Keracunan makanan terjadi karena korban mengkonsumsi makanan yang mengandung racun/toksin. Racun-racun ini dapat dihasilkan oleh mikroorganisme yang secara alami terdapat dalam makanan (misalnya, jamur-jamur tertentu), atau merupakan kontaminan. Racun langsung mempengaruhi reaksi-reaksi biologis yang berlangsung di dalam tubuh. Pada kadar yang cukup tinggi, pengaruh racun bersifat akut dan terjadi beberapa jam setelah konsumsi. Gejalanya dapat meliputi mual dan muntah. Racun dapat berasal dari berbagai sumber. Dua racun bakteri yang paling terkenal dihasilkan oleh Staphylococcus aureus dan Cl ostridium botulinum. Racun-racun tertentu, misalnya mycotoxin, dapat menimbulkan akibat jangka panjang walaupun pada kadar rendah. Kebanyakan racun ini tahan panas, sehingga tidak dapat dihilangkan dengan pemasakan.
Sedangkan infeksi melalui makanan disebabkan oleh pathogen (mikroorganisme yang menyebabkan infeksi) menular yang terdapat pada makanan. Mikroorganisme ini berkembang biak di dalam usus. Selanjutnya, mikroorganisme ini menghasilkan racun yang menyerang dan merusak sel-sel epitel (permukaan) usus. Akibatnya berupa sakit perut dan diare dalam beberapa jam atau beberapa hari setelah konsumsi makanan yang terkontaminasi. Setelah beberapa hari gejala-gejala ini hilang, tetapi pasien mungkin masih mengeluarkan mikroorganisme penyebab penyakit dalam kotorannya. Orang yang demikian disebut orang sehat pembawa penyakit ( healthy carrier ). Dengan perilaku yang kurang higienis (di toilet), seseorang dapat mengkontaminasi makanan dan orang lain. Bakteri yang menyebabkan sebagian besar kasus infeksi melalui makanan adalah Salmonella, Campylobacter dan E. coli. Virus juga dapat menyebabkan infeksi melalui makanan. Kebanyakan infeksi melalui makanan terjadi selama musim panas, karena kondisi yang lebih sesuai untuk pertumbuhan bakteri. Pada kebanyakan kasus, infeksi melalui makanan bersifat ringan, dan sebagian besar orang hanya mengalami diare.
0 komentar:
Posting Komentar