnya akupun mencari sahabat. Dan tidak berlangsung lama. Aku mendapat teman yang sangat luar biasa. Dia adalah orang yang tampil apa adanya.

            Dan yang membuat aku tersentak, aku menanyakan cita – citanya. Dia menjawab dengan singkat bahwa dia hanya ingin cukup buat hidup dan membahagiakan orang tuanya. Dia sekarang tetap sahabatku sampai sekarang. Saat ini dia sedang tugas mengajar di Jawa.

            Berlanjut ke dimensi sebelumnya bahwa pada saat aku pertama kali sekolah di MTs aku sangat minder. Akan tetapi karena salah satu sahabat tersebut aku menjadi tenang dan harus lebih bersyukur dengan apa yang ada. Akupun mulai berani untuk ikut organisasi yakni PKS. Di sana aku mendapat pengalaman yang cukup berharga.

            Aku bertemu dengan polisi maupun polwan yang membantuku dalam membimbingku dan juga dalam berlalu lintas. Aku pernah pergi dalam rombongan dalam mengikut lomba d mall matahari. Tapi aku hanya ditugaskan menjaga barang – barang bawaan teman dan senior karena aku tidak masuk seleksi. Sedih rasanya

            Akupun aktif dalam organisasi itu. Setiap hari jumat siang aku rajin untuk mengikuti kegiatan tersebut. Sampai – sampai kulitku yang putih berubah menjadi seperti saudaraku di belahan timur. Tapi tidak apa – apa, yang penting pengalaman besar yang kudapatkan. Dan paling penting adalah aku mendapat banyak teman.

            Hanya itulah organisasi yang pernah kuikuti selama menjadi pelajar MTs. Dalam hal pembelajaran pada saat kelas satu aku sangat lemah, hanya mendapat juara 11. Padahal ketika aku SD aku mendapat juara yang cukup. Mungkin inilah arti dari persangingan.

            Hal itu berlanjut sampai ke kelas dua. Aku sangat merosot dan kurang diperhitungkan teman – teman. Mungkin itu karena kebiasaanku yang suka main ps. Sampai tidak ada hari tanpa main ps.

            Tapi tidak untuk kelas 3, karena pada saat itu aku sangat mengagumi salah satu temanku. Dia kusangat kagumi karena dia mendapat juara 1 umum padahal dia suka baca komik. Hampir tiap hari kulihat baca komik. Akhirnya akupun mencoba untuk membaca komik.

            Ternyata daya khayalku bertambah. Selain itu aku juga suka membaca walaupun tidak serajin ketika SD. Dan akupun juga tahu memanfaatkan waktu dimana aku bermain PS. Sudah banyak buku yang kubaca seperti naruto, one piece, rave, detektif conan, gash bell dsb.

            Itu terbukti ketika kuberanjak ke kelas tiga, aku berhasil mendapat juara 4 pada semester 1. Dan aku bercita – cita untuk mengalahkan orang yang kukagumi. Aku mancoba untuk aktif dan tidak malu seperti dia yang selalu menang dalam perlombaan baca puisi.

            Namun selain itu juga ada orang yang kukagumi pada temanku yang lainnya masalahnya dia berhasil menjuarai lomba mtq, lomba adzan dan lomba keagamaan lainnya seperti nasyid dll. Akupun selalu berdoa agar bisa ikut lomba selain juga aktif di kelas agar guru agama banyak merekomendasikan aku.

            Ternyata Allah mendengar do’aku ketika selesai mengikuti ujian akhir. Aku di panggil untuk mengikuti lomba LCC agama se – ptk yang diadakan remaja Masjid Sirajul Islam Pontianak. Dan dari sekolahku mengirimkan 3 utusan. Satu kelompok terdiri dari 3 orang. Aku satu kelompok dengan 2 adik kelasku yang mendapat juara 1 umum masing di kelas 1 dan 2.

            Dan yang membuat aku bersyukur adalah kelompokku berhasil mendapatkan juara satu. Dan yang paling membanggakan adalah seluruh utusan dari sekolahku berhasil mendapat juara satu, dua dan tiga. Tidak menyangka kami mendapat semua piala. Akupun pulang dengan wajah berseri – seri.

            Kembali pada sekolahku, pada saat terakhir aku lulus dengan hasil yang cukup memuaskan terutama nilai agamaku. Dan yang paling kusyukuri adalah aku berhasil mendapat juara tiga dan nilaiku sama dengan orang yang kukagumi. Sungguh pencapaian yang cukup memuaskan.

            Akupun selanjutnya di suruh menentukan sendiri sekolah untuk SMAku. Keluarga memberikan pilihan antara SMA 1 atau SMA 3. Akupun mencari info kemana orang yang kukagumi melanjutkan jenjang pendidikannya. Ternyata dia memilih di SMA 3. Akupun bersekolah di sana karena aku tetap menganggapnya sebagai rivalku.

            Apalagi disana kepala sekolahnya adalah teman salah satu omku. Hasil pertama cukup membanggakan. Aku berhasil mendapat juara 5 padahal di sana terdapat berbagai anak yang sangat pintar terutama yang berasal dari SMP 1, SMP 3 dan SMP 10. Tapi aku bisa ikut bersaing walaupun tidak 3 besar. Akan tetapi pada semester 2 aku tidak bersemangat karena aku mendapat musibah. Aku bermusuhan dengan salah satu guruku, aku tidak tahu apakah aku yang salah atau beliau.

            Akupun banyak dinasehati, rata – rata guru ingin aku kembali aktif seperti dulu. Masalah itu yang membuat aku ingin pindah ke SMA 1. Sampai – sampai semua keluarga berkumpul dan aku memutuskan masih tetap bertahan walaupun kurang bersemangat. Mereka memaklumi dan mendukungku karena menurut mereka semua akulah yang benar.

            Akupun akhirnya untuk melupakan itu semua aku mulai aktif ikut berbagai organisai. Bahkan mungkin akulah yang  terajin karena saking banyaknya organisasi yang kuikuti. Aku mengikuti rohis, pmr, osis, volley. Serta aktif juga dengan kegiatan luar sekolah seperti LPSI-LSK dan pernah menjadi panitia PANJI se – Pontianak. Aku juga aktif dalam organisasi.

            Pernah menjadi ketua panitia akan tetapi gagal karena aku baru di tunjuk dan hampir menyalahkan semua panitia yang lain dalama forum rapat. Maklum tidak pernah jadi panitia dalam satu acara. Selain itu aku juga yang menghubungi pengurus masjid, menghubungi penceramah, membeli konsumsi. Tidak melakukan kerja secara professional.

            Yang paling memalukan adalah ternyata masjid yang di boking di pakai sama MTs 1. Akupun malu pada kepala sekolah karena menunggu di luar, menunggu acara maulid di dalam selesai. Pingin rasanya kutidur saat itu dan melepas nametag panitia.

            Dan yang paling kusuka adalah aku menjadi kakak terkiler pada saat pelatihan pengurus OSIS. Bahkan teman – teman sampai takut padaku. Padahal dalam hatiku tertawa. Aku mencoba untuk bekerja secara professioanal.

            Aku ditunjuk menjadi sekbid pendidikan di OSIS pada saat kelas sepuluh. Akan tetapi menolaknya karena aku sudah mengatakan bahwa aku akan pindah sekolah. Rugi sekali rasanya pada waktu itu.

            Pada saat kelas dua aku coba tampil berani mencalonkan diri sebagai ketua osis. Akan tetapi aku hanya masuk lima besar. Aku gagal pada tes terakhir karena aku malu sebagai anggota rohis tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan. Mereka bertanya jika dalam kebakaran apakah yang akan saya ambil terlebih dahulu. Aku menjawab air.

            Mereka agak tersenyum, dan mengatakan ini adalah suatu benda. Akupun menjawab surat – surat berharga. Mereka memandangku sinis dan mengatakan bahwa yang benar adalah Alquran. Akupun malu sekali dan membuat aku down untuk menjawab pertanyaan berikutnya.

            Akhirnya akupun gagal dan aku hanya diamanahkan sebagai sekbid kerohanian tapi aku menolak karena aku malu dan aku mau lebih fokus pada rohis. Dalam hal pendidikan aku sangat kalah. Mungkin karena kesibukanku dan pada saat kelas x selama 6 bulan aku menetap di walisongo. Di sana aku mengikuti kegiatan pada malam hari dan siang hari. Makanya aku kurang bisa membagi waktu.

            Akupun bercita – cita ingin mengharumkan sekolahku. Aku agak kesal dengan pengurus rohis dan alumninya yang tidak pernah mendaftakan aku pada perlombaan. Padahal aku sangat ingin sekali mengikutinya. Akupun terus meminta, akan tetapi selalu orang lain yang diamanahkan. Sampai mengikuti ujian akhirpun tidak ada yang memanggilku. Akupun kembali berdoa dan ternyata ketika habis acara perpisahan. Aku dipanggil pengurus yang merupakan adik kelasku.

            Akupun dengan senang hati menerimanya. Walaupun hanya juara tiga tapi kami sangat bersyukur. Kami mengikuti lomba yang diadakan oleh fakultas kehutanan untan.

            Pada saat temanku sudah sibuk menyiapkan kuliah aku hanya terpaku. Aku lulus tes di Universitas swasta terbaik se – nasional. Para omku sangat mendukungku tapi tidak untuk tanteku. Mereka takut aku terlantar di sana. Padahal aku lulus dalam bidang yang sangat kugemari dan baru ada yakni mikrobiologi dan bioteknologi. Tapi karena swasta mereka tak berani menjaminnya. Pengalaman yang paling terlupakan adalah aku diamanahkan oleh guru agamaku untuk mengajar adik kelas belajar tajwid dan muridku ternyata sangat ramai berjumlah 40 orang dan cewek semua. Dan ternyata mereka tak melupakanku sebagai gurunya, karena masih berhubungan lewat facebook.

            Akupun menganggur, hidupku hanya dihabiskan untuk makan dan tidur. Akupun minta dicarikan pekerjaan. Sampai suatu saat om memanggilku dan mengamanahkanku untuk menjadi kepala TU di suatu yayasan. Akupun menerimanya, walaupun tidak mendapat gaji yang banyak tapi aku cukup senang karena aku mendapat banyak pengalaman. Dari situlah aku mendapat banyak teman dan partner. Melihat kerjaku akhirnya akupun mendapat banyak amanah yaitu sebagai bendahara MIS Nurul Islam sungai raya, bendahara aliyah MAS Walisongo, anggota pengurus LPA Kalbar, pengurus TIDAR Kalbar bidang kerohanian dan juga sebagai kesekretariatan Partai GERINDRA Kalbar.

            Selain itu pengalaman yang cukup berharga adalah aku diamanahkan untuk mengikuti pelatihan database yayasan di hotel Kapuas selama 3 hari. Baru pertama kali aku tinggal di hotel yang semegah itu secara gratis lagi dan aku merupakan yang termuda. Semuanya adalah bapak – bapak dan ibu – ibu dan aku sangat bangga sekali ketika mereka memberikan tepuk tangan kepadaku tentang saranku kepada Departemen Sosial pusat.

            Aku sangat mensyukuri semua itu akan tetapi yang pastinya aku tidak mau sombong dan melupakan semua temanku. Aku suka bermain sama semua teman kecuali pada teman yang sombong baik kepadaku atau kepada temanku yang lainnya agar dia menyadari apa arti sebuah persahabatan. Dan ternyata aku masuk ke MIPA biologi UNTAN sekarang melalui tes SNMPTN. Dan aku berharap dapat mempersembahkan yang terbaik kepada universitas ini seperti sekolah – sekolahku sebelumnya.