PENDEKATAN SISTEM PEMBELAJARAN PAI

PENDEKATAN SISTEM PEMBELAJARAN PAI
PENDEKATAN SISTEM PEMBELAJARAN PAI
Latar Belakang
Banyak sekolah yang berjalan tanpa adanya sistem yang baik. Semua komponen tidak terkoordinasi dengan baik. Akibatnya banyak dari komponen-komponen itu itu tidak berjalan secara efektif dan efisien.
Padahal Pengajaran berkaitan dengan hal bagaimana guru mengajar serta bagaimana siswa belajar. Proses pembelajaran ini merupakan suatu kegiatan yang disadari dan direncanakan. Kegiatan yang disadari dan rencakana mencakup tiga hal; yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Pengajaran dilakukan dalam waktu yang berkala, baik untuk waktu jangka pendek, menengah ataupun jangka panjang. Misalnya, latihan Pembina Pramuka selama satu minggu. Apakah suatu pengajaran berjangka waktu lama ataupun singkat, tetap membutuhkan suatu program kerja, yaitu program pengajaran yang secara singkat disebut program pengajaran. Program Pengajaran merupakan suatu program bagaimana mengajarkan apa-apa yang sudah dirumuskan dalam kurikulum. Dewasa ini konsep yang banyak mewarnai pengajaran di sekolah dasar dan sekolah menengah di Indonesia adalah konsep teknologi pendidikan. Khususnya pengajaran sebagai system. Oleh karena ini, pembahasan makalah ini, dimulai dari konsep tentang system, dan pengajaran sebagai suatu system.
Oleh karenanya, perlu adanya perencanaan yang baik, sehingga semua komponen, baik yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan proses pembelajaran bisa berjalan dengan baik.
Rumusan Masalah
Apakah pengertian Pendekatan Sistem ?
Bagaimana Aplikasi Pendekatan Sistem pembelajaran PAI?
Tujuan
Mahasiswa mengetahui pengerttian pendekatan Sistem Pembelajaran PAI
Mahasiswa mengetahui Aplikasi Pendekatan system pembelajaran PAI
Pembahasan
Pengertian Sistem
Secara Umum
Dalam cakupan pengertian sistem termuat adanya berbagai komponen (unsur), berbagai kegiatan (menunjuk fungsi dari setiap komponen), adanya saling hubungan yang ketergantungan antar komponen, adanya keterpaduan (kesatuan organis = integrasi) antar komponen, adanya keluasan sistem (ada kawasan di dalam sistem dan di luar sistem), dan gerak dinamis semua fungsi dari semua kompo¬nen tersebut mengarah (berorientasi = berkiblat) ke pencapaian tuju¬an system yang telah ditetapkan lebih dahulu.
Dari sini dapat diambil sebuah pengertian bahwasanya sistem secara umum diartikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dalam usahanya mencapai sebuah tujuan. Sehingga sistem tidak hanya mencakup aspek materi, melainkan juga masuk di dalamnya berupa prosedur, fasilitas, media dll
Secara Khusus
Menurut Hayanto, “pendekatan system adalah merupakan jumlah keseluruhan dari bagian-bagian yang saling bekerja sama untuk mencapai hasil yang diharapkan berdasarkan atas kebutuhan tertentu.”
Menurut Lembaga Administrasi Negara: “system pada hakikatnya adalah seperangkat komponen, elemen, yang satu sama lain saling berkaitan, pengaruh-mempengaruhi dan saling tergantung, sehingga keseluruhannya merupakan suatu kesatuan yang terintegrasi atau suatu totalitas, serta “mempunyai peranan atau tujuan tertentu.”
System juga diartikan sebagai suatu kesatuan komponen yang sama, satu sama lain saling berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu.
Dari berbagai pengertian yang didefinisikan oleh beberapa pakar pendidikan, maka dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa sistem adalah kumpulan dari sekian banyak komponen yang saling berintegrasi, saling berfungsi secara kooperaatif dan saling mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Dari konsep ini, ada empat ciri utama suatu system. Pertama, suatu system memiliki tujuan tertentu. Kedua, ada komponen sistem ; ketiga, untuk menggerakkan fungsi, adanya fungsi yang menjamin dinamika dan kesatuan kerja sistem. Dan keempat, adanya interaksi antar berbagai Komponen. Berikut penjelasan dari berbagai poin diatas:
Adanya Tujuan
Setiap rakitan sistem pasti bertujuan, tujuan sistem telah diten-
tu¬kan lebih dahulu, dan itu menjadi tolok ukur pemilihan kompo¬nen serta kegiatan dalam proses kerja sistem. Komponen, fungsi komponen, dan tahap kerja yang ada dalam suatu sistem meng¬arah ke pencapaian tujuan sistem. Tujuan sistem adalah pusat orientasi dalam suatu sistem.
Adanya komponen sistem (selain tujuan)
Jika suatu sistem itu adalah sebuah mesin, maka setiap bagian (onderdil) adalah komponen dari mesin (sistemnya); demikian pula halnya dengan pengajaran di sekolah sebagai sistem, maka semua unsur yang tercakup di dalamnya (baik manusia maupun non manusia) dan kegiatan-kegiatan lain yang terj adi di dalamnya adalah merupakan komponen sistem. Jadi setiap sistem pasti memiliki komponen-komponen sistem.
Adanya fungsi yang menjamin dinamika (gerak) dan kesatuan kerja sistem
Tubuh kita merupakan suatu sistem, setiap organ (bagian) dalam tubuh tersebut mengemban fungsi tertentu, yang keseluruhan¬nya (semua fungsi komponen sistem) dikoordinasikan secara kompak, agar diri kita dan kehidupan kita sebagai manusia ber¬jalan secara sehat dan semestinya.
Adanya Interaksi antar Komponen
Antar komponen dalam suatu sistem terdapat saling hubungan, saling mempengaruhi, dan saling ketergantungan. Misalnya: keguruan seseorang barulah menjadi nyata jika ada siswa yang bersedia untuk dididiknya; siswa yang responsif, kri¬tis, dan koordinatif banyak membantu guru dalam mengembangkan kariernya.
Adanya transformasi dan sekaligus umpan balik. Fungsi dari setiap komponen merupakan bagian tak terpisahkan dari keseluruhan fungsi sistem. Dalam sistem pengajaran yang berinti pada interaksi personal, peran dari komponen-komponen (selain guru dan siswa) adalah untuk meningkatkan nilai inter¬aksi personal tersebut demi keberhasilan belajar siswa. Transfor¬masi yang terjadi dalam interaksi guru-siswa secara lebih teknis merupakan transaksi pesan-pesan (pemahaman -> penginte¬grasian -> pengembangan diri).
Keempat ciri di atas merupakan satu kesatuan yang kemudian dinamakan dengan sistem. Keempatnya merupakan bagian yang saling berintegrasi sebagai satu kesatuan (totalitas) yang satu sama lain tidak bisa berdiri sendiri, saling mengisi dan menguatkan dalam mencapai tujuan.
Pendekatan Sistem Pembelajaran PAI
Pendekatan sistem pembelajaran PAI adalah kumpulan dari sekian banyak komponen yang saling berintegrasi, saling berfungsi secara kooperaatif dan saling mempengaruhi dalam rangka mewujudkan generasi-genarasi yang beriman dan bertakwa.
Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Menurut Tafsir (2002), bagi umat Islam, dan khususnya dalam pendidikan Islam, kompetensi iman dan takwa serta memiliki akhlak mulia tersebut sudah lama disadari kepentingannya, dan sudah diimplementasikan dalam lembaga pendidikan Islam. Dalam pandangan Islam, kompetensi iman dan takwa (imtak) serta ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), juga akhlak mulia diperlukan oleh manusia dalam melaksanakan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi.
Jadi, dalam pandangan Islam, peran kekhalifahan manusia dapat direalisasikan melalui tiga hal, yaitu:
landasan yang kuat berupa iman dan takwa
Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
akhlak mulia
Dari beberapa pendapat diatas, maka Pendekatan sistem pembelajaran PAI adalah kumpulan dari sekian banyak komponen yang saling berintegrasi, saling berfungsi secara kooperaatif dan saling mempengaruhi dalam rangka mewujudkan generasi-genarasi yang berwawasan luas, beriman dan bertakwa serta memiliki akhlak yang mulia.
Aplikasi Pendekatan sistem Pembelajaran PAI
Gagne dan Atwi Suparman mengatakan bahwa sistem pengajaran adalah suatu set peristiwa yang mempengaruhi siswa sehingga terjadi proses belajar.
Oemar Hamalik, mengatakan; “sistem pengajaran merupakan suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan Prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut Oemar Hamalik, terdapat tiga ciri khas yang ada dalam sistem pengajaran, yaitu:
Rencana, penataan intensional orang, material dan prosedur yang merupakan unsur sistem pengajaran sesuai dengan suatu rencana khusus, sehingga tidak mengambang.
Kesalingtergantungan (interdependent), unsur-unsur suatu sistem merupakan bagian yang koheren dalam keseluruhan, masing-masing bagian bersifat esensial, satu sama lain saling memeberikan sumbangan tertentu.
Tujuan
Tujuan, setiap sistem pengajaran memiliki tujuan tertentu. The goal is the purpose for which the system is design.
Perencanaan pengajaran adalah suatu pengambilan keputusan hasil berfikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada. Perencanaan pembelajaran mengarah pada proses penerjemahan kurikulum yang berlaku. Sedangkan desain pembelajaran menekankan pada merancang program pembelajaran untuk membantu proses belajar siswa. Hal inilah yang membedakan keduanya. Perencanaan berorientasi pada kurikulum, sedangkan desain berorientasi pada proses pembelajaran.
Namun demikian, perencanaan dan desain, keduanya disusun berdasarkan pendakatan sistem. Karenanya di dalamnya terdapat berbagai komponen yang menyusun sistem tersebut, yaitu:
Siswa
Proses pembelajaran pada hakikatnya diarahkan untuk membelajarkan siswa untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sehingga dalam proses pengembangan desain dan perencanaan, siswa harus dijadikan pusat pertimbangan. Artinya, keputusan-keputusan yang diambil harus disesuaikan dengan kondisi siswa, baik kemampuan dasar, minat, bakat, motivasi belajar, gaya belajar dan sebagainya.
Tujuan
tujuan adalah komponen terpenting dalam pembelajaran setelah komponen siswa. Tujuan sebenarnya merupakan arah yang harus dijadikan rujukan dalam pembuatan desain dan perencanaan serta pembelajaran di kelas. Adapun tujuan khusus yang direncakan oleh guru adalah:
Pengetahuan, informasi serta pemahaman sebagai bidang kognitif
Sikap dan apresiasi sebagai tujuan dari bidang avektif
Berbagai kemampuan sebagai bidang psikomotorik.
Adapun dalam Pembelajaran PAI adalah mewujudkan generasi-genarasi yang berwawasan luas, beriman dan bertakwa serta memiliki akhlak yang mulia.
Kondisi
Kondisi adalah berbagai pengalaman belajar yang diharapkan akan ada pada diri siswa, agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran seperti yang telah dirumuskan. Pengalaman ini harus dapat membuat siswa aktif belajar, baik secara fisik maupun non-fisik.
Merencakana belajar salah satunya adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai kecenderungan gaya belajarnya. Demikian juga desain pembelajaran, ia harus dapat membuat siswa belajar dengan penuh motivasi dan gairah.
Sumber belajar
Sumber belajar berkaitan dengan segala sesuatu yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengalaman belajar. Di dalamnya meliputi lingkungan fisik, seperti tempat belajar; alat yang digunakan, guru petugas perpustakaan, ahli media, dan sebagainnya.
Hasil Belajar
Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan. Dengan demikian tugas utama guru adalah merancang instrument yang dapat menghasilkan data tentang keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam literature lain disebutkan; dari sudut pandang teknologi intruksional, komponen sistem pengajaran diuraikan dengan lebih luas lagi sebagai berikut:
Spesifikasi isi pokok bahan
Spesifikasi tujuan pengajaran
pengumpulan dan penyaringan data siswa
Penentuan cara pendekatan, metode, teknik mengajar
Pengelompokkan siswa
Penyediaan waktu
Pengaturan ruang
Pemilihan media
Evaluasi
Unsur minimal yang harus dalam sistem pengajaran adalah suatu tujuan, siswa serta prosedur kerja untuk mencapai tujuan. Dalam konteks ini, guru tidak termasuk sebagai unsur sistem dan hanya merupakan salah satu sumber belajar. Dalam dalam keadaan lain fungsinya dapat digantikan dengan sumber balajar lain yang mempunyai fungsi yang sama, seperti; buku, film, slide show, teks yang telah deprogram, dan sebagainya.
Fungsi guru dalam sistem pengajaran PAI adalah sebagai desainer, sekaligus sebgai pelaksana pengajaran. Sebagai seorang perancang, guru berfungsi menyusun suatu sistem pengajaran. Sedangkan sebagai pelaksana sistem pengajaran, guru berfungsi dalam tranformasi ilmu yang dilakukanya di kelas. Dalam hal ini guru harus memiliki; kompetensi mengajar, sikap professional, penguasan materi pelajaran, prinsip-prinsip dan teknik pengajaran serta keterampilan-keterampilan dasar mengajar lainnya. Dan yang terpenting adalah seorang guru harus memiliki keteladanan yang bisa ditiru oleh murid-muridnya. Dalam hal ini guru harus menjadi sosok desain hasil pembelajaran yang diharapkan muncul pada diri masing-masing siswa.
Adapun fungsi yang ketiga, adalah guru sebagai evaluator. Kegiatan pengajaran yang telah dijalankan, kemudian diadakan evaluasi. Hasil evaluasi yang di dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang telah dicapai dengan menggunakan pedoman perencanaan. Dari sini, akan ditemukan titik-titik mana saja yang kemudian diperbaiki.
Beberapa komponen pendekatan sistem diatas bekerja secara kooperatif. Artinya kesemuanya itu saling berkerja sama untuk mencapai sebuah tujuan. Sehingga satu sama lain saling menguatkan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnnya.
Manfaat pendekatan sistem adalah sebagai berikut:
Melalui pendekatan sistem, arah dan tujuan pembelajaran dapat direncanakan dengan jelas. Perumusan tujuan merupakan salah satu karakteristik pendekatan sistem. Penentuan komponen-komponen pembelajaran pada dasarnya diarahkan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, segala usaha baik yang dilakukan guru maupun siswa pada dasarnya adalah mengarahkan tercapainya tujuan.
Pendekatan sistem menuntun guru pada kegiatan yang sistematis. Berfikir secara sistem adalah berfikir runtut, sehingga melalui langkah-lagkah yang jelas dan pasti, memungkinkan hasil yang diperoleh akan maksimal. Sebab malalui langkah yang sistematis, kita dituntun oleh melakukan proses pembelajaran setahap demi setahap dari seluruh rangkaian kegiatan. Sehingga kemungkinan kegagalan dapat diminimalisir.
Pendekatan sistem dapat merancang pembelajaran dengan mengoptimalkan segala potensi dan sumber daya yang tersedia. Sistem dirancang agar tujuan pembelajaran dapat diraih dengan optimal. Dalam hal ini berfikir sistematis, berarti berfikir bagaimana agar tujuan yang telah ditetapkan, dapat dicapai oleh siswa
Pendekatan sistem dapat memberikan umpan balik. Melalui proses umpan balik dalam Pendekatan sistem dapat diketahui, apakah tujuan itu telah berhasil dicapai atau belum. Hal ini sangat penting, sebab mencapai tujuan merupakan tujuan utama dalam berfikir sistematis
Namun, dalam pelaksanaannya, ada beberapa variabel yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan itu, diantaranya:
Faktor Guru
Guru merupakan komponen yang sangat menentukan. Hal itu, disebabkan karena guru adalah orang yang berhadapan langsung dengan siswa. Dalam sistem pembelajaran, guru bias berfungsi sebagai desainer pembelajaran, implementator atau keduanya. Sebagai perencana, guru dituntut untuk memahami secara benar kurikulum yang berlaku, karakteristik siswa, fasilitas dan sumber daya yang ada, sehingga semuanya dijadikan komponen-komponen dalam menyusun rencana dan desain pembelajaran.
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai implementator dan perancang pembelajaran, guru dituntut berperan sebagai model dari rancangan yang telah dibuatnya (suri teladan).
Faktor siswa
Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek tidak selalu sama. Proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh perkembangan anak yang tidak sama itu, disamping arak karakteristik lain yang melekat pada diri anak.
Faktor sarana dan Prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung pembelajaran secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-alat pekajaran, perlengkapan sekolah, dan lain sebagainya; sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran. Misalnya, jarak menuju sekolah, penerangan sekolah, kamar kecil, dan lain sebagainya. Kelengkapan sarana dan prasarana akan membantu guru dalam penyelenggaraan proses pembelajaran. Dengan demikian, sarana dan prasana merupakan komponen penting yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran.
Terdapat beberapa keuntungan bagi sekolah yang memiliki kelengkapan sarana dan prasarana. Pertama, kelangkapan sarana dan prasarana dapat menumbuhkan gairah dan motivasi guru mengajar. Kedua, kelangkapan sarana dan prasarana dapat memberikan berbagai pilihan kepada siswa untuk belajar.
Faktor Lingkungan
Dilihat dari dimensi lingkungan, ada dua faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran, yaitu factor organisasi kelas dan faktor iklim sosial Psikologis.
Faktor organisasi kelas yang di dalamnya meliputi jumlah siswa dalam satu kelas merupakan aspek penting yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran. Organisasi kelas yang terlalu besar akan kurang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kelompok belajar yang besar dalam satu kelas berkecenderungan:
Sumber daya kelompok akan bertambah luas sesuai dengan jumlah siswa. Sehingga waktu yang tersedia akan semakin sempit juga.
Kelompok belajar akan kurang mampu memanfaatkan dan menggunakan semua sumber daya yang ada. Misalnya dalam penggunaan waktu diskusi; semua siswa yang terlalu banyak akan memakan waktu yang banyak pula, sehingga sumbanga pikiran akan sulit didapatkan dari setiap siswa
Kepuasan belajar setiap siswa akan cenderung menurun. Hal ini disebabkan kelompok belajar yang terlalu banyak akan mendapatkan pelayanan yang terbatas dari setiap guru, dengan kata lain perhatian guru akan semakin terpecah.
Perbedaan individu antar anggota akan semakin tampak, sehingga akan semakin sukar mencapai kesepakatan. Kelompok yang terlalu besar cenderung akan terpecah ke dalam sub-sub kelompok yang saling bertentangan.
Anggota kelompok yang terlalu banyak berkecenderungan akan semakin banyak siswa yang terpaksa menunggu untuk sama-sama maju mempelajari materi pelajaran baru.
Anggota kelompok yang terlalu banyak akan cenderung semakin banyaknya siswa yang enggan berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan kelompok itu.
Faktor lain dari dimensi lingkungan yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran adalah faktor iklim sosial psikologis. Maksudnya adalah keharmonisan hubungan antara orang yang terlibat dalam proses pembelajaran. Iklim sosial ini dapat terjadi secara internal maupun eksternal.
Secara internal adalah hubungan antara orang yang terlibat dalam lingkungan sekolah.misalnya; iklim sosial antara siswa dengan siswa; antara guru dengan guru bahkan antara guru dengan pimpinan sekolah.
Adapun yang dimaksud secara eksternal adalah keharmonisan hubungan antara antara pihak sekolah dengan dunia luar. Misalnya; hubungan sekolah dengan orang tua siswa, hubungan sekolah dengan lembaga-lembaga masyarakat, dan lain sebagainya.
Dari semua penjelasan diatas, sebenarnya aplikasi pendekatan sistem pembelajaran PAI terdiri tiga bagian, memiliki ciri-ciri adanya perencanaan, kesalingtergantungan dan tujuan yang hendak dicapai.
Dalam perencanaan itu terdapat beberapa komponen yang saling mempengaruhi, dan bekerja sama untuk mencapai sebuah tujuan. Sehingga dalam pendekatan sistem pembelajaran PAI, semua komponen memiliki makna dalam pencapaian sebuah tujuan. Artinya, pencapaian tujuan itu akan terhambat manakala ada beberapa komponen yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Kesimpulan
1.    Sistem adalah kumpulan dari sekian banyak komponen yang saling berintegrasi, saling berfungsi secara kooperaatif dan saling mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
2.    Pendekatan sistem pembelajaran PAI adalah kumpulan dari sekian banyak komponen yang saling berintegrasi, saling berfungsi secara kooperaatif dan saling mempengaruhi dalam rangka mewujudkan generasi-genarasi yang beriman dan bertakwa.
3.    Aplikasi pendekatan sistem pembelajaran PAI terdiri tiga bagian, memiliki ciri-ciri adanya perencanaan, kesalingtergantungan dan tujuan yang hendak dicapai.
4.    Dalam perencanaan itu terdapat beberapa komponen yang saling mempengaruhi, dan bekerja sama untuk mencapai sebuah tujuan. Sehingga dalam pendekatan sistem pembelajaran PAI, semua komponen memiliki makna dalam pencapaian sebuah tujuan. Artinya, pencapaian tujuan itu akan terhambat manakala ada beberapa komponen yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Kepustakaan
Hamalik, Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hal. 10.
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000Syah,. Darwyn, Drs. M.pd., dkk., Perencanaan Sistem Pengajaran PAI, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007).
Lembaga Administrasi Negara RI, 1997. Sistem Administrasi Negara REpublik Indonesia, (Jakarta: PT. Toko Gunung Agung).
Sanjaya, Wina, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2008).
Suparman, Atwi, Desain Instruksional, (Jakarta: Pusat Antar universitas untuk peningkatan dan pengembangan aktivitas intruksional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan)
http://Suplirahim.multiply.com/jurnal/item/46/
PENDEKATAN SISTEM PEMBELAJARAN
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas UAS Mata Kuliah
“ Perencanaan dan Desain pembelajaran”

   



Oleh:
Arqom Abdullah : D01206133
Agus Widiyanto : D01206140
M. Mansyur k.Y. : D01206141
Dosen Pembimbing
Dr. Abd. Chayyi Fanany, M. Si.
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2009

   



KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirrohim
Segala puji bagi allah pengipta semesta alam, yang telah melumpahkam segala rahmat, taufik hidayah-NYA serta inayah-NYA kepada penulis , sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad S.A.W yanh telah membawa kita kepada jalan yang terang bendarang yakni dinnul islam.
Makalah ini di susun untuk menambah informasi dan mempermudah kita dalam mempelajari pendekatan Sistem pembelajaran, sebagai bekal untuk memahami Mata Kuliah Perencanaan dan Desain Pembelajaran secara lebih komprehensive
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita dan pengetahuan kita.
Surabaya, April 2009
Penyusun

   

Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hal. 46.
Lembaga Administrasi Negara RI, 1997. Sistem Administrasi Negara REpublik Indonesia, (Jakarta: PT. Toko Gunung Agung), hal. 1.
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2008).
Supli Efendi Rahim,
Atwi Suparman, Desain Instruksional, (Jakarta: Pusat Antar universitas untuk peningkatan dan pengembangan aktivitas intruksional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan)
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hal. 10.
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2008), 9.
Drs. Darwyn Syah, M.pd., dkk., Perencanaan Sistem Pengajaran PAI, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), 61.
Diposkan oleh suga Edufam di 23.41 
Label: agama, aplikasi, fasiltias, fungsi, guru, interaksi, Islam, komponen, konsep, murid, PAI, pembelajaran, pendekatan, Pendidikan, pengajaran, perencanaan, program, sistem

0 komentar: