KOMPONEN DAN JENIS BAHAN AJAR


PENDAHULUAN

Salah satu masalah penting yang sering dihadapi oleh guru dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih atau menentukan bahan ajar atau materi pembelajaran yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam kurikulum atau silabus, materi bahan ajar hanya dituliskan secara garis besar dalam bentuk materi pokok.
Bahan ajar atau materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. Bahan ajar merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan penting dalam membantu siswa mencapai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar atau tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.









PEMBAHASAN
A.    Komponen Bahan Ajar Bahasa Arab

            Bahan ajar selain harus dirancang secara sistematis, juga harus dilengkapi dengan komponen komponen yang dapat menjunjung proses belajar mengajar sehingga dapat mengantarkan peserta didik kepada tujuan yag telah ditentukan.
            Komponaen bahan ajar menurut pannen (2003:13) terdiri dari tiga komponen inti, yaitu komponen utama, komponen pelengkap dan komponen evaluasi hasil belajar. Komponen utama berisi informasi atau topik utama yang ingin disampaikan kepada siswa, atau harus dikuasai siswa. Umumnya bahan ajar utama berbentuk bahan ajar cetak. Sedangkan komponen pelengkap dapat berupa informasi atau topik tambahan yang berintegrasi dangan bahan ajar utama berbentuk bahan ajar cetak. Sedangkan komponen pelengkap dapat berupa informasi atau topik tambahan yang terintegrasi dengan bahan utama, atau informasi atau topik pengayaan wawasan siswa. biasanya komponen pelengkap terdiri dari bahan pendukung cetak (materi pengayaan, bacaan, jadwal, silabus), bahan pendukung non cetak (kaset, CD, VCD), panduan siswa, panduan guru, dan lain-lain yang diperlukan siswa untuk mempelajari suatu topik yang disajikan melaluikomponen pelengkap terdiri dari bahan pendukung cetak (materi pengayaan, bacaan, jadwal, silabus), bahan pendukung non cetak (kaset, CD, VCD), panduan siswa, panduan guru, dan lain-lain yang diperlukan siswa untuk mempelajari suatu topik yang disajikan melalui beragam media. Adapun komponen evaluasi hasil belajar terdiri dari perangkatsoal atau butir tes atau alat evaluasi hasil belajar non tes yang dapat digunakan untuk tes formatif siswa selama proses pembelajaran Bahasa Arab dan tes sumatif siswa pada akhir semester.
            Selanjutnya beberapa ahli seperti Dick dan Carey (1990), Dageng (1990), Dageng (1990, 1997), Taringan (1990) dan Suparman (1993), menjelaskan pedoman pengembangan buku ajar adalah terpenuhinya komponen-komponen bahan ajar yang relevan dengan kebutuhan proses belajar-mengajar, seperti adanya:
1.      Petunjuk penggunaan buku ajar,
2.      Rujuan umum dan khusus  pembelajar,
3.      Epitome (kerangka isi).,
4.      Uraian isi bahan pembelajaran,
5.      Gambar/ilustrasi,
6.      Rangkuman,
7.      Soal latihan, kunci jawaban, balikan dan,
8.      Tugas-tugas.
            Komponen-komponen buku ajar tersebutdigunakan dalam menyusun penulisan buku ajar.
            Komponen buku ajar tersebut dihsrspksn dspst memotivasidan memudahkan siswa dalam mempelajari dan membahas isi pembelajaran untuk itu komponan- komponen buku ajar diharapkan:
1.      Petunjuk harus mampu menyajikan langkah-langkah atau cara-cara yang mudah untuk memahami dan mengikuti setiap proses belajar sesuai dengan meteri yang disajikan,
2.      Setiap meteri yang disajikan terlebih dahulu dijelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, baik tujuan umum maupun tujuan pembelajaran khusus, hal ini  dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pencapaian/ penguasaan mahasiswa terhadap materi yang dipelajarinya,
3.      Untuk menunjang penyajian materi perlu disajikan epitome/ kerangka isi dalam bentuk diagram agar mahasiswa damat mengetahui dan memahami bagian-bagin yang mencakup pokok pembahasan dan sekaligus dapat melihat hubungan masing-masing bagian dalam pokok pembahasan tersebut,
4.      Penyajian materi dari pokok pembahasan sampai ke sub pokok pembahasan diuraikan pada sub bagian ini secara jelas dan dibantu dengan gambar/ilustrasi, tabel, diagram,
5.      Pemberian gambar/ilustrasi dan contoh-contoh gambar digunakan untuk mendukung materi pada setiap pokok pembahasan yang ada,
6.      Pemberian rangkuman diperlukan untuk membantu mahasiswa dalam mengingat dan menetapkan proses materi yang disajikan pada setiap pokok bahasan,
7.      Pemberian soal latihan, kuncu jawaban, dan balikan serta tingkat penguasaan mahasiswa merupakan tingkat evaluasi yang dimaksud untuk mengetahuitaraf pencapaian tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus pada setiap pokok bahasan yang dipelajarinya,
8.      Pemberian tugas-tugas disajikan pada setiap akhir materi pembelajaran dengan maksud untuk melatih tingkat berfikir maupun ketrampilan mahasiswa setelah memahami materi pelajaran yang disajikan.
      Setelah dijelaskan  tentang komponen bahan ajar secara umum, maka selanjutnya adalah berkaitan dengan komponen buku ajar Bahasa Arab.  Al-Qasimi (1980:79) menyebutkan bahwa komponen buku ajar  Bahasa Arab selain kitab asasi (kitab pokok), juga dilengkapi dengan kitab pendukung yang terdiri dari:
1.      Al-Mu’zam
            Yang dimaksud dengan Al-mu’zam disini adalah kamus yang membuat kosakata yang ada didalam kitab pokok pelajaran Bahasa Arab dan menjelaskan maknanya, baik bahasa Indonesia (mu’zam tsunaiyah al-lughah), bahasa Arab (mu’zam uhadiyah al-lughah) atau dengan gambar (mu’zam mushawwar). Dengan adanya kamus ini, siswa tidak akan banyak menghadapikesulitan untuk mengetahui arti dari sebuah kata yang mereka temukan didalam buku ajar.
2.      Kitab al-Tamarin al-Tahririyah
            Komponen kedua dari buku ajar adalah  buku latihan tertulis yang biasa disebut dengan LKS (lembar kerja siswa), atau ada juga yang menyebutkan dengan kurrasah al-thulab. LKS ini merupakan kumpulan latihan-latihan yang sengaja dirancang untuk membantu siswa dalam mengembangkan dan memperdalam meteri bahasa Arab yang telah meraka pelajari sebelumnya. Dalam membuat LKS ini tentunya harus memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran dan pembuatan latihan, mulai dari tingkat kesulitan, desain penyampaian dan juga mempertimbangkan aspek psikologis.
3.      Kitab al-Tamarin al-Shautiyah
            Di antara tujuan pembelajaran bahasa Arab di indonesia adalah mengantarkan siswa mampu berkomunikasi baik lisan maupun tulisan dengan berbahasa Arab yang baik dan benar. Untuk merealisasikan tujuandiatas tentunya perlu didukung dengan latihan-latihan yang cukup terutama dalam mengucapkan huruf Arab yang sebagian besar berbeda dengan bahasa indonesia. Karena itu buku ajar bahasa arab harus didukung dengan Kitab al-Tamarin al-Shautiyah, sehingga siswa mempunyaimateri latihan yang cukup untuk mengembangkan dan memperdalam latihan al-nutq.
4.      Kutub al- Muthalaah al-Mutadarrijah
            Tujuan Kitab al-Muthalaah al-Mutadarrijah adalah untuk memperkaya mufrodat dan tarakib yang telah mereka dapatkan dari kitab pokok, jika dari kitab pokok diperkirakan  mereka telah  mendapatkan  sekitar 350 mufrodat, dan telah mempelajari tarakib yang terdiri dari mubtada-khabar, fi’il-fail-maf’ul bih, maka mufrodatdan trakib tersebut dikembangkan  lagi di Kutub al-Muthalaah al-Mutadarrijah, sehingga mufrodat dan tarokibnya akan semakin kaya, dan mereka akan mudah dalam mengembangkannya dalam praktek bahasa Arab dalam keseharian.
5.      Kitab al-Ikhtibarat
            Komponen yang kelima adalah Kitab al-Ikhtibarat, yang dimaksud dengan komponen ini adalah buku pendamping yang memuat kumpulan soal yang dapat mengukur kemampuan bahasa Arab siswa, mulai dari keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis juga kemampuan unsur bahasanya (ashwat, mufrodat dan tarakib). Dengan danya kitab al-ikhtibarat ini diharapkan siswa dapat mengukur kemampuannya secara mandiri, dan teknik evaluasinya, juga memuat kunci jawaban atas latihan-latihan yang ada dalam kitab pokok. Mursyid al-Mua’llim ini akan sangat diperlukan dalam proses belajar-mengajar, dimana akan memandu dan mengarahkan guru dalam melaksanaan pengajaran yang ada dalam buku ajar, selain itu, mursyid al-mua’llim akan banyak membantu guru-guru bahasa Arabyang belum menguasai   penjelasan di atas, nampaknya memang dalam membuat buku ajar bahasa Arabtidaklah semudah yang dibayangkan, di pasaran telah banyak kita temukan buku ajar bahasa Arab, tetapi tidak semuanya memiliki komponen atau unsur-unsur buku ajar yang telah disebutkan di atas. Sebagai contoh berikut ini adalah buku ajar bahasa Arab yang dilengkapi dengan materi pendukung atau komponen-komponennya:

1.      Kitab al-Arabiyah li al-Nasyi’in
            Buku ajar bahasa Arab ini dikarang oleh tim pengarang yaitu: Mahmud Ismail Shini, Nashif Mushtafa Abdul Aziz, dan Mukhtir husain, diterbitkan olehKementerian Pendidikan Saudi Arabia cetakan pertama pada tahun1983 M (1403 H), yang sengaja dibuat untuk pembelajaran bahasa Arab bagi non Arab (ta’lim al-Arabiyah li ghairi al-natiqina biha) dibagikan secara cuma-Cuma keseluruh dunia yang membutuhkannya. Buku ini terdiri dari:
a.       Buku pasangan siswa (kitab al-tilmidz) yang terdiri dari enam jilid, setiap jilid dilengkapi dengan penjelasan tujuan pembelajaran tiap unit, setiap unit terdiri dari dua atau tiga pelajaran,
b.      Buku pegangan untuk guru (Kitab al-mua’llim) yang terdiri dari enam jilid, setiap jilid dilengkapi dengan penjelasan tujuan pembelajaran tiap unit, metode dan teknik penyampaian, permainan-permainan dan kunci jawaban dan kaset-kaset. Selain itu buku nini juga dilengkapi sengan daftar mufrodat yang diletakkan pada setiap jilid walaupun belum ada penjelasan maknanya.
2.      Kitab al- Arabiyah Baina Yadaika
            Buku ajar bahasa arab ini dikarang oleh tim pengarang yaitu: Abdurrahman bin Ibrahim al-Fauzan, Mukhtar al-Thahir Husain, dan Muhammad abdul Khaliq Muhammad Fadhl yang di dampingi oleh Muhamman bin Abdurrahman Ali alSyaekh. Buku ini diterbitkan oleh Muassasah al-Waqf al-IslamiRiyadh Saudu Arabia pada tahun 2002 M (1424 H) untuk cetakan pertamanya, yang sengaja dibuat untuk pembelajarab bahasa Arab bagi non Arab (ta’lim al-Arabiyah li ghairi al-natiqina aiha) yang dijuak di pasaran. Pada tahun 2005 Universitas Islam Negri (UIN) Malang mendapatkan izin untuk menerbitkan buku ini melalui  UIN-Malang Pressnya, sehingga masyarakat indonesia yang membutuhkan buku ini dapat memperolehnya melalui UIN-Malang Press, buku ini terdiri dari:
a.       Buku pegangan siswa (kitab al-tilmidz)yang terdiri dari tiga jilid, setiap jilid terdiri dari enambelas unit, setiap unit terdiri dari enam pelajaran,
b.      Buku pegangan untuk guru (kitab il-mu’allim) yang terdiri dari tiga jilid, setiap jilid dilengkapi dengan penjelasan tujun pembelajaran tiap unit, metode dan unit penyampaian, permainan-permainan dan kunci jawaban, bahkan dilengkapi juga tentang metode pembelajaran bahasa Arab secara umum
c.       Kaset-kaset, setiap buku dilengkapi enam kaset,
d.      CD MP3,
e.       CD program pembelajaran melalui komputer dengan power point,
f.       Mu’zam al-Arobiyah baina yadaika; kamus bantu yang membuat mufradat yang ada dalam kitab al-Arabiyah baina yadaika yang dilengkapi dengan penjelasan berbahasa Agar dan gambar. Selain itu kitab ini juga dilengkapi dengan latiha-latihan tambahan dan mufrodat tambahan yang dilampirkan pada setiap kitab, juga dilengkapi dengan tes kemampuan mandiri (ikhtabir nafsak) pada setiap selesai dari dua unit pelajaran.
3.      Kitab al-Arabiyah Jisr li al-Tsaqafah al-Islamiyah
            Buku ajar bahasa Arab ini dikarang oleh Mamdouh N.Mohamed seorang konsultan pendidikan di Amerika Serikat. Buku ini diterbitkan Dar al-Andalos al-Khadra pada tahun 2003 M (1424 H) untuk cetakan pertamanya, yang sengaja dibuat untuk pembelajaran Bahasa Arab bagi  non Arab (ta’lim al-Arbiyan li ghairi al-natiqina biha) yang dijual bebas di pasaran. Buku ini terdiri dari:
a.       Buku pegangan siswa (kitab al-tilmidz) yang terdiri dari empat dilid,
b.      Petunjuk buku guru dan siswa (dalil al-mu’allim wa al-thalib) yang menjelaskan tentang metode dan tehnik pengajaran materi yang ada pada jilid satu sampai
c.       Empat belas kaset-kaser,
d.      CD MP3,
e.       Sekitar limaratus kartu mufrodat yang dilengkapi dengan contoh dalam kalimat.
            Inilah tiga contoh kitab  pembelajaran Bahasa Arab bagi non Arab yang menurut penulis sudah memenuhi persyaratan sebagai buku ajar dan  memiliki komponen yang lengkap, selain tiga kitab di atas tentunya masih banyak ketab pembelajaran Bahasa Arab lainnya, hanya saja penulis tidak menyebutkan di sini.
B.     Jenis Bahan Ajar Bahasa Arab
            Pada sub judul ini, penulis juga akan menjelaskan tentang macam-macam bahan ajar secara umum  tidak hanya untuk bahasa Arab tetapi untuk semua bahan ajar, berikutnya akan dijabarkan tentang bahan ajar bahasa Arab secara khusus.
            Beberapa ahli membuat lkasifikasi dan pengelompokan bahan ajar didasarkan pada pemikiran dan pendapatnya masing-masing. Pengelompokan dan klasifikasi bahan ajar bisa berdasarkan atas cara kerjanya, bentuknya dan sifatnya.
            Diantara para ahli yang mengklasifikasikan jebis bahan ajar berdasarkanjenis bahan ajar berdasarkan cara kerjanyaHeinick, Molenda, dan Russel. Heinick dkk. (1996) mengklasifikasikan jenis ajar yang berdasarkan atas cara kerjanya menjadi lima kelompok besar, yaitu:
1.      Bahan ajar yang tidak diproyeksikan, seperti foto, diagram, display, dan model,
2.      Bahan ajar yang diproyeksikan, seperti slide, filmstrips, overhead transparencies, proyeksi komputer,
3.      Bahan ajar audio, seperti kaset dan compact disc,
4.      Bahan ajar video, misalnya video dan film, dan
5.      Bahan ajar komputer.
            Sedangkan Ellington dan Race (1997) mengklasifikasikan jenis bahan ajar yang didasarkan atas bentuknya menjadi tujuh macam, yaitu:
1.      Bahan ajar cetak dan duplikatnya,
2.      Bahan ajar display yang tidak diproyeksikan,
3.      Bahan ajar diam yang diproyeksikan,
4.      Bahan ajar audio,
5.      Bahan ajar audio uang dihubungkan dengan bahan ajar visual tidak bergerak,
6.      Bahan ajar video, dan
7.      Bahan ajar komputer.
            Sementara itu disisi lain,  Rowmtree (1994) mengklasifikasikan jenis bahan ajar  menjadi empat kelompok berdasarkan  sifatnya, yaitu:
1.      Bahan ajar berbasis cetak,
2.      Bahan ajar berbasis teknologi,
3.      Bahan ajar tang digunakan untuk praktek, dan
4.      Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi anusia (terutama dalam pendidikan jarak jeuh.
            Berdasarkan penjelasan di atas, bahan ajar secara garis besarnya dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar, yaitu bahan ajar cetak dan bahan ajar non cetak.
            Bahan ajar dalam berbagai macam bentuk jenisnya, dari sudut pandang teknologi pendidikan, digolongkan dan dikategorikan sebagai bagian dari media pembelajaran. Dengan adanya media pembelajaran ini, siswa mempunya sarana untuk memahami ide dan menguasai informasi yang kompleks serta memahami penjelasan yang bersifat verbal. Sementara itu menurut Kemp dan Dayton (1985), media pembelajaran juga dapat menjembatani keterbatasan waktu, ukuran, dan ruangan.
            Yang di maksud bahan ajar cetak menurut Kamp dan Dayton (1985), adalah sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi. Sedangkan jenis bahan ajar non cetak adalah OHT (overheat Transparancies), audio, slide, video dan komputer.
            Buku ajar dalam istilah Bahasa Arab diterjemahkan dengan al-kitab at-ta’limi. Bahan ajar Bahasa Arabjuga secara geris besar dapat dikelompokan menjadi bahan ajar cetak dan non cetak. Yang termasuk bahan ajar bahasa Arab cetak adalah buku ajar Bahasa Arab, lembar kerja siswa (LKS) Bahasa Arab non catak Video, Slide dan lain-lainnya.
            AECH (1986:10) mendefinisikan tentag buku ajar sebagai bahan pelajaran berupa barang-barang (lazim disebut  media atau perangkat lunak “software”) yang biasanya berisi pesan untukdisampaikan dengan menggunakan peralatan. Kadang-kadang barang itu sendiri sudah merupakan bentuk penyajian. Buku ajar ini dapat dilihat dari dua sadut, yakni sebagai proses dan sebagai produk. Sebagai proses, buku ajar berfungsi sebarai alat penunjang proses pembelajaran dalam rangka penyampaian bahan pengajaran  kepada mahasiswa. Sebagai produk, buku ajar merupakan hasil dari serangkaian materi yang dimuat dalam bentuk buku sebagai kurikulum yang berlaku dab sebagai sumber belajar.
            Buku ajar adalah baha cetak yang berisi informasi tentang pelajaran yang digunakan oleh mahasiswa dan dosen yang disusun berdasarkan kurikulum yag berlaku. Menurut beberapa pendapat :
1.       Menurut bacon (dalam Taringan, 19989:11), buku ajar adalah dirancang untuk bahan perkuliahan di kelas. Buku Ajar tersebut disusun secara umum dan disiapkan oleh ahli dalam bidang tertentu dan dilengkapi dengan saran-saran pembelajaran yang sesuai.
2.      Sedangkan menurut Buckingham (dalam Taringan, 1989:1) menegaskan, buku ajar adalah sarana belajar umum yang digunakan disekolah dan di perguruan tinggi.
3.      Menurut al-Ghsli (1991:9) buku ajar Bahasa Arab adalah buku pegangan siswa disertai dengan meteri pembelajaran lain yang mendukung, yang sengaja dirancang oleh para ahli dibidang pendidikan dan bahasa untuk disampaikan kepada para siswa untuk mencapai tujuan  pengajaran tertentu, pada matapelajaran tertentu, pada kelas tertentu, dan dalam jangka waktu tertentu.
            Dalam kaitan dengan buku ajar ini, dikenal dengan buku teks yang sering juga digunakan untuk keperluan pembelajaran. Kedua buku ini memiliki perbadaan makna seperti yang dijelaskan oleh Lewis dan Paine (1985) sebagai berikut:
1.      Buku teks:
a.       Mengasumsi minat dari pembaca,
b.      Ditulis terutama untuk digunakan dosen,
c.       Dirancang untuk dipasarkan secara luas,
d.      Tidak menjelaskan tujuan pembelajaran,
e.       Disusun secara linier,
f.       Strukturnya secara logika bidang ilmu (konten),
g.      Tidak memberikan latihan,
h.      Tidak mengantisipasi kesukaran belajar mahasiswa,
i.        Tidak memberikan rangkuman,
j.        Gaya penulisan (gaya bahasanya) naratif tetapi tidak komunikatif,
k.      Sangat padat,
l.        Tidak mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari pembaca, dan
m.    Menjelaskan cara mempalajari buku ajar.
2.      Buku ajar;
a.       Menimbulkan minat dari pembaca,
b.      Ditulis dan dirancang untuk digunakan mahasiswa,
c.       Menjelaskan tujuan pembelajaran,
d.      Disusun berdasarkan pola “bekajar yang fleksibel”,
e.       Strukturnya berdadarkan kebutuhan mahasiswa dan kompetis akhir yag akan dicapai,
f.       Berfokus pada pemberian kesempatan begi mahasiswa untuk berlatih,
g.      Mangakomodasi kesukaran belajar mahasiswa,
h.      Selalu memberikan rangkuman,
i.        Gaya penulisan (bahasanya) komunikatif dan semi formal,
j.        Kepadatan berdasarkan kabutuhan mahasiswa,
k.      Dikemas untuk digunakan dalam proses pembelajaran,
l.        Mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari mahasiswa, dan
m.    Menjelaskan cara mempelajari buku ajar.
            Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa buku ajar adalah buku pelajaran pada bidang studi tertentu, yang sisusun dan dilengkapi dengan sarana pembelajaran yang memudahkan belajar siswa, sehingga buku ajar ini dapat digunakan sebagai acuan untuk belajar siswa.
            Keuntungan yag diperoleh dari penggunaan buku ajar sebagai sumber belajar,  menurut beberapa pendapat yang di jelaskan oleh;
1.      Dijelaskan oleh Buchkingham (dalam Taringan, 1989:16), ialah;
a.       Memiliki kesempatan mempelajari sesuai dangan kecepatan masing-masing,
b.      Kesempatan mengulangi atau meninjau kembali,
c.       Kemungkinan mengadakan emeriksaan atau pengecekan terhadap ingatan,
d.      Memudahkanmembuat catatan pada pemakaian selanjutnya, dan
e.       Kesempatan khusus yang dapat ditampilkanoleh adanya sarana-sarana visual yang menunjang belajar.
2.      Menurut Sastrawijaya (1988:174), keuntungan penggunaan buku ajar adalah;
a.       Berisi banyak informasi yag disajikan pada mahasiswa sesuai dengan kurikulum,
b.      Dapat digunakan untungan untuk perorangan sebagai sumber belajar,
c.       Dapat digunakan sebagai organisasi isi perkuliahan,
d.      Dapat mendorong motifasi dan berfikir kritismahasiswa,
e.        Dapat membantu merancang perkuliahan, dan
f.       Dapat membantu metodologi pengajaran.
            Memahami penjelasan di  atas, dapat disimpulkankeuntungan yag dapat diperoleh dari enggunaan buku ajar adalah sabagai berikut;
1.      Memiliki tingkat pemanfaatan yang cukup luas, karena disusun dengan kurikukum dan digunakan oleh mahasiswa dan dosen,
2.      Penggunaannya sangat efisien, karena disusun secara sistematis dan jelas, sehingga cepat mendapatkan respon dari mahasiswa untuk mempelajarinya,
3.      Meningkatkan motifasi belajar dan berfikir mahasiswa, karena buku ajar mampu mendorong mahasiswa untuk mencapai tujuan pembelajaran,
4.      Meningkatkan pemahaman mahasiswadan adanya latihan berupa tugas-tugas dalam buku ajar,
5.      Kontrol belajar untuk mengetahui tingkat kemanpuan mahasiswa dapat dilakukan dengan mudah oleh dosen, karena buku ajar berupa latihan dan tugas yang harus dikerjakan mahasiswa,
6.      Umpan balik yang ada dalam buku ajar akan sangat berguna bagi mahasiswa untuk mengetahui kemampuannya sendiri, sehingga dapat mendorong dan meningkatkan motifasi belajar, dan
7.      Buku ajar ini sangat membantu dosen  dalam penyajian materi karena sudah dirancang sabalumnya, dengan demikian akan menghemat waktu dan tenaga dosen.
            Disamping keuntungan yang diperoleh dari penggunaan buku ajar dalam proses pembelajaran, terdapat pula beberapa kelemahan dari penggunaan buku ajar, yaitu:
1.      Penggunaan buku ajar terbatas pada kelas atau mahasiswa yang memakainya,
2.      Menimbulkan sikap malas dari mahasiswa untuk mencari dan mempelajari bahan pelajaran diluar buku ajar,
3.      Akibat pengembangan dab perubahan yang terjadi dalam bidang informasi, kemungkinan isi buku ajar akan tertinggal.
            Buku ajar memiliki karakteristik yang khas yang membedakan dengan kegiatan pembelajaran yang lain. Karakteristik tersebut adalah;
1.      Menganut pendekatan sistem,
2.      Mencakup satu satuan bahasan yang utuh sebagai pendukung tercapainya kompetisi tertentu,
3.      Merupakan perangkat yang utuh yang menyediakan segala alat, bahan, dan cara untuk mencapai tujuan tertentu,
4.      Menyediakan alternati-alternatif kegiatan pembelajaran yang kaya dengan variasi, yang dapat dipilih pembelajar sesuai dengan minat dan kemampuannya,
5.      Dapat digunakan oleh pembelajar, dengan atau tanpa bantuan dosen,
6.      Menyediaka seperangkat petunjuk penggunaan, baik bagi pelajar maupun yang mengajar, dan
7.      Mencantumkan rasional dari setiaptindakan instruksional yang disarankan (Raka Joni, dkk. 1984).
            Grene dan Petty (1971) menjelaskan buku ajar yang berkualitas memiliki ciri-ciri sebagai berikut;
1.      Menarik perhatian,
2.      Membangkitkan motifasi belajar,
3.      Memuat ilustrasi yang menarik,
4.      Penggunaan bahasa yang jelas,
5.      Adanya keterkaitan dengan pelajaran yang lain, dan
6.      Terhindar dari konsep yang samar-samar.
            Dilihat dari karateristiknya, maka buku ajar mempunyai fungsi yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran, seperti;
1.      Memberikan petunjuk yang jelas bagi pembelajar dan pengelola kegiatan belajar mengajar,
2.      Menyediakan bahan, alat yang lengkap dan diperlukan untuk setiap kegiatan pembelajaran,
3.      Merupakan media penghubung antara pembelajar dengan dosen,
4.      Dapat dipakai pembelajar sendiri dalam mencapai kemampuan yang telah ditetapkan, dan
5.      Dapat dipakai sebagai program per




















PENUTUP
KESIMPULAN

A.    Komponen Bahan Ajar
            Komponen utama bahan ajar adalah :
1.      Tinjauan materi
2.      Pendahuluan
3.      Penyajian
4.      Penutup
5.      Daftar pustaka
6.      Senarai .
B.     Jenis Bahan Ajar
Menurut Mulyasa (2006) dalam bukunya menyebutkan bahwa bentuk bahan ajar atau materi pembelajaran antara lain:
1.      Bahan cetak seperti; modul, buku , LKS, brosur, hand out, leaflet, wallchart,
2.      Audio Visual seperti; video/ film,VCD
3.      Audio seperti; radio, kaset, CD audio, PH
4.      Visual; foto, gambar, model/ maket
5.      Multi Media; CD interaktif, computer Based, Internet








DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.
baikan (Joni, dkk. 1984:4)

LAPORAN PRAKTIKUM SUKSESI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Keteraturan ekosistem menunjukkan, ekosistem tersebut ada dalam suatu keseimbangan tertentu. Keseimbangan itu tidaklah bersifat statis, melainkan dinamis. Ia selalu berubah-ubah. Kadang-kadang perubahan itu besar, kadang-kadang kecil. Perubahan itu terjadi secara alamiah, maupun sebagai akibat perbuatan manusia (Soemarwoto, 1983).
            Suksesi merupakan proses perubahan yang berlangsung secara beruntun dari komunitas tumbuhan pelopor dengan biomassa kecil. Tetapi lahan hidup di kawasan yang gersang dan kerdil menjadi komunitas belukar dan kemudian menjadi hutan dengan biomassa lebih berat, setelah kawasan itu cukup subur untuk mendukung kehidupan yang lebih kaya raya serta anekaragam. Pohon kaya di dalam hutan jauh lebih besar dengan komunitas asalnya yang hanya terdiri atas jenis tumbuhan herba seperti lumut kerak, lumut daun, paku-pakuan, dan sebagainya (Suharno, 1999)
            Barangkali yang paling kontroversial dari kecenderungan suksesional menyinggung keanekaragaman, variasi jenis, yang dinyatakan sebagau nisbah jenis-jumlah atau nisbah luasnya daerah, cenderung meningkat selama tahap-tahap dini dari perkembangan komunitas. Perilaku komponen “kemerataan” dari keanekaragaman kurang dikenal dengan baik. Sementara peningkatan keanekaragaman jenis bersama-sama dengan penurunan dominansi oleh salah satu jenis atau kelompok kecil jenis (yakni peningkatan pemerataan atau penurunan redunansi) dapat diterima sebagai kemungkinan umum selama suksesi. Ada pula perubahan komunitas lainnya yang dapat bekerja berlawanan dengan kecenderungan ini (Odum, 1996).
1.2 Tujuan Praktikum
            Tujuan yang ingin dicapai dari praktikum ini adalah untuk melihat pengaruh suksesi tumbuhan rumput – rumputan disekitar kampus UNTAN.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
            Seorang ahli biologi menyatakan bahwa suksesi adalah perubahan yang terjadi pada suatu ekosistem yang berlangsung bertahap- tahap dalam waktu yang lama. Namun yang dianut oleh ahli- ahli ekologi sekarang adalah pandangan yang mengatakan bahwa suatu komunitas adalah merupakan suatu gabungan dari beberapa organisme. Organisme dalam suatu komunitas saling berhubungan, karena melalui proses- proses kehidupan yang saling berinteraksi. Lingkungan disekitarnya sangat penting karena mempengaruhi kehidupan organisme. Jika organisme tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, maka akan berakibat fatal bagi organisme itu. Misalnya, tanah penting untuk tumbuhan hidup karena mengandung mineral juga merupakan media bagi air dan sebagai tempat tumbuhnya akar. Sebaliknya tanah juga dapat dipengaruhi oleh tumbuhan, dapat mengurangi jumlah mineral dalam tanah dengan akar- akar tanaman yang menembus tanah yang hanya mengandung beberapa zat organik (Resosoedarmo, 1989).
            Para ahli biologi mencoba memberi nama pada berbagai komunitas. Nama ini harus dapat memberikan keterangan mengenai sifat komunitas itu. Mungkin cara yang sederhana adalah memberi nama dengan menggunakan kata-kata yang dapat menunjukkan bagaimana wujud komunitas itu. Kebanyakan orang dapat membayangkan apa yang dimaksud jika kita berbicara mengenai “hutan” atau “padang rumput”. Nama ini menunjukkan bentuk dan wujud komunitas ini dalam keseluruhannya. Sering kali di dalam suatu komunitas terdapat satu atau dua tumbuhan dalam jumlah yang banyak, sehingga tumbuhan ini merupakan wujud yang khas daripada komunitas ini. Organisme yang memberi wujud khas kepada suatu komunitas dinamakan suatu spesies dominan dalam komunitas ini (Wirakusumah, 2003).
.           Proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah secara teratur disebut suksesi. Suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang disebut klimaks. Dikatakan bahwa dalam tingkat klimaks ini komunitas telah mencapai homeostatis (Desmukh, 1992).
            Menurut Irwan (1992), pemberian nama komunitas dapat berdasarkan:
  1. Bentuk atau struktur utama seperti jenis dominan, bentuk hidup, atau indikator lainnya seperti hutan pinus, hutan agathis, hutan jati, atau hutan dipterocarpaceae. Dapat juga berdasarkan sifat tumbuhan dominan seperti hutan sklerofil, di Indonesia hutan ini banyak di Flores.
  2. Berdasarkan habitat fisik komunitas, seperti komunitas hamparan lumpur, komunitas pantai pasir, komunitas lautan dan sebagainya.
  3. Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional, misalnya tipe metabolisme komunitas. Berdasarkan sifat lingkungan alam seperti iklim, misalnya terdapat di daerah tropik dengan curah hujan yang tertinggi terbagi rata sepanjang tahun dan disebut hutan hujan tropik.           
Di antara banyak organisme yang membentuk suatu komunitas, hanya beberapa spesies atau grup yang memperlihatkan pengendalian yang nyata dalam memfungsikan keseluruhan komunitas. Kepentingan relatif organisme dalam suatu komunitas tidak ditentukan oleh posisi taksonominya, namun oleh jumlah, ukuran, produksi dan hubungan lainnya. Tingkat kepentingan suatu spesies biasanya dinyatakan oleh indeks keunggulannya. Komunitas diberi nama dan digolongkan menurut spesies atau bentuk hidup yang dominan, habitat fisik atau kekhasan fungsional. Analisis komunitas dapat dilakukan pada setiap lokasi tertentu berdasarkan perbedaan zone atau gradien yang terdapat dalam daerah tersebut. Umumnya semakin curam gradien lingkungan, makin beragam komunitasnya karena batas yang tajam terbentuk oleh perubahan yang mendadak dalam sifat fisik lingkungannya (Michael, 1994).                                                                                 
Vegetasi yang terdapat di alam kebanyakan komunitas hutan mempunyai suatu pola yang jelas. Di dalam komunitas hutan, daun-daun, cabang-cabang dan bagian lain dari bermacam- macam pohon, semak dan lain-lain tumbuhan membentuk beberapa lapisan. Masing-masing lapisan memiliki produsen, konsumen dan makhluk pembusuk lain yang khas. Mikroklimat tiap lapisan pun berlainan. Hal ini dapat dipahami karena cahaya, angin, dan hujan yang diterima lapisan ini juga berbeda. Selain dari lapisan tumbuhan, permukaan tanah hutan juga merupakan tempat hidup. Pada permukaan tanah hutan terdapat daun-daun, ranting- ranting dan kayu yang membusuk. Zona-zona ini memiliki organisme yang khas, demikian juga organisme yang ditemukan diperbatasan. Jumlah dan banyaknya spesies sering kali lebih besar dalam suatu ekoton daripada komunitas tetangganya. Disini terdapat suatu komunitas yang terdiri dari mikroorganisme, lumut dan paku- pakuan. Juga terdapat bermacam-macam kumbang, kutu daun, belalang dan mungkin ular ( Sastrodinoto, 1980).   

















BAB III
METODE KERJA
3.1 Alat dan Bahan
            Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain parang, meteran, dan cangkul.
            Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah tali rafia dan kayu pancang.
3.2 Cara Kerja
            Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum suksesi adalah sebagai berikut :
3.2.1. Menetapkan lahan yang akan digarap, kemudian mencatat data awal kondisi lingkungan dan vegetasi dari lahan tersebut.
3.2.2. Membersihkan lahan garapan dengan cangkul dari rumput-rumputan dan tumbuhan yang hidup pada lahan tersebut.
3.2.3. Petak lahan berukuran 2 x 2 m2 dibagi-bagi menjadi 4 petak kecil yang berukuran 1 x 1 m2 , dengan menggunakan meteran dan dibatasi oleh tali rafia. Selanjutnya membiarkan petak pengamatan tersebut selama satu minggu.
3.2.4. Setelah satu minggu mengamati jenis tumbuhan yang tumbuh pada masing-masing petak dan mencatat mengenai jumlah dan jenis tumbuhan yang ada.
3.2.5. Pengamatan petak percobaan dilakukan setiap minggu selama 5 minggu.
3.2.6. Mencatat perubahan komposisi tumbuhan tersebut dan membandingkan hasil pengamatan dari setiap minggu.
3.2.7. Setelah 8 minggu, menghitung kerapatan, kerapatan relatif, frekuensi, frekuensi relatif dan indeks nilai penting dari kondisi vegetasi sebelum dan sesudah suksesi dengan menggunakan rumus.
3.3 Analisis Data
                                    Jumlah individu
a. Kerapatan (K) =
                                    Luas area sampel
                                                            Kerapatan jenis
b. Kerapatan Relatif (KR) =                                                               x 100 %
                                                            Kerapatan seluruh jenis
                                    Individu yang terdapat dalam plot

c. Frekuensi (F) =

                                                Luas area sampel


                                                            Frekuensi Jenis

d. Frekuensi Relatif (FR) =                                                                 x 100 %

                                                            Frekuensi seluruh jenis


e. Indeks Nilai Penting (INP) = KR + FR



















4.2  Pembahasan
            Empat macam spesies pada saat sebelum sukesi, yaitu Graminae, Cyperus sp., Paspalum, dan Colocasia esculenta. Dari keempat spesies tersebut, tumbuhan Graminae paling mendominasi dengan jumlah sebanyak 80-90% seluruh jenis pada tiap plot.Setelah dilakukan sukesi dan dibiarkan selama satu minggu, ternyata tumbuhan yang pertama kali tumbuh adalah Graminae, Cyperus sp., Paspalum, dan Spesies 1. Ini menunjukkan bahwa Graminae, Cyperus sp., Paspalum, dan Spesies 1 bertindak sebagai tumbuhan perintis (pionir). Setelah itu baru kemudian tumbuh Spesies 2. Setelah 5 minggu, kita dapat mengamati bahwa telah terjadi suksesi pada lahan garapan, yang ditandai dengan terbentuknya komunitas baru.
            Komunitas baru yang terbentuk ini terdiri dari 2 macam spesies, yaitu Spesies 1 dan Spesies 2. Komunitas ini berbeda dengan komunitas awal yang terdiri dari 4 jenis spesies. Dari komunitas awal, jenis spesies yang kembali tumbuh pada komunitas baru adalah Graminae, Cyperus sp., dan Paspalum. Sedangkan Colocasia esculenta tidak tumbuh lagi. Spesies 1 dan Spesies 2 yang tumbuh pada komunitas baru merupakan jenis tumbuhan yang berasal dari komunitas awal. Ini menunjukkan bahwa suksesi yang terjadi pada lahan garapan adalah suksesi sekunder, yaitu suksesi yang terjadi jika suatu komunitas baru muncul dan berkembang pada habitat yang pernah ditumbuhi oleh komunitas lain. Selain itu, bibit atau benih Spesies 1 dan Spesies 2 yang tumbuh pada komunitas baru bukan berasal dari habitat awal lahan tersebut.
            Indeks Nilai Penting (INP) dari komunitas baru yang tumbuh akibat proses suksesi sekunder. INP disini berdasarkan grafik juga berkaitan erat dengan kerapatan relatif dan frekuensi relatif dari vegetasi Spesies 1 dan Spesies 2. Pertama kita lihat data kondisi vegetasi sebelum terjadi suksesi. Dari hasil pengamatan, kita dapat melihat bahwa tumbuhan Graminae memiliki INP yang paling tinggi dibanding tumbuhan Cyperus sp., Paspalum, dan Colocasia esculenta. Berbeda pada data kondisi vegetasi setelah terjadi suksesi. Paspalum memiliki INP yang lebih tinggi dibanding dengan Graminae, yaitu sebesar 256,87 %. Sedangkan INP Graminae hanya sebesar 182,76%.
            Tumbuhan Paspalum memiliki tingkat kerapatan dan frekuensi yang relatif lebih tinggi dibanding spesies yang lain, sesudah suksesi. Tumbuhan Paspalum bersifat dominan atau mendominasi pada lahan tersebut, sehingga memiliki frekuensi jumlah individu yang relatif lebih tinggi dibanding spesies lain. Paspalum juga memiliki tingkat kerapatan populasi yang relatif tinggi dibanding spesies lain.
            Paspalum tumbuh kembali dan mendominasi pada komunitas baru. Dengan demikian, Paspalum memiliki INP yang lebih tinggi dibandingkan Spesies 1 dan Graminae, yaitu sebesar 256,87%. Sedangkan INP Spesies 1 hanya 224,01%, Graminae 182,76% dan Spesies 2 hanya 128, 36% . Hal ini menunjukkan bahwa Paspalum mendominasi pada komunitas baru. Selain itu, Paspalum juga merupakan tumbuhan perintis (pionir) yang pertama kali tumbuh pada lahan tersebut. Sehingga lama kelamaan jumlahnya semakin bertambah dari minggu ke minggu. Paspalum dan Graminae dapat tumbuh kembali karena mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Sedangkan spesies lainnya yang tumbuh pada komunitas awal tidak dapat tumbuh kembali karena tidak mampu menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan yang baru.



























BAB V
KESIMPULAN

            Dari hasil pengamatan pada praktikum ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Pengaruh Graminae kurang dominan pada saat keadaan setelah terjadinya suksesi. Akan tetapi jenis rumput lainnya seperti Paspalum memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap jenis vegetasi dan dominansi pada lahan di sekitar kampus UNTAN.


















DAFTAR PUSTAKA

Odum, E. P., 1996, Dasar-dasar Ekologi Edisi Ketiga, UGM Press, Yogyakarta.
Soemarwoto, O., 1983, Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Djambatan, Jakarta.
Soeriatmadja, R. E., 1977, Ilmu Lingkungan, ITB, Bandung.
Suharno, 1999, Biologi, Erlangga, Jakarta.
Wirakusumah, S., 2003, Dasar-dasar Ekologi :Menopang Pengetahuan Ilmu-ilmu Lingkungan, UI Press, Jakarta.
Desmukh, I.1992. Ekologi dan Biologi Tropika. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Irwan, Z. O.1992. Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem,
Komunitas, Dan Lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara.
Michael, P.1994. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Lapangan dan
Laboratorium. Jakarta: UI Press.
Resosoedarmo, R. S.1989. Pengantar Ekologi. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Sastrodinoto,S.1980. Biologi Umum I. PT. Gramedia.Jakarta.

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU PENDIDIKAN ISLAM (IPS)


1. Pengertian dan Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam
            Pengertian ilmu” pengetahuan yang disusun secara sistematis, rasional, empiris dan universal. Pendidikan menurut Abdullah Rahman An-Nahlawi berasal dari kata Tarbiyah:
-­rabb yarbuu: bertambah dan tumbuh
-Rabiya yarbu: tumbuh dan berkembang
-Rabba yarbu: memperbaiki. Menguasai, memimpin, menjaga dan memelihara;
Adapun makna tarbiyah:
-Memelihara fitrah manusia
-Menumbuhkan seluruh bakat dan kesiapannya
-Mengarahkan fitrah dan seluruh bakatnya agar menjad agar baik dan sempurna
-Bertahap dalam proses
Pendidikan adalah
oProses yang mempunyai tujuan
oPendidik yang sebenarnya adalah Allah karena Dialah yang menciptakan fitrah manusia
oPandidikan menghendaki penyusnan langkah-langkah sistematis yang harus dilalui secara bertahap oleh berbagai kegiatan pendidikan dan pengajaran
oPendidikan harus mengikuti hukum-hukum pencipta dan syariat yang telah ditetapkan oleh Allah
Makna ta’lim menurut Abdul Fattah:
oProses pembelajaran secara terus menerus sejak manusia lahir melalui pengembangan fungsi-fungsi pendengara, penglihatan dan hati
oProses ta’lim tidak berhenti pada pencapaian pengetahuan pada wilayah kognisi semata, melainkan wilayah psikomotor dan efeksi.

Jadi ilmu pendidikan islam adalah
1.Ilmu tentang mendidik agar manusia beragama islam
2.Ilmu pendidikan yang berdasarkan islam
Konsep dasar pendidikan islam yakni usaha, kemanusiaan, perkembangan, proses, bimbingan oleh manusia secara sadar.
Ruang lingkup pendidikan islam ada tujuh:
1.Kehidupan beragama, agar perkembangan pribadi manusia sesuai dengan norma islam
2.Kehidupan keluarga, agar perkembangan menjadi keluarga sejahtera
3.Kehidupan sosial, agar dapat berkembang menjadi sistem bebas dari penghisapan manusia lain
4.Kehidupan politik, agar tercipta sistem demokrasi yang sehat dan dinamis sesuai dengan islam
5.Budaya, agar menjadi manusia penuh keindahan dan kegairahan dengan nilai norma
6.Ekonomi, terbina masyarakat yang adil dna makmur dengna ridha Allah SWT
7.Pengetahuan, bertujuan agar berkembang menjadi alat untuk menapai kesejahteraan umat manusia yang dikendalikan oleh iman
2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam
Adalah merupakan landasan operasional yang digunakan untuk merealisasikan dasar ideal atau sumber pendidikan islam
Adapun dasar pendidikan islam ada dua:
1.Dasar ideal, Al-Qur’an dan Al-Hadis
2.Dasar operasional,
-Historis
-Filosofis
-Ekonomi
-Politik
-Sosiologis
-Psikologis

3. Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan, batas akhir yang dicita-citakan dan dijadikan pusat perhatian untuk dicapai. Tujuan pendidikan, batas akhir melalui usaha pendidikan, ada empat:
-Nasional, mencerdaskan kehidupan berbangsa, mengembangkan potensi dll
-Institusional, tujuan yang dicapai oleh sebuah lembaga, PT, dll
-Kurikulum, tujuan yang dicapai oleh suatu mata pelajaran atau kuliah
-Intruksional, tujuan yang ingin dicapai dari setiap penyabaran meteri
Jadi tujuan pendidikan islam menurut M. Athiyah Al-Abrasyi:
1.Tujuan tertinggi, tercapai akhlak yang sempurna
2.Tujuan umum,
3.Tujuan akhir, menjaid manusia sebagai makhluk yang bertaqwa dan meninggal dalam keadaan beragama islam

4. Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam
            Prinsip pendidikan adalah Sebuah pegangan yang dipakai dalam kegiatan yang diyakini akan kebenaranya. Beberapa hal yang berkaitan dengan prinsip pendidikan yakni:
1.Prinsip Berwawasan Nilai
2.Prinsip Percaya pada Diri Sendiri
3.Prinsip Kebebasan untuk Memilih
4.Prinsip Kreatif
Menurut Abudin Nata prinsip secara pendidikan islam ada lima, yaitu:
¬Prinsip tujuan
1.Universal
2.Keseimbangan dan kesederhanaan
3.Kejelasan
4.Realisme dan realisasi
5.Dinamisme
¬Prinsip metode
1.Sesuai dengan psikologi anak
2.Sesuai dengan tujuan pelajaran
3.Memelihara tahap kematangan
4.Partisipasi praktikal (amal)
¬Prinsip kurikulum
1.Ruh Islamiyah
2.Universal
3.Balancing (Keseimbangan)
4.Sesuai dengan perkembangan psikologis anak
5.Memperhatikan lingkungan sosial masyarakatnya
¬Prinsip evaluasi
1.Objektifitas
2.Keadilan
3.Kejujuran
4.Keterbukaan
¬Prinsip hubungan guru-murid
1.Humanistik (Kemanusiaan)
2.Egaliter (Kesederajatan dalam pembelajaran)
3.Demokratis
5. Sumber-Sumber Pendidikan Islam
1.Al-Qur’an
            Merupakan sumber pendidikan utama bagi setiap muslim, sesungguhnya Allah telah memberikan pengetahuan dan pelajaran melalui wahyuyakni Al-Qur’an, dimana menduduki tempat paling utama dalam pengambilan sumber pendidikan islam.

2.Al-Sunnah
            Sunnah merupakan manivestasi atau penafsiaran Al-Qur’an yang paling baik, yakni berupa perkataan, perbuatan dan ketetapan Nabi dimana dijadikan sumber pendidikan islam.
3.Kata-kata sahabat
            Sahabat adalah orang yang paling dekat dan bertemu langsung dengan Nabi, sehingga perkataan mereka dapat juga dijadikan sumber pendidikan islam
4.Kemashalatan masyarakat
            Maksudnya adalah suatuyang membawa manfaat dan menjauhkan dari mudarat, kemashalatan berkembang dan berubah sesuai dengan zaman dan berbeda menurut tempat.
5.Nilai-nilai adat istiadat dan kebiasaan sosial
            Berkaitan bawa pendidikan adalah usaha memelihara, pengembangan dan pewarisan nilai-niai budaya atau kebiasan sosial masyarakat yang positif.
6.Hasil pemikiran-pemikiran dalam islam
            Seperti pemikiran para filosofi, pemikir dan intelek muslim khususnya dalam bidan pendidikan dapat menjadi referendi pengembangan pendidikan islam.