BAB I
PENDAHULUAN
Transpirasi sangat ditentukan oleh
membukanya stomata. Stomata penting kalau air dari sel penutup keluar ke sel –
sel sekitarnya. Perubahan – perubahan nilai potensial osmotik di dalam sel
penutup disebabkan oleh perubahan kimia yang terjadi din dalam sel penutup
tersebut, yang selanjutnya akan mengubah potensial airnya. Sehubungan dengan
terjadinya perubahan kimia ini, beberapa teori telah ditemukan.
Stomata membuka jika tekanan turgor
sel penutup tinggi, dan menutup jika tekanan turgor sel penutup rendah. Ketika air dari sel tetangga memasuki sel
penutup, sel penutup akan memiliki tekanan turgor yang tinggi. Sementara itu,
sel tetangga yang telah kehilangan air akan mengerut, sehingga menarik sel
pennutup kebelakang, maka stomata terbuka. Sebaliknya, ketika air meninggalkan
sel penutup dan menuju ke dalam sel tetangga, maka tekanan turgor di dalam sel
penutup akan menurun (rendah). Sementara itu, sel tetangga yang mengakumulasi
lebih banyak air akan menggelembung, sehingga mendorong sel penutup ke depan,
maka stomata tertutup.
Menutupnya stoma akan menurunkan
jumlah CO2 yang masuk ke dalam daun sehingga akan mengurangi laju fotosintesis.
Pada dasarnya proses membuka dan menutupnya stoma bertujuan untuk menjaga
keseimbangan antara kehilangan air melalui transpirasi dengan pembentukan gula
melalui fotosintesis.
BAB II
ISI
Mekanisme membuka dan menutupnya stomata akibat
tekanan Turgor. Tekanan turgor adalah tekanan dinding sel oleh isi sel, banyak
sedikitnya isi selberhubungan dengan besar kecilnya tekanan pada dinding sel.
Semakin banyak isi sel, semakin besar tekanan dinding sel. Tekanan turgor
terbesar terjadi pada pukul 04.00-08.00. Stomata akan membuka jika kedua sel
penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor sel penjaga disebabkan oleh
masuknya air ke dalam sel penjaga tersebut. Pergerakan air dari satu sel ke sel
lainnya akan selalu dari sel yang mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel ke
potensi air lebih rendah. Tinggi rendahnya potensi air sel akan tergantung pada
jumlah bahan yang terlarut (solute) di dalam cairan sel tersebut. Semakin
banyak bahan yang terlarut maka potensiosmotic sel akan semakin rendah. Dengan
demikian, jika tekanan turgor sel tersebut tetap, maka secara keseluruhan
potensi air sel akan menurun. Untuk memacu agar air masuk ke sel penjaga, maka
jumlah bahan yang terlarut di dalamsel tersebut harus ditingkatkan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi membuka dan
menutupnya stomata yaitu :
1.
Faktor eksternal : Intensitas cahaya matahari,
konsentrasi CO2 dan asam absisat (ABA). Cahaya matahari merangsang
sel penutup menyerap ion K+ dan air,sehingga stomata membuka pada pagi hari. Konsentrasi
CO2 yang rendah di dalam daun juga menyebabkan stomata membuka.
-
Karbon dioksida, tekanan parsial CO2 yang rendah dalam
daun akan menyebabkan pH sel menjadi tinggi. Pada pH yang tnggi 6-7 akan
merangsang penguraian pati menjadi gula, sehingga stomata terbuka.
-
Air, apabila tumbuhan mengalami kekurangan air, maka
potensial air pada daun akan turun, termasuk sel penutupmya sehingga stomata
akan tertutup.
-
Cahaya, dengan adanya cahaya maka fotosintesis akan
berjalan, sehingga CO2 dalam daun akan berkurang dan stomata terbuka.
-
Suhu, naiknya suhu akan meningkatkan laju respirasi
sehingga kadar CO2 dalam daun meningkat, pH akan turun dan stomata tertutup.
-
Angin, angin berpengaruh terhadap membuka dan
menutupnya stomata secara tidak langsung. Dalam keadaaan angin yang bertiup
kencang pengeluaran air melalui transpirasi seringkali melebihi kemampuan
tumbuhan untuk menggantinya. Akibatnya daun dapat mengalami kekurangan air
sehingga turgornya turun dan stomata akan tertutup.
2.
Faktor internal (jam biologis) : Jam biologis memicu
serapan ion pada pagi hari sehingga stomata membuka, sedangkan malam hari
terjadi pembasan ion yang menyebabkan stomata menutup.
Stomata pada tumbuhan berbeda karena perbedaan keadaan
letak sel penutup, penyebarannya, bentuk dan letak penebalan dinding sel
penutup serta arah membukanya sel penutup, jumlah dan letak sel tetangga pada
tumbuhan dikotildan monokotil, letak sel-sel penutup terhadap permukaan
epidermis, dan antogene/asal-usulnya.
Stomata akan membuka jika kedua sel
penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor sel penjaga disebabkan oleh
masuknya air ke dalam sel penjaga tersebut. Pergerakan air dari satu sel ke sel
lainnya akan selalu dari selyang mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel ke
potensi air lebih rendah. Tinggi rendahnya potensi air sel akan tergantung pada
jumlah bahan yang terlarut (solute) didalam cairan sel tersebut. Semakin banyak
bahan yang terlarut maka potensiosmotic sel akan semakin rendah. Dengan
demikian, jika tekanan turgor seltersebut tetap, maka secara keseluruhan
potensi air sel akan menurun. Untuk memacu agar air masuk ke sel penjaga, maka
jumlah bahan yang terlarut di dalamsel tersebut harus ditingkatkan.
Aktivitas stomata terjadi karena hubungan air dari
sel-sel penutup dan sel-selpembantu. Bila sel-sel penutup menjadi turgid
dinding sel yang tipis menggembungdan dinding sel yang tebal yang mengelilingi
lobang (tidak dapat menggembung cukup besar) menjadi sangat cekung, karenanya
membuka lobang.
Oleh karena itu membuka dan menutupnya stomata tergantung
pada perubahan-perubahan turgiditas dari sel-sel penutup, yaitu kalau sel-sel
penutup turgid lobang membuka dan sel-sel mengendor pori/lobang menutup.
Pada beberapa tumbuhan misalnya kelompok tumbuhan CAM
stoma membuka pada malam hari sedangkan pada siang hari stoma menutup. Pompa
proton merupakan adaptasi untuk mengurangi proses penguapan tumbuhan yang hidup
di daerah kering. Pada malam hari CO2 masuk ke dalam tanaman dan
disimpan dalam bentuk senyawa C4. Selanjutnya senyawa C4
akan membebaskan CO2 pada siang hari sehingga dapat digunakan untuk
fotosintesis.
Adaptasi lainnya yang terdapat pada tumbuhan xerofit
untuk mengurangi proses transpirasi yaitu memiliki daun dengan stoma
tersembunyi (masuk ke bagian dalam) yang ditutupi oleh trikoma (rambut-rambut
yang merupakan penjuluran epidermis. Pada saat matahari terik, jumlah air yang
hilang melalui proses transpirasi lebih tinggi daripada jumlah air yang diserap
oleh akar. Untuk mengurangi laju transpirasi tersebut stoma akan menutup.
1. Pengaruh Pompa Ion Kalium
1. Pengaruh Pompa Ion Kalium
Aktivitas stomata terjadi karena hubungan air dari
sel-sel penutup dan sel-sel pembantu. Bila sel-sel penutup menjadi turgid
dinding sel yang tipis menggembung dan dinding sel yang tebal yang mengelilingi
lobang (tidak dapat menggembung cukup besar) menjadi sangat cekung, karenanya
membuka lobang. Oleh karena itu membuka dan menutupnya stomata tergantung pada
perubahan-perubahan turgiditas dari sel-sel penutup, yaitu kalau sel-sel
penutup turgid lobang membuka dan sel-sel mengendor pori/lobang menutup.
Stomata membuka karena sel penjaga mengambil air dan
menggembung dimana sel penjaga yang menggembung akan mendorong dinding bagian
dalam stomata hingga merapat. Stomata bekerja dengan caranya sendiri karena
sifat khusus yang terletak pada anatomi submikroskopik dinding selnya. Sel
penjaga dapat bertambah panjang, terutama dinding luarnya, hingga mengembang ke
arah luar. Kemudian, dinding sebelah dalam akan tertarik oleh mikrofibril
tersebut yang mengakibatkan stomata membuka.
Pada saat stomata membuka akan terjadi akumulasi ion
kalium (K+) pada sel penjaga. Ion kalium ini berasal dari sel tetangganya.
Cahaya sangat berperan merangsang masuknya ion kalium ke sel penjaga dan jika
tumbuhan ditempatkan dalam gelap, maka ion kalium akan kembali keluar sel
penjaga.
Ketika ion kalium masuk ke dalam sel penjaga, sejumlah
yang sama ion hydrogen keluar, dimana ion hidrogen tersebut berasal dari
asam-asam organic yang disintesis ke dalam sel penjaga sebagai suatu
kemungkinan faktor penyebab terbukanya stomata. Asam organic yang disintesis
umumnya adalah asam malat dimana ion-ion hydrogen terkandung didalamnya. Asam
malat adalah hasil yang paling umum didapati pada keadaan normal. Karena ion
hydrogen diperoleh dari asam organic, pH di sel penjaga akan turun (akan
menjadi semakin asam), jika H+ tidak ditukar dengan K+ yang masuk.
Suatu penelitian menunjukkan bahwa turgor sel penjaga
berkaitan dengan metabolisme penyerapan ion, terutama K+. Meningkatnya
konsentrasi K+ pada sel penjaga, stomata membuka lebih lebar sebaliknya ketika
menutup tidak terjadi akumulasi K+. Mekanisme membuka menutupnya stomata
terutama tergantung pada akumulasi K+ pada sel stomata dan bukan semata-mata
oleh adanya hidrolisa amilum menjadi gula sebagaimana dipercaya selama ini,
hidrolisa amilum ini hanya faktor sekunder.
Untuk akumulasi K+ ini disediakan sebagian oleh
vakuola sel lateral dan sebagian lagi oleh sel epidermis. Akumulasi K+ ini akan
berbalik bila stomata menutup, yaitu K+ berakumulasi di sel epidermis. Tidak
ada perbedaan electro potential yang menyolok antara setiap sel epidermis dan
bagaimanapun keadaan stomata, K+ ditransport secara aktif dan ketika stomata
membuka atau menutup memerlukan energi.
2. Pengaruh Fotosintesis
Adanya klorofil pada sel penjaga mengakibatkan sel penjaga
dapat melangsungkan proses fotosintesis yang menghasilkan glukosa dan
mengurangi konsentrasi CO2. Glukosa larut dalam air sehingga air
dari jaringan di sekitar sel penjaga akan masuk ke dalam sel penjaga
yangmengakibatkan tekanan turgor sel penjaga naik sehingga stoma akan membuka.
Pengamatan mikroskopis terhadap permukaan daun
menunjukkan bahwa cahaya mempengaruhi pembukaan stomata. Pada saat redup atau
tidak ada cahaya umumnya stoma tumbuhan menutup. Ketika intensitas cahaya
meningkat stoma membuka hingga mencapai nilai maksimum. Mekanisme membuka dan
menutupnya stomata dikontrol oleh sel penjaga.
Dibawah iluminasi, konsentrasi solut dalam vakuola sel
penjaga meningkat. Bagaimana konsentrasi solut tersebut meningkat? Pertama,
pati yang terdapat pada kloroplas sel penjaga diubah menjadi asam malat. Kedua,
pompa proton pada membran plasma sel penjaga diaktifkan. Pompa proton tersebut
menggerakkan ion H+, beberapa diantaranya berasal dari asam malat, melintasi
membran plasma. Asam malat kehilangan ion H+ membentuk ion malat. Hal ini
menaikkan gradien listrik dan gradien pH lintas membran plasma. Ion K+ mengalir
ke dalam sel tersebut melalui suatu saluran sebagai respon terhadap perbedaan
muatan, sedangkan ion Clberasosiasi dengan ion H+ mengalir ke dalam sel
tersebut melalui saluran lainnya dalam merespon perbedaan konsentrasi ion H+.
Akumulasi ion malat, K+, dan Cl- menaikkan tekanan osmotik sehingga air
tertarik ke dalam sel penjaga. Signal yang mengaktifkan enzim yang membentuk
malat dan mengaktifkan pompa proton di dalam membran plasma mencakup cahaya
merah dan cahaya biru.
Menutupnya stoma akan menurunkan jumlah CO2
yang masuk ke dalam daun sehingga akan mengurangi laju fotosintesis. Pada
dasarnya proses membuka dan menutupnya stoma bertujuan untuk menjaga
keseimbangan antara kehilangan air melalui transpirasi dengan pembentukan gula
melalui fotosintesis.
Namun pada Tanaman CAM membuka stomatanya malam hari,
pada malam hari terjadi respirasi tidak sempurna dan KH diubah menjadi asam
malat, dari respirasi tersebut CO2 tidak dilepaskan, tetap diikat,
pH tetap tinggi (7), pati dalam sel penjaga dihidrolisis menjadi gula, Ψs nya
menurun, terjadi endoosmosis, Ψp sel penjaga naik, turgor, dinding sel penjaga
tertekan ke arah luar, stomata membuka.
3. Perubahan
Pati Menjadi Gula
Pada sel penutup terjadi akumulasi
gula dan hal ini terjadi pada siang hari. Terakumulasinya gula ini pada siang
hari telah menyebabkan potensial osmotik/potensial air sel penutup menjadi
rendah, sehingga air dapat masuk ke sel penutup dari sel tetangganya, turgornya
naik dan stomata terbuka. Pada malam hari gula ini hilang dari sel penutup yang
menyebabkan potensial air sel penutup menjadi tinggi, sehingga air keluar dari
sel penutup, turgornya turun dan stomata menutup. Timbul dan hilangnya gula ini
dari sel penutup kemudian diketahui disebabkan terjadinya perubahan gula
menjadi pati dan sebaliknya. Perubahan pati menjadi gula ini dipengaruhi oleh
enzim fosforilase yang mereaksinya.
Enzim fosforilase ini dapat
berfungsi mempengaruhi reaski yang bolak – balik, yaitu mempengaruhi pengubahan
pati menjadi gula dan gula menjadi pati. Pada saat pati diubah menjadi glukosa,
berarti terjadi perubahan dari zat tidak larut menjadi zat yang mudah larut dan
berarti pula telah terjadi perubahan jumlah partikel di dalam sel penutup,
sehingga sel penutup dapat menarik air dari sel – sel sekitarnya (sel tetangga),
turgornya naik dan stomata terbuka. Sebaliknya apabila glukosa diubah menjadi
pati, akan terjadi pengenceran di dalam sel penutup, sehingga air dari sel
penutup akan mengalir ke sel – sel sekitarnya., turgornya menurun dan stomata
tertutup.
Aktivitas enzim fosforilase bergantung pada pH di
dalam sel tersebut. Pati diubah menjadi glukosa oleh enzim ini pada pH 6-7. Hal
ini dimungkinkan oleh adanya proses fotosintesis yang banyak pengikat CO2,
sehingga pH dalm sel menjadi agak tinggi. Pada malam hari karena tidak ada
fotosintesis, CO2 yang ada dalam seakan bereaksi dengan air menghasilkan asam
karbonat yang selanjtnya akan terurai menjadi H+ dan HCO3-. Terkumpulnya
proton dalam sel akan menyebabkan kondisi dalam sel menjadi lebih asam dan
pHnya rendah menjadi sekitar 4-5. Pada pH 4-5 aktivitas enzim fosforilase
mengubah glukosa menjadi pati kembali.
Berikut skema dari proses membuka dan menutupnya
stomata.
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan
yang didapat adalah :
-
Stomata akan membuka jika kedua sel penjaga meningkat
-
Untuk mengurangi laju transpirasi tersebut stoma akan
menutup
-
Peristiwa membuka dan menutupnya stomata dipengaruhi oleh
faktor internal dan ekternal
Daftar
Pustaka
Campbell,
N.A, Jane B.R, Lawrence, G.M, 2003. Biologi, Edisi Kelima-jilid 2.
Penerbit Erlangga Jakarta.
Hopkins.
W.G. & N.P.A. Huner. 2009. Introduction of Plant Physiology. 4th
ed. London: John Wiley & Sons Inc.
Salisbury.F.B.
and Ross, C. (1998) Fisiologi Tumbuhan (terjemahan) Penerbit Erlangga. Jakarta.
Sasmitamihardja,
D dan Arbasyah S, 2003. Fisiologi Tumbuhan. Jurusan biologi FMIPA-ITB. Dirjen
Dikti. Depdikbud : Jakarta.
Zainal
Abidin (1984) Dasar Pengetahuan Ilmu Tanaman. Penerbit Angkasa. Bandung.
1 komentar:
So cool, sangat lengkap dan membantu..
Tapi ingin bertanya, kalau kondisi sedikit CO2 dikatakan terbentuk asam karbonat, bukankah asam karbonat menyebabkan kenaikan pH? Terima kasih
Posting Komentar