BAB
1
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan kunci untuk
semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan
manusia dapat mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun
sebagai warga masyarakat. Dalam rangka mewujudkan potensi diri menjadi multiple
kompetensi harus melewati proses pendidikan yang diimplementasikan dalam proses
pembelajaran.
Belajar
atau pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang wajib kita lakukan dan
kita berikan kepada anak-anak kita. Karena ia merupakan kunci sukses unutk
menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan
ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya akan berguna bagi bangsa,
negara, dan agama. Melihat peran yang begitu vital, maka menerapkan metode yang
efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar
mengajar akan berjalan menyenakngkan dan tidak membosankan.
Siswa
boleh saja berpikir secara global, tetapi mereka harus bertindak secara lokal.
Artinya, setiap orang/siswa perlu belajar apa pun, bahkan mencari hikmah dari
berbagai macam pengalaman bangsa-bangsa lain di seluruh dunia, namun
pengetahuan tentang pengalaman bangsa-bangsa lain tersebut dijadikan sebagai
pembelajaran dalam tindakan di lingkungan secara lokal. Dengan cara kerja
seperti itu, kita tidak perlu melakukan trial and error yang berkepanjangan,
melainkan kita belajar dari kesalahan-kesalahan orang lain, sementara kita
sekadar meneruskan kerja dari paradigma yang benar.
Bekerja
dan belajar yang berbasis lingkungan sekitar memberikan nilai lebih, baik bagi
si pembelajar itu sendiri maupun bagi lingkungan sekitar. Katakanlah belajar
ilmu sosial atau belajar ekonomi, maka lingkungan sosial dan ekonomi sekitar
dapat menjadi laboratorium alam. Pembelajaran ini dapat dilakukan sembari
melakukan pemberdayaan (empowering) terhadap kehidupan sosial dan ekonomi
masyarakat, sementara si pembelajar dapat melakukan proses pembelajaran dengan
lebih baik dan efisien.
BAB
2
ISI
2.1 Strategi Pembelajaran
Pembelajaran
dilandasi strategi yang berprinsip pada:
1. Berpusat pada peserta didik
2. Mengembangkan kreativitas peserta didik
3. Suasana yang menarik, menyenangkan, dan
bermakna
4. Prinsip pembelajaran aktif, inovatif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan (paikem)
5. Mengembangkan beragam kemampuan yang
bermuatan nilai dan makna
6. Belajar melalui berbuat, peserta didik
aktif berbuat
7. Menekankan pada penggalian, penemuan,
dan penciptaan
8. Pembelajaran dalam situasi nyata dan
konteks sebenarnya
9. Menggunakan pembelajaran tuntas di
sekolah
2.2 Pengertian Paikem
Paikem
adalah singkatan dari pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan,
dan mengemukakan gagasan.
Pembelajaran
inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan. Learning
is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa
sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di
kelas, perasaan tertekan dengan tenggat waktu tugas, kemungkinan kegagalan,
keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan.
Membangun
metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya
mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap
ilmu masing-masing orang. Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan
dalam menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan
penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal
tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan
otak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya
membangun rasa percaya diri siswa.
Kreatif
dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga
memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana
belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya
secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”)
tinggi.
Menurut
hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil
belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran
tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah
proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan
pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan
tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain
biasa.
2.3 Penerapan Paikem Dalam Proses
Pembelajaran
Secara
garis besar, paikem dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan
yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan
mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu
dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat,
termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan
cocok bagi siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang
buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan
menyediakan ‘pojok baca’
4. Guru menerapkan cara mengajar yang
lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar
kelompok.
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan
caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah,
untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
Paikem
diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama kbm. Pada saat yang
sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk
menciptakan keadaan tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh kegiatan kbm
dan kemampuan guru yang besesuaian.
Kemampuan guru
|
Kegiatan belajar mengajar
|
Guru merancang dan mengelola kbm yang
mendorong siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran
|
Guru melaksanakan kbm dalam kegiatan
yang beragam, misalnya:
·
Percobaan
·
Diskusi kelompok
·
Memecahkan masalah
·
Mencari informasi
·
Menulis laporan/cerita/puisi
·
Berkunjung keluar kelas
|
Guru menggunakan alat bantu dan
sumber yang beragam.
|
Sesuai mata pelajaran, guru
menggunakan, misalnya:
·
Alat yang tersedia atau yang dibuat
sendiri
·
Gambar
·
Studi kasus
·
Nara sumber
|
Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk mengembangkan keterampilan
|
Siswa:
·
Melakukan percobaan, pengamatan, atau
wawancara
·
Mengumpulkan data/jawaban dan
mengolahnya sendiri
·
Menarik kesimpulan
·
Memecahkan masalah, mencari rumus
sendiri.
·
Menulis laporan hasil karya lain
dengan kata-kata sendiri.
|
Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk mengungkapkan gagasannya sendiri secara lisan atau tulisan
|
Melalui:
·
Diskusi
·
Lebih banyak pertanyaan terbuka
·
Hasil karya yang merupakan anak
sendiri
|
Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan
belajar dengan kemampuan siswa
|
· siswa
dikelompokkan sesuai dengan kemampuan (untuk kegiatan tertentu)
· bahan
pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut.
· siswa
diberi tugas perbaikan atau pengayaan.
|
Guru mengaitkan kbm dengan pengalaman
siswa sehari-hari.
|
· siswa
menceritakan atau memanfaatkan pengalamannya sendiri.
· siswa
menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari
|
Menilai kbm dan kemajuan belajar
siswa secara terus-menerus
|
· guru
memantau kerja siswa.
· guru
memberikan umpan balik.
|
2.4 Indikator Pembelajaran Paikem
Indikator/tolok ukur bahwa
pembelajaran dapat dikategorikan sudah pakem, yaitu :
1. Metode pembelajaran :
- Kegiatan belajar siswa menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi (wawancara, pengamatan, bermain peran, penelitian, berlangsung di luar dan di dalam kelas) sesuai dengan mata pelajaran. Idealnya lebih dari 3 jenis.
- Kegiatan belajar siswa menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan spesifikasi bahan ajar.
- Penggunaan metode dalam kegiatan belajar siswa sesuai dengan rpp.
2. Pengelolaan kelas :
- Kegiatan belajar siswa variatif (individual, berpasangan , kelompok, klasikal). Idealnya lebih dari 3 jenis.
- Kelompok belajar siswa beragam (gender, sosial-ekonomi, intelegensi). Idealnya lebih dari 3 variabel.
- Keanggotaan kelompok belajar berubah-ubah sesuai kebutuhan belajar (sesuai kd, materi, metode, dan alat bantu belajar).
- Kegiatan pembelajaran menggunakan tata tempat duduk (meja/kursi) yang memudahkan siswa berinteraksi dengan guru maupun dengan siswa lainnya. Idealnya lebih dari 3 variasi tata tempat duduk.
- Tata tertib kelas dibuat (dan disepakati) bersama antara siswa dan guru. Idealnya murni inisiatif siswa (khusus kelas tinggi).
3. Ketrampilan bertanya :
- Pertanyaan yang diajukan guru dapat memancing/mendukung siswa dalam membangun konsep/gagasannya secara mandiri.
- Guru mengajukan pertanyaan selalu memberikan jeda (waktu tunggu) yang memberikan keleluasaan seluruh siswa untuk berfikir, lalu menunjuk siswa yang harus menjawab tanpa pilih kasih secara acak.
- Guru juga mendorong siswa untuk bertanya, berpendapat dan/atau mempertanyakan gagasan guru/siswa lain.
- Siswa menjawab pertanyaan guru dengan lebih dulu mengacungkan tangan tanpa suasana gaduh.
- Siswa berani bertanya, berpendapat dan/atau mempertanyakan pendapat baik secara lisan/tulisan.
4. Pelayanan individual :
- Terdapat program kegiatan belajar mandiri siswa yang terencana dan dilaksanakan dengan baik.
- Siswa dapat menyelesaikan tugas /permasalahannya dengan membaca, bertanya atau melakukan pengamatan dan percobaan.
- Guru melakukan identifikasi, merancang, melaksanakan, mengevaluasi dan menindaklanjuti program pembelajaran individual (ppi) sebagai respon adanya kebutuhan khusus (hiperaktif, autis, lamban, dsb).
- Kegiatan pembelajaran melayani perbedaan individual ( tipe belajar, siswa: audio, visual, motorik, audio-visual, audio-visual-motorik) menggunakan multimedia.
- Siswa melakukan kegiatan membaca dan menulis atas keinginan sendiri dan didokumentasikan.
5. Sumber belajar dan alat bantu
pembelajaran
- Guru menggunakan berbagai sumber belajar (sudut baca, perpustakaan, lingkungan sekitar) yang sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan.
- Guru membuat alat bantu pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan sendiri dan /atau bersama siswa/orangtua siswa.
- Guru trampil/menguasai alat bantu pembelajaranyang tersedia dan sesuai dengan materi yang diajarkan.
- Lembar kerja mendorong siswa dalam menemukan konsep/gagasan/rumus/cara (tidak hanya mengerjakan perintah) dan dapat menerapkannya dalam konteks kehidupan nyata sehari-hari.
6. Umpan balik dan evaluasi
- Guru memberikan umpan balik yang menantang (mendorong siswa untuk berpikir lebih lanjut) sesuai dengan kebutuhan siswa.
- Guru memberikan umpan balik (lisan/tulisan) secara individual.
- Guru menggunakan berbagai jenis penilaian (tes dan non tes) dan memanfaatkannya untuk kegiatan tindak lanjut.
- Setiap proses dan hasil pembelajaran disertai dengan reward /penghargaan dan pengakuan secara verbal dan/atau non verbal.
7. Komunikasi dan interaksi
- Bantuan guru kepada siswa dalam pembelajaran bersifat mendorong untuk berfikir (misalnya dengan mengajukan pertanyaan kembali).
- Setiap pembelajaran terbebas dari ancaman dan intimidasi (yang ditandai : tidak ada rasa takut, labelling, bulliying, anak menikmati, guru ramah).
- Setiap proses pembelajaran bebas dari perlakuan kekerasan (emosional, fisik, pelecehan seksual).
- Perilaku warga kelas (siswa dan guru) sesuai dengan tata tertib yang dibuat bersama dan etika yang berlaku.
- Siswa mendengarkan dengan baik ketika guru atau siswa lain berbicara.
- Komunikasi terjalin dengan baik antara guru-siswa dan siswa-siswa.
8. Keterlibatan siswa
- Siswa aktif dan asyik berbuat /bekerja dalam setiap kegiatan pembelajaran.
- Guru selalu meberikan kesempatan kepada siswa untuk tampil di depan kelas untuk menyajikan/mengemukakan /melakukan sesuatu.
- Dalam setiap kerja kelompok ada kejelasan peran masing-masing siswa dan terlaksana secara bergilir.
9. Refleksi
- Setiap usai pembelajaran guru meminta siswa menuliskan/mengungkapkan kesan dan keterpahaman siswa tentang apa yang telah dipelajari.
- Guru melaksanakan refleksi/perenungan tentang kekuatan dan kelemahan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
10. Hasil karya siswa
- Berbagai hasil karya siswa dipajangkan, ditata rapid an diganti secara teratur sesuai perkembangan penyampaian materi pembelajaran.
- Hasil karya siswa adalah murni karya /buatan siswa sendiri.
11. Hasil belajar
- Hasil belajar siswa memenuhi kriteria ketuntasan minimal (kkm).
- Siswa mengalami peningkatan kompetensi personal/sosial sesuai dengan potensinya (kerjasama, toleransi, menyelesaikan konflik secara sehat, bertanggung jawab dan kepemimpinan).
- Siswa mengelami peningkatan rasa percaya diri (kemampuan bertanya, menjawab dan tampil di depan kelas).
Kelas
dan pembelajaran yang pakem ternyata tidak hanya terlihat dari segi fisik saja,
misalnya banyaknya pajangan di kelas sehingga nampak ramai dan meriah, namun
yang lebih penting dan utama adalah proses pembelajaran dan cara mengajar yang
sudah tidak konvensional lagi.
2.5 Penggolongan Aktifitas Siswa Dalam
Pembelajaran
Dalam
pembelajaran perlu diperhatikan bagaimana keterlibatan siswa dalam
pengorganisasian pengetahuan, aoakah mereka aktif atau pasif. Banyak jenis
aktifitas yang dapat dilakukan oleh siswa selama mengikuti pembelajaran.
Penggolongan aktifitas siswa dalam oembelajaran antara lain sebagai berikut:
1. Visual
activities, yang termasuk didalamnya misalnya membaca, memperhatikan gambar,
demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
2. Oral
activities, seperti menyatakan, merumuskan masalah, bertanya, memberi saran,
mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
3. Listening
activities, seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.
4. Writing
activities, misalnya menulis cerita, keterangan, laporan, angket, menyalin.
5. Drawing
activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram.
6. Motor
activities, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat
konstruksi, mereparasasi, bermain, berkebun, beternak.
7. Mental
activities, sebagai contoh misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal,
menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.
8. Emotional
activities, seperti misalnya menaruh minat, rasa bosan, gembira, bersemangat,
bergairah, berani, tenang, gugup.
2.6 Menarik Minat Dan Perhatian Siswa
Dalam
menggugah minat siswa diperlukan pembukaan yang menarik dalam langkah-langkah
mengajar agar perhatian dan minat siswa bisa fokus kepada materi yang akan
disampaikan oleh guru.
Upaya
untuk menarik minat / perhatian siswa dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan
langkah-langkah berikut:
a.
Melakukan komunikasi terbuka.
Dalam penerapannya,
seorang guru hendaknya selalu mendorong anak didik untuk membuka diri terhadap
segala hal atau bahan-bahan pelajaran yang disajikan oleh guru, sehingga mereka
dapat menyerapnya menjadi bahan apersepsi dalam pikirannya.
Sebagaimana
firman allah dalam surat al-a’raf ayat 179:
Artinya : “dan
sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka jahannam) kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami
(ayat-ayat allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan allah), dan mereka mempunyai telinga
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat allah). Mereka itu
sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah
orang-orang yang lalai”. (qs. Al-a’raf: 179).
Maksud
dari firman allah diatas adalah bahwasanya manusia harus untuk membuka hati,
pikiran, perasaan, pendengaran, dan penglihatan untuk menyerap pesan-pesan yang
di firmankan kepada mereka.
b.
Memberikan pengetahuan baru
Minat
dan perhatian siswa harus diarahkan kepada bahan-bahan pengetahuan yang baru
bagi mereka. Dalam ajaran islam terdapat prinsip pembaruan dalam belajar, baik
tentang fonomena-fonomena alamiah maupun yang terdapat dalam diri mereka
sendiri.
c.
Memberikan model perilaku yang baik
Siswa
dapat memperoleh contoh bagi perilakunya melalui peniruan yang terdapat dalam
proses pembelajaran.
Seperti
firman allah dalam surat al-ahzab ayat 21:
Artinya ;
“sesungguhnya telah ada pada (diri) rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut allah”. (qs. Al-ahzab: 21).
2.7 Jenis-Jenis Perhatian
Siswa
Perhatian
menurut timbulnya:
1.
Perhatian
spontan yaitu perhatian yang timbul dengan sendirinya. Berhubungan dengan minat
individu. Mis : minat music, secara spontan perhatiannya tertuju pada music
walaupun lagi mengerjakan sesuatu.
2.
Perhatian
tidak spontan yaitu perhatian yang ditimbulkan dengan sengaja karena itu harus
ada kemauan untuk menimbulkannya. Mis : mahasiswa mau tidak mau harus
memperhatikan mata kuliah tertentu, walaupun ia tidak menyukainya.
Perhatian
menurut banyaknya objek:
1.
Perhatian
sempit yaitu individu pada suatu waktu hanya dapat memperhatikan sedikit objek
2.
Perhatian
luas yaitu individu pada suatu waktu dapat memperhatikan banyak objek pada
suatu waktu sekaligus. Mis : kepasar malam, ada orang yang dapat menangkap
banyak objek sekaligus, tetapi sebaliknya ada orang tidak dapat berbuat
demikian.
Perhatian
menurut focus objek:
1.
Perhatian
terpusat yaitu individu pada suatu waktu hanya dapat memusatkan perhatiannya
pada satu objek. Sejalan dengan perhatian sempit.
2.
Perhatian
terbagi-bagi yaitu individu pada suatu waktu dapat memperhatikan banyak
hal/objek. Sejalan dengan perhatian luas.
Perhatian
menurut fluktuasinya:
1.
Perhatian
statis yaitu individu dalam waktu tertentu dapat dengan statis atau tetap
perhatiannya tertuju pada objek tertentu. Perhatian semacam ini
sukar memindahkan perhatiannya dari satu objek ke objek lainnya.
2.
Perhatian
dinamis yaitu individu dapat memindahkan perhatiannya secara lincah dari suatu
objek ke objek lainnya.
2.8 Jenis-Jenis Motivasi
Ada
dua jenis motivasi dilihat dari sumber datangnya motivasi tersebut, yakni
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
1.
Motivasi intriinsik
Motivasi
intrinsik adlaah motivasi untuk belajar yang berasal dari dalam diri siswa itu
sendiri. Motivasi intrinsik ini diantaranya ditimbulkan oleh faktor-faktor yang
muncul dari pribadi siswa itu sendiri terutama kesadaran akan manfaat materi
pelajaran bagi siswa tu sendiri. Manfaat tersebut bisa berupa:
a.
Keterpakaian kompetensi dalam bidang yang sedang dipelajari dalam pekerjaan
atau kehidupannya kelak.
b.
Keterpakaian pengetahuan yang diperoleh dari pembelajaran dalam memperluas
wawasannya sehingga memberikan kemampuan dalam mempelajari materi lain.
c.
Diperolehnya rasa puas karena keberhasilan mengetahui tentang sesuatu yanga
selama ini menjadi obsesi atau dambaannya.
d.
Diperolehnya kebanggaan karena adanya pengakuan oleh lingkungan sosial terhadap
kompetensi prestasinya dalam belajar.
Sifat-sifat motivasi
intrinsik antara lain:
a.
Walaupun motivasi intrinsik sangat diharapkan, namun justru tidak selalu
timbul dalam diri siswa.
b.
Karena munculnya atas kesadaran sendiri, maka motivasi intrinsik akan
bertahan lebih lama jika dibandingkan dengan motivasi ekstrinsik.
2.
Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah
motivasi untuk belajar yang berasal dari luar diri siswa. Motivasi ini ditimbulkan oleh faktor-faktor yang muncul dari luar pribadi siswa
itu sendiri, termasuk dari guru. Faktor-faktor tersebut bisa positif dan bisa
pula negatif.
Contoh
dari motivasi ekstrinsik yang negatif adalah rasa takut siswa akan hukuman yang
akan diberikan oleh guru mendorong siswa untuk mengerjakan pekerjaan rumah.
Contoh motivasi siswa yang positif adalah dorongan siswa untuk mengerjakan
pekerjaan rumah karena ingin mendapatkan pujian dari guru.
Sifat-sifat
motivasi ekstrinsik antara lain:
a.
Karena munculnya bukan atas kesadaran sendiri, maka motivasi ekstrinsik
mudah hilang atau tidak dapat bertahan lama. Motivasi ekstrinsik jika diberikan
secara terus menerus akan menimbulkan motivasi intrinsik dalam diri siswa.
2.9 Cara Meningkatkan Motivasi
Ekstrinsik Dalam Menumbuhkan Motivasi Instrinsik
Fungsi
guru sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara pemeliharaan dan peningkatan
motivasi belajar anak didik, yaitu antara lain :
1.
Menggairahkan
anak didik.
Dalam
hal ini guru harus bisa membuat kegiatan pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan,
sehingga dapat meningkatkan motivasi anak didik dalam belajar, misalnya dengan
menerapkan strategi dan metode yang bervariasi.
2.
Memberikan
harapan realistik.
Guru
harus memelihara harapan-harapan anak didik yang realistis dan memodifikasi
harapan-harapan yang kurang atau tidak realistis. Karena harapan yang tidak
realistis adalah kebohongan dan itu tidak di senangi oleh anak didik. Sehingga
dengan memberikan harapan yang realistis dapat meningkatkan motivasi anak didik
dalam belajar. C. Memberikan insentif.
Bila anak didik mengalami keberhasilan, guru di harapkan memberikan reward berupa hadiah, pujian, angka atau nilai yang baik, dan sebagainya atas keberhasilannya. Sehingga anak didik terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
Bila anak didik mengalami keberhasilan, guru di harapkan memberikan reward berupa hadiah, pujian, angka atau nilai yang baik, dan sebagainya atas keberhasilannya. Sehingga anak didik terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
3.
Mengarahkan
perilaku anak didik.
Mengarahkan
perilaku anak didik adalah tugas guru. Di sini guru dituntut untuk memberikan
respon terhadap anak didik yang tidak terlibat langsung dalam kegiatan
pembelajaran dengan teguran yang arif dan bijaksana. Beberapa cara yang dapat
membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam menumbuhkan motivasi intrinsik, antara
lain :
a.
Kompetisi atau persaingan
Guru
berusaha menciptakan persaingan di antara siswa untuk meningkatkan prestasi
belajar serta berusaha untuk memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai
sebelumnya.
b.
Pace
making (membuat tujuan sementara atau dekat)
Hendaknya
guru terlebih dahulu menyampaikan tik yang akan dicapainya kepada siswa,
sehingga siswa akan termotivasi untuk mencapai tik tersebut.
c.
Tujuan
yang jelas.
Motif
mendorong individu untuk mencapai tujuan. Sehingga makin jelas tujuan, maka
makin besar nilai tujuan bagi individu yang bersangkutan dan makin besar pula
motivasi dalam melakukan suatu perbuatan.
d.
Kesempurnaan
untuk sukses
Kesuksesan
dapat menimbulkan rasa puas, kesenangan dan kepercayaan terhadap diri sendiri.
Dengan demikian, guru hendaknya banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk
meraih sukses dengan usaha sendiri, tentu saja dengan bimbingan guru
e.
Minat
yang besar.
Motif
akan timbul jika individu memiliki minat yang besar.
f.
Mengadakan
penilaian atau tes.
Pada
umumnya semua siswa mau belajar dengan tujuan memperoleh nilai yang baik. Hal
ini terbukti dalam kenyataan bahwa banyak siswa yang tidak belajar bila tidak
ada ulangan. Jadi, angka atau nilai merupakan motivasi yang kuat bagi siswa3
BAB 3
KESIMPULAN
Berdasarkan
uraian di atas maka dapat penulis simpulkan:
1. Pembelajaran
paikem (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan) salah
satu metode pembelajaran yang efektif dan dapat diterapkan dalam proses belajar
mengajar termasuk Bahasa Arab.
2. Banyak jenis
aktifitas yang dapat dilakukan oleh siswa selama mengikuti pembelajaran.
3. Upaya untuk menarik
minat / perhatian siswa dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan melakukan komunikasi
terbuka, memberikan model
perilaku yang baik dan.
memberikan pengetahuan
baru.
4.
Motivasi
intrinsik adalah
motivasi untuk belajar yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi untuk
belajar yang berasal dari luar diri siswa.
5.
Beberapa cara yang dapat membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam
menumbuhkan motivasi intrinsik, antara lain: kompetisi atau persaingan, pace
making (membuat tujuan sementara atau dekat), tujuan
yang jelas, kesempurnaan
untuk sukses, mengadakan
penilaian atau tes dan minat
yang besar.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar