LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN SISTEMATIKA HEWAN (PRAKLAP SISWAN)

Isi laporan
1.    Sistematika dan deskripsi hewan (morfologi dan anatomi)
Filum         : Echinodermata
Sub-filum     : Echinozoa
Kelas         : Holothurotacea
Sub-kelas     : Aspidochirotacea
Ordo         : Aspidochirotda
Famili         : Holothurlidae
Genus        : Holothuria
Spesies    : Holothuria sp.
Teripang adalah salah satu anggota hewan berkulit duri (Echinodermata). Namun demikian, tidak semua jenis teripang mempunyai duri pada kulitnya. Ada beberapa jenis teripang yang tidak berduri. Duri-duri pada teripang tersebut sebenamya merupakan rangka atau skelet yang tersusun dari zat kapur dan terdapat di dalam kulitnya. Rangka dari zat kapur itu tidak dapat dilihat dengan mata biasa karena sangat kecil, sehingga perlu menggunakan mikroskop. Di dalam filum Echinodermata ini, termasuk pula bangsa bintang laut (Asterioidea) dan bulu babi (Echinoidea). Di antara empat famili teripang, hanya famili Holothurildae yang dapat dimakan dan bernilai ekonomis.
Tubuh teripang lunak, berdaging, dan bentuknya silindris memanjang seperti buah ketimun. Itulah sebabnya hewan ini dinamakan ketimun laut. Gerakannya sangat lamban sehingga hampir seluruh hidupnya berada di dasar laut. Wamanya bermacam-macam dari hitam, abu-abu, kecokelat-cokelatan, kemerah-merahan, kekuning-kuningan, sampai. putih.
Ukuran tubuh teripang berbeda-beda untuk setiap jenisnya. Misalnya jenis Holothuria atra dapat mencapai panjang 60 cm dan berat 2 kg, jenis Actinopyga mauritidna mencapai panjang 30 cm dengan berat 2,8 kg, jenis Thelenota ananas mencapai panjang 100 cm dan berat 6 kg, sedangkan teripang putih atau teripang pasir (Holothuria scabra) panjangnya antara 25 - 35 cm dengan berat antara 0,250 - 0,350 kg.
Teripang termasuk jenis hewan dioecious. Artinya hewan yang berkelamin jantan terpisah dengan yang berkelamin betina. Untuk membedakan jenis kelamin tersebut secara morfologis sulit sekali dan harus dilakukan pembedahan gonad untuk diambil organ kelaminnya.
Perbedaannya akan tampak jelas bila dilihat di mikroskop dengan menyayat bagian organ kelamin jantan dan betina. Organ kelamin betina berwama kekuning-kuningan dan berubah menjadi kecokelat-cokelatan bila sudah matang kelaminnya. Sedangkan organ kelamin jantan berwama bening keputihan.
Di alam biasanya gerombolan teripang terdiri dari teripang jantan dan betina sehingga tidak menyulitkan apabila induk-induk diambil untuk dipijahkan di hatchery.
Perkawinan teripang biasanya berlangsung secara eksternal atau di luar tubuh. Sel telur dan sperma masing-masing dihasilkan oleh individu jantan dan betina dengan cara disemprotkan. Telur yang sudah dibuahi akan menetas beberapa hari kemudian. Setelah menjadi larva akan turun dan berada di dasar perairan sampai menjadi juvenill (teripang muda).
Bagian-bagian tubuh teripang termasuk organ dalamnya tidak begitu rumit. Secara garis besar, organ teripang dibagi menjadi sebelas bagian, yaitu :
- tentakel (rumbai-rumbai) sebagai alat peraba dan pengambil makanan yang berjumlah sekitar 10 buah,
- kulit luar,
- kerongkongan yang ukurannya pendek dan menggelembung,
- perut atau lambung,
- usus kecil,
- usus halus yang panjang dan berpangkal di ujung saluran pengeluaran,
- gonad (organ kelamin),
- sistem sirkulasi air,
- cabang-cabang saluran pernapasan,
- rumbai-rumbai pada pangkal lubang pengeluaran, dan
- kloaka (lubang pengeluaran).
Daerah penghasil teripang alam antara lain perairan pantai di Jawa Timur, Maluku, Irian, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Pantai Barat Sumatera, Sumatera Utara, Aceh, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Masing-masing daerah mempunyai nama lokal atau nama daerah yang berbeda-beda untuk masing-masing jenis. Misalnya teripang Hohthuria scabra di daerah Kepulauan Seribu dikenal dengan teripang pasir, sedangkan di daerah Manado dikenal dengan teripang susuan.
a.    Teripang putih atau teripang pasir (Holothuria scabra)
Bentuk badannya bulat panjang. Di bagian perut umumnya berwarna kuning keputih-putihan. Punggungnya berwarna abu-abu sampai kehitaman, dengan garis-garis melintang berwarna hitam. Seluruh bagian tubuh bila diraba terasa kasar. Teripang ini banyak ditemukan di sela-sela karang yang masih hidup ataupun mati, dan di perairan yang dasamya mengandung pasir halus.
b.    Teripang hitam (Holothuria edulis)
Badan teripang hitam berbentuk bulat panjang. Apabila diangkat dari permukaan air, badannya akan segera mengerut. Di seluruh badannya terdapat bintil-bintil halus. Jenis teripang ini mudah dikenal karena wamanya indah. Bagian punggungnya berwarna hitam keungu-unguan atau kebiru-biruan. Sedangkan pada bagian perut, sisi sekitar mulut, dan dubur berwarna kemerah-merahan. Hidup di daerah perairan yang berkarang atau berpasir yang ditumbuhi ilalang laut.
c.    Teripang getah atau teripang keling (Holothuria uacabunda)
Bentuk badannya bulat panjang dan langsing. Ranjang badannya antara 20 - 30 cm. Wama badan cokelat pekat dengan wama merah darah atau cokelat hitam. Di bagian mulutnya terdapat rumbai-rumbai pendek menyerupai kembang kol. Apabila diangkat dari permukaan air, jenis teripang ini akan mengeluarkan cairan putih seperti getah karet yang berfungsi sebagai alat untuk membela diri. Jenis teripang ini belum banyak diperdagangkan.
d.    Teripang cokelat (Holothuria marmorata)
Bentuk badannya bulat panjang dan kedl. Di beberapa daerah, warna teripang ini cukup variatif. Ada yang berwama cokelat kuning dan ada pula yang berwarna cokelat pekat. Namun, pada umumnya warna teripang ini abu-abu kecokelatan. Badannya ditutupi oleh tonjolan-tonjolan menyempai duri yang berbentuk kerucut dan berwarna kuning muda. Di bagian atas dan sisi badan terdapat bercak-bercak tidak teratur yang berwama cokelat. Ciri lain dari teripang ini adalah adanya sekat yang terputus-putus di bagian atas dan bawah badannya. Sekat ini tampak semakin berkurang di bagian bawah mulut dan dubur. Dari bagian mulut sampai bagian belakang badan terdapat semacam sekat memanjang yang seolah-olah membagi badan menjadi dua bagian sama besar.
e.    Teripang batu (Holothuria lecanora)
Badan teripang ini memanjang dan lunak. Apabila diraba, terasa adanya bintil-bintil bulat, terutama di bagian atas dan sisi badan. Sedangkan di bagian bawah, bintil-bintil tersebut terasa lebih halus dan membentuk tiga jalur. Warna badan cokelat tua agak kekuning-kuningan dan di bagian bawah warnanya tampak lebih jelas. Bagian duburnya berwarna kekuning-kuningan atau putih.














2.    Ekologi
2.1    Habitat
Habitat dan Penyebaran Teripang dapat ditemukan hampir di selumh perairan pantai, mulai daerah pasang surut yang dangkal sampai perairan yang lebih dalam. Untuk hidupnya, teripang lebih menyukai perairan yang jernih dan airnya relatif tenang. Pada umumnya, masing-masing jenis memiliki habitat yang spesifik. Misalnya, teripang putih banyak ditemukan di daerah yang berpasir atau pasir campur lumpur di kedalaman 1 - 40 m. Sering pula ditemukan di perairan yang dangkal dan banyak ditumbuhi ilalang laut (lamun). Sedangkan teripang koro dan teripang pandan banyak ditemukan di perairan yang lebih dalam.
Di habitatnya, ada jenis teripang yang hidup berkelompok dan ada pula yang hidup soliter (sendiri). Misalnya, teripang putih membentuk kelompok antara 3 - 10 ekor dan Holothuria nobilis hidup berkelompok antara 10 - 30 ekor.
Makanan utama teripang adalah organisme-organisme kecil, detritus (sisa-sisa pembusukan bahan organik), diatomae, protozoa, nematoda, algafilamen, kopepoda, ostrakoda, dan rumput laut. Jenis makanan lainnya adalah radiolaria, foraminifera, partikel-partikel pasir ataupun hancuran-hancuran karang, dan cangkang-cangkang hewan lainnya.
Penyebaran teripang di Indonesia sangat luas. Beberapa daerah penyebarannya antara lain meliputi perairan pantai Madura, Bali, Lombok, Aceh, Bengkulu, Bangka, Riau dan sekitamya, Belitung, Kalimantan (bagian barat, timur dan selatan), Sulawesi, Maluku, Timor, dan Kepulauan Seribu.
2.2    Peranan
Berbagai jenis teripang yang menjadi target perikanan (fishing) meliputi berbagai ukuran mulai dari beberapa cm sampai berukuran panjang hampir satu meter. Di Indonesia, teripang target terdiri atas banyak jenis (multi species), dan beragam harga pasarnya. Teripang adalah hewan bentik yang bergerak lambat, hidup pada dasar substrat pasir, lumpur pasiran maupun dalam lingkungan terumbu. Teripang merupakan komponen penting dalam rantai pakan (food chain) di terumbu karang dan ekosistem asosiasinya pada berbagai tingkat struktur pakan (trophic levels). Teripang berperan penting sebagai pemakan deposit (deposit feeder) dan pemakan suspensi (suspensi feeder). Di wilayah Indo-Pasifik, pada daerah terumbu yang tidak mengalami tekanan eksploitasi, kepadatan teripang bisa lebih dari 35 ekor per m2, dimana setiap individunya bisa memproses 80 gram berat kering sedimen setiap harinyaerkurangnya populasi teripang secara cepat menimbulkan konsekuensi bagi kelangsungan hidup berbagai jenis biota lain yang merupakan bagian dari kompleksitas lingkar pangan (food web) yang sama. Teripang dalam lingkar pangan ini berperan sebagai penyumbang pakan berupa telur, larva dan juwana teripang, bagi organisma laut lain seperti berbagai krustasea, moluska maupun ikan. Teripang mencerna sejumlah besar sedimen, yang memungkinkan terjadinya oksigenisasi lapisan atas sedimen. Tingkah laku teripang yang “mengaduk” dasar perairan dalam cara mendapatkan pakannya, membantu menyuburkan substrat disekitarnya. Keadaan ini mirip seperti dilakukan cacing tanah di darat. Proses tersebut mencegah terjadinya penumpukan busukan benda organik dan sangat mungkin membantu mengontrol populasi hama dan organisma patogen termasuk bakteri tertentu. Tangkap lebih teripang bisa berakibat terjadinya pengerasan dasar laut, sehingga tidak cocok sebagai habitat bagi bentos lain dan organisma meliang (infaunal organism). Teripang mempunyai kemampuan untuk melepas bagian organ dalam (eviscerasi) apabila terganggu, dan akan beregenerasi secara cepat.












3.    Manfaat (secara ekonomis)
Tidak semua jenis teripang yang ditemukan di perairan Indonesia mempunyai nilai ekonomis penting. Jenis teripang yang dapat dimakan dan mempunyai nilai ekonomis penting terbatas pada famili Aspidochiratae dan hanya dari genus Holothuriidae, Muelleria, dan Stichopus.
Dari beberapa jenis teripang tersebut, hanya tiga genus yang ditemukan di perairan pantai Indonesia. Ketiga genus tersebut adalah Holothuria, Muelleria, dan Stichopus. Dari ketiga genus tersebut ditemukan sebanyak 23 spesies dan baru lima species (dari genus Holothuria) yang sudah diekploitasi dan dimanfaatkan serta mempunyai nilai ekonomis penting. Teripang-teripang ekonomis tersebut adalah teripang putih atau teripang pasir (Holothuria scabra), teripang hitam (Hofothuria edulis), teripang getah atau kering (Holothuria uacabunda), teripang merah (Holothuria uatiensis), dan teripang cokelat (Holothuria marmorata). Dari kelima spesies tersebut yang paling banyak diperdagangkan dan dibudidayakan di Indonesia adalah jenis teripang putih.
Teripang telah dikenal dan dimanfaatkan sejak lama oleh bangsa Cina. Sejak Dinasti Ming, teripang telah dijadikan hidangan istimewa pada perayaan, pesta, dan hari-hari besar serta disebut-sebut pula mempunyai khasiat pengobatan untuk beberapa penyakit. Di negara tersebut, dilaporkan bahwa secara medis tubuh dan kulit teripang jenis Stichopus japomcus berkhasiat menyembuhkan penyakit ginjal, paru-paru basah, anemia, anti-inflamasi, dan mencegah arteriosklerosis serta penuaan jaringan tubuh. Di samping itu, ekstrak mumi dari teripang mempunyai kecenderungan menghasilkan holotoksin yang efeknya sama dengan antimicyn dengan kadar 6,25 - 25 mikrogram/mililiter. Di Indonesia sendiri, teripang telah dimanfaatkan cukup lama terutama oleh masyarakat di sekitar pantai sebagai bahan makanan. Untuk konsumsi pasaran internasional, biasanya teripang diperdagangkan dalam bentuk daging dan kulit kering.
Sebagai bahan pangan, teripang mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi dan rasanya sangat lezat. Teripang kering mempunyai kadar protein tinggi, yaitu 82 %, dengan kandungan asam amino yang lengkap. Sedangkan lemak yang dikandung teripang mempunyai asam lemak tidak jenuh jenis W-3 yang penting untuk kesehatan jantung
Pengolahan teripang merupakan tahap akhir dari proses produksi dan sangat menentukan mutu produk. Mutu produk ini sangat berkaitan dengan harga jual. Saat ini pengolahan teripang masih banyak yang dilakukan secara tradisional sehingga mutu produknya relatif rendah. Oleh karena itu, pedagang pengumpul atau eksportir umumnya melakukan pengolahan ulang untuk perbaikan mutu.
Umumnya teripang diolah menjadi bentuk olahan kering atau dikenal dengan nama beche-de-mer. Selain itu, dikenal juga produk olahan lain seperti konoko (gonad kering), otot kering, konowata (usus asin) dan kerupuk. Teripang kering lebih disukai oleh konsumen di Singapura, Hongkong, dan Malaysia, sedangkan konoko, konowata, dan otot kering lebih disukai oleh konsumen di Jepang.
Dengan semakin banyaknya masyarakat yang ingin memanfaatkan produk teripang, maka berkembang pula jenis pengolahan teripang tersebut dalam bentuk makanan jadi seperti bakso teripang dan capcay teripang.
Pengolahan masing-masing bentuk olahan tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Beche-de-mer (teripang kering)
Di beberapa daerah pengolahan teripang kering dilakukan dengan cara sedikit berbeda, tetapi pada prinsipnya sama, yaitu penanganan hasil panen, pembuangan isi perut, perebusan, pengasapan pengeringan, dan penyimpanan.
2. Konoko (gonad kering)
Konoko berharga paling mahal di antara beberapa produk olahan yang berasal dari teripang. Produk olahan ini memang belum banyak dikenal karena sulit untuk mendapatkannya. Akan tetapi, kalau dilihat harganya yang dapat mencapai US$ 200/kg, maka sangat menarik
3. Konowata (usus kering)
Kegemaran masyarakat Jepang terhadap konowata kiranya cukup beralasan. Jenis makanan ini mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi : air 76,5 %, protein 9,3 %, lemak 1,3 %, karbohidrat 0,5 %, dan abu 12,4 %. Oleh karena itu, harganya pun tinggi. Di Tokyo, 1988, harga konowata rata-rata dalam partai besar ialah US$ 50/kg. Harga ini tergantung pada panjang pendeknya usus, semakin panjang usus semakin mahal harganya.
Pengambilan usus teripang untuk produk konowata dilakukan seperti halnya pengambilan gonad pada pembuatan konoko. Teripang yang akan diambil ususnya sebelumnya ditempatkan dalam wadah yang berisi air laut bersih selama beberapa waktu tanpa diberi makan. Ini bertujuan untuk mengosongkan isi usus. Setelah usus diambil, kemudian dipencet secara perlahan-lahan agar semua isi usus keluar. Pada waktu pengeluaran isi perut, usus kosong yang akan dimanfaatkan diusahakan jangan sampai terputar. Kemudian usus dicuci dengan air sampai bersih lalu digarami.
Penggaraman mula-mula dilakukan sepertiga dari jumlah garam yang diperlukan, berfungsi untuk menyerap air keluar dari usus teripang. Setelah itu, baru ditambahkan garam dalam jumlah agak banyak dan diaduk agar merata. Agar terjadi fermentasi, usus yang telah digarami itu dimasukkan ke dalam wadah. Selama masa fermentasi sesekali dilakukan pengadukan. Kemudian hasil fermentasi dimasukkan ke dalam botol dan siap dikonsumsi.

4. Otot kering
Otot kering teripang banyak disukai oleh masyarakat Cina, Jepang, Eropa, dan Amerika. Produk ini diambil dari otot yang memanjang pada tubuh teripang. Otot ini empuk/lunak, berasa seperti daging kerang, dan berkualitas tinggi.
Teripang yang akan diambil ototnya direndam di dalam air laut bersih sampai ototnya memendek. Setelah itu, ototnya diambil dan diawetkan dalam larutan garam. Di pasaran otot kering ini dijual dalam bentuk kemasan di dalam kaleng.
5. Kerupuk Teripang
Teripang dapat pula diolah menjadi kerupuk. Kerupuk teripang dapat dibuat dari bagian badan atau otot teripang. Nilai gizi kerupuk ini cukup baik (lihat Tabel 6). Proses pembuatannya sebagai berikut.
Teripang segar digores dengan pisau pada bagian perutnya. Tahap selanjutnya dilakukan perebusan dengan air laut pada suhu 60 - 70°C selama 1 jam. Setelah dingin, bagian dalam teripang dikeluarkan dan teripang dikeringkan di panas matahari. Teripang hasil pemanasan ini merupakan bentuk produk setengah jadi. Tahap berikutnya dilakukan pemisahan antara otot dan badan teripang.
Untuk mendapatkan kerupuk dari bagian badan teripang, badan teripang dikeringkan lagi di bawah sinar matahari. Setelah kering, dilakukan penggorengan dengan pasir sekitar 5 menit lalu diangin-anginkan. Langkah berikutnya adalah penggorengan dengan minyak kelapa dan kerupuk teripang pun sudah jadi.
Sedangkan untuk mendapatkan kerupuk otot teripang, sebelumnya otot teripang direndam terlebih dulu dalam air tawar selama 2 jam. Perendaman tersebut bertujuan untuk mengurangi kandungan garam pada teripang. Selanjutnya otot teripang dipanaskan di bawah sinar matahari. Setelah kering, dilakukan penggorengan dengan minyak kelapa dan kerupuk otot teripang siap untuk dinikmati.
6. Makanan Jadi Teripang
Beberapa bentuk makanan jadi yang terbuat dari teripang di antaranya adalah bakso dan cap cay teripang. Untuk membuat makanan jadi tersebut, teripang yang telah diasap kering harus dikembangkan terlebih dulu agar berbentuk seperti semula.




















4.    Penutup
4.1    Kesimpulan
Dari uraian dimuka disimpulkan bahwa Indonesia merupakan sumber (pemasok) utama produk teripang dalam pasar global. Paling tidak ada 25 jenis teripang berpotensi komersil, 10 jenis diantaranya bernilai laku mahal. Tidak ada peraturan khusus berkaitan dengan perburuan teripang di Indonesia. Perhatian terhadap sumberdaya teripang cenderung tidak proposional, bahkan teripang dianggap sebagai komoditi yang tidak penting. Sementara itu depleting resources teripang sudah dirasakan mengarah pada kelangkaan beberapa jenis “mahal”. Berkaitan dengan wacana CITES yang sekarang sedang berkembang terhadap sumberdaya teripang, perlu antisipasi peraturan eksploitasinya. Bila legal fishing terhadap teripang nantinya diterapkan, perlu adanya law enforcement yang konsekuen dan konsisten. Pengelolaan sumberdaya teripang adalah upaya untuk melestarikan eksistensinya dan memperoleh manfaat optimal bagi nelayan, eksportir, maupun importir, dengan tetap me maintain keberadaaan teripang dalam fungsi ekologi dan juga memenuhi kebutuhan maupun aspirasi generasi mendatang.












Riwayat Penulis
NAMA         : LUQMAN
TTL             : PONTIANAK, 28 MEI 1990
AGAMA         : ISLAM
ALAMAT         : JL HUSEIN HAMZAH
         GG BERDIKARI 1 NO.17 RT/RW: 4/25
HOBI            : OLAHRAGA, PUISI, GAME KOMPUTER DAN DA’WAH
NO HP             : 085245004444

E – MAIL        :    luqman_mania_bgt@yahoo.com
MOTTO         : HAVE FUN AND ALWAYS SMILE
PRESTASI        : JUARA 1 LONBA LCC AGAMA SE PTK SMP-MTs
               JUARA 3 LOMBA LCC AGAMA KHUTANAN UNTAN SMA-MA
RIWAYAT HIDUP     : TK PERMATA SARI PTK
  SDN 18 PTK
  MTsN 1 PTK
  SMAN 3 PTK
  STAISA PONTIANAK JURUSAN PAI PRODI TARBIYAH
   FMIPA BIOLOGI UNTAN
PENGALAMAN KERJA     : KESEKRETARIATAN PARTAI GERINDRA KALBAR
   BIDANG KEROHANIAN TIDAR KALBAR
  ANGGOTA PENGURUS LEMBAGA PERLINDUNGAN    ANAK (LPA) KALBAR
  KEPALA TU YAYASAN WALISONGO
  BENDAHARA MIS DARUSSALAM SUNGAI RAYA
  BENDAHARA MAS WALISONGO PONTIANAK

Daftar Pustaka
Anonim, Budi Daya dan Pengolahan Teripang (Jakarta: Ditjen Perikanan, 1992).
______, Hasil Penelitian Teknologi Penanganan dan Pengolahan Teripang (Holothuroidea) (Jakarta: Sub-Balai Penelitian Air Laut, 1993).
______, Laporan Hasil Uji Coba Balai Budidaya Laut Lampung 1992/1993, Laporan Uji Coba, Balai Budi Daya Laut (Jakarta: 1992).
______, Laporan Keberhasilan Pemijahan Teripang Pasir (Holothuria scabra), Laporan Uji Coba, Balai Budi Daya Laut (Jakarta: 1992).
______, Petunjuk Teknis Budi Daya Teripang (Jakarta: Ditjen Perikanan, 1992).
______, Petunjuk Teknis Penanganan dan Pengolahan Teripang Kering (Jakarta: Balai Bimbingan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan, 1986).
————,Review of the Beche-de-mer (Sea Cucumber) Fishery in the Maldives (FAO, 1992).
————, "Teripang Komoditas Harapan di Subsektor Perikanan", Warta Pertanian, No.91, 1990.
————, Training Manual on Breeding and Culture of Scallops and Seacucumber in China (Training Manual 9, 1991).
http://afatarulis81.blogspot.com/2010/05/budidaya-teripang.html
James, D.B. et al, 1988. "SuccessfuB Induced Spawning and Rearing of the Holothurians Holothuria (Metriatyla) scabra", Tuticorin Marine Fisheries Information Service, No. 87, 1988.
Panggabean, Toman M., Membudidayakan Teripang (Ketimun Laut) dalam Rangka Meningkatkan Produksi Hasil Laut Indonesia (Jakarta: Ditjen Perikanan dan International Research Centre, 1987).
Tiensongrusmee, B dan Soehardi Pontjoprawiro, Budi Daya Teripang, Potensi dan Prospeknya (Seafarming Development Project FAO/UNDP, 1988).

0 komentar: