BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nutrisi
tanaman mempelajari tentang unsur hara yang diperlukan oleh tanaman serta
fungsi unsur-unsur tersebut pada kehidupan tanaman. Sebagai sains, nutrisi tanaman berhubungan
dengan fisiologi tumbuhan. Proses fisika,
kimia, fisiologi serta biokimia ini berkaitan dengan interaksi tanaman dengan
kimia medianya, dimana tahap awal adalah memperoleh unsur-unsur kimia, serta
distribusinya dalam tanaman. Hal ini merupakan bidang nutrisi tanaman (Hakimah
dkk, 2002).
Pertumbuhan
dan mutu tanaman sangat dipengaruhi oleh kadar nutrisi yang tersedia dalam
media tanam dan dapat diserap oleh tanaman. Beraneka ragam unsur dapat
ditemukan di dalam tubuh tumbuhan, tetapi tidak berarti bahwa seluruh
unsur–unsur tersebut dibutuhkan tumbuhan untuk kelangsungan hidupnya.
Unsur-unsur yang terdapat di dalam
tanah cukup banyak. Seringkali tanah mengandung unsur
yang diperlukan maupun yang tidak diperlukan bagi tanaman. Dalam konsentrasi
yang tinggi unsur-unsur tersebut dapat merusak tanaman. Unsur yang diperlukan
dalam jumlah yang banyak seperti nitrogen, fosfor, kalium, dan sebagainya
biasanya tidak begitu berbahaya bagi tanaman walaupun dalam jumlah yang
berlebihan. Lain halnya dengan unsur-unsur yang hanya diperlukan dalam jumlah
yang kecil umpamanya mangan, molybdenum, boron dan sebagainya.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan
masalah berdasarkan latar belakang diatas adalah:
-
Bagaimana cara membuat bermacam-macam kombinasi larutan hara dan mengamati
gejala kekurangan unsur hara pada tanaman?
1.3 Tujuan
Tujuan
dari percobaan ini adalah untuk membuat bermacam-macam kombinasi larutan hara
dan mengamati gejala kekurangan unsur hara pada tanaman.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Pengetahuan tentang nutrisi tanaman telah dihimpun sejak
zaman sebelum masehi, misalnya diketahui dari penemuan Herodatus pada 2500 SM
di lahan pertanian Mesopotamia (daerah yang dibatasi oleh delta tigris dan
sungai Euphrat) diketemukan fakta bahwa bila tanaman satu jenis ditanam
terus-menerus pada lahan yang sama mengakibatkan kesuburan tanahnya
menurun. Namun apabila tanah tersebut
diberi pupuk kandang maka kesuburan tanahnya dapat dipertahankan, dengan
perkataan lain bahwa organ tanaman yang dipanen menguras bahan-bahan yang ada
dalam tanah sehingga tanpa penambahan bahan pupuk kandang mengakibatkan banyak
bahan yang terkuras akhirnya kesuburan tanah dan hasil tanaman makin
berkurang. Dari penemuan tersebut sudah
diketahui bahwa adanya indikasi bahwa terdapat sumber makanan yang berada dalam
tanah dan berguna bagi tanaman (Heddy, 1990).
Pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman
ditentukan oleh dua faktor utama yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan.
Salah satu faktor lingkungan yang sangat menentukan lajunya pertumbuhan,
perkembangan dan produksi suatu tanaman adalah tersedianya unsur-unsur hara
yang cukup di dalam tanah. Diantaranya 105 unsur yang ada di atas permukaan
bumi, ternyata baru 16 unsur yang mutlak diperlukan oleh suatu tanaman untuk
dapat menyelesaikan siklus hidupnya dengan sempurna. Ke 16 unsur tersebut terdiri dari 9 unsur makro dan 7
unsur mikro. 9 unsur makro dan 7 unsur mikro inilah yang disebut sebagai unsur
-unsur esensial. Menurut ARNON dan STOUT ada tiga kriteria yang harus dipenuhi
sehingga suatu unsur dapat disebut sebagai unsur esensial:
a. Unsur tersebut diperlukan untuk menyelesaikan satu
siklus hidup tanaman secara normal (biji - -- biji).
b. Unsur tersebut memegang peran yang penting dalam
proses biokhemis tertentu dalam tubuh tanaman dan peranannya tidak dapat
digantikan atau disubtitusi secara keseluruhan oleh unsur lain.
c. Peranan dari unsur tersebut dalam proses biokimia tanaman
adalah secara langsung dan bukan secara tidak langsung (Guritno, 1995).
Semua tanaman membutuhkan unsur–unsur hara esensial.
Terdapat 16 unsur hara esensial bagi tumbuhan, sebagian besar diperoleh dari
dalam tanah yaitu sebanyak 13 jenis, sisanya yaitu C, H dan O berasal dari
udara. Berdasarkan perbedaan konsentrasinya yang dianggap berkecukupan dalam
jaringan tumbuhan, maka unsur hara esensial dibedakan menjadi unsur makro dan
unsur mikro. Yang tergolong unsur makro (C, H, O, N, P, K, Ca, Mg dan S) adalah
unsur esensial dengan konsentrasi 0,1 % (1000 ppm) atau lebih; sedangkan unsur
dengan konsentrasi kurang dari 0,1 % digolongkan sebagai unsur mikro (Cl, Fe,
B, Mn, Zn, Cu dan Mo). Kekurangan unsur
hara akan menyebabkan terjadinya hambatan dalam pertumbuhan dan gejala-gejala
lain yang dapat mengganggu mutu pertumbuhan tanaman dan pada akhirnya
menurunkan produksi yang dihasilkan (Filter, 1991).
Suatu tanaman dapat tumbuh, berkembang dan berproduksi
sampai menyelesaikan suatu siklus hidup dengan sempurna biasanya membutuhkan
enam belas unsur esensial. Keenambelas unsur hara tersebut terbagi kedalam dua
bagian besar yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro
terdiri dari 9 unsur sedangkan unsur mikro atau trace element terdiri dari 7
unsur. Unsur hara makro biasanya dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang lebih
besar atau lebih banyak dibandingkan unsur hara mikro yaitu dalam satuan
gram-kg/tanaman (Dwijoseputro, 1983).
Unsur mikro sendiri dibutuhkan sekitar mg – gram/tanaman
saja. Kenyataan yang sering kita jumpai dilapang, petani kadang hanya
memberikan unsur hara makro saja sedangkan pemberian unsur hara mikro itu
sendiri sering dilupakan. Hal ini dimungkinkan karena masyarakat kita
seringkali berpendapat bahwa penggunaan pupuk konvensional sudah cukup
memberikan nutrisi bagi perkembangan maupun pertumbuhan tanaman. Memang tak
dapat dipungkiri bahwa selama ini masyarakat petani merasa tanamannya telah
diberikan nutrisi yang cukup dengan pemupukan konvensional tersebut. Dengan
penggunaan dosis yang ada, mereka merasa sudah cukup karena produksi yang
dihasilkan tidak begitu mengecewakan (Dartius, 1991).
Pertumbuhan tanaman dapat didefinisikan sebagai proses
bertambahnya ukuran dan jumlahsel-sel tanaman yang diikuti adanya pertumbuhan
berat kering tanaman, sedangkan perkembangan tanaman dapat diartikan sebagai
suatu proses menuju tercapainya kedewasaan. Pertumbuhan dan perkembangan
tanaman terbagi menjadi dua fase yaitu fase pertumbuhan vegetatif dan fase
pertumbuhan generatif. Pada fase pertumbuhan vegetatif, perbandingan atau rasio
daun (pucuk) dan akar sangat menentukan perkembangan selanjutnya terutama dalam
hal produksi. Bila pertumbuhan akar lebih cepat dari daun (pucuk) maupun
sebaliknya akan berpengaruh kurang baik pada pertumbuhan dan produksi tanaman
itu sendiri. Disini jelas dibutuhkan adanya keseimbangan antara rasio
pertumbuhan daun dengan akar. Artinya agar baik pertumbuhan akar maupun daun
sama-sama tumbuh dan berkembang secara normal dan seimbang tanpa saling
mendominasi (Lakitan, 2007).
Takaran pupuk yang digunakan untuk memupuk satu jenis
tanaman akan berbeda untuk masing-masing jenis tanah, hal ini dapat dipahami
karena setiap jenis tanah memiliki karakteristik dan susunan kimia tanah yang
berbeda. Oleh karena itu anjuran (rekomendasi) pemupukan harus dibuat lebih
rasional dan berimbang berdasarkan kemampuan tanah menyediakan hara dan
kebutuhan hara tanaman itu sendiri sehingga efisiensi penggunaan pupuk dan
produksi meningkat tanpa merusak lingkungan akibat pemupukan yang berlebihan (Salisbury,
1992).
Efek yang merugikan dari kekurangan unsur hara
tergantung dari macam tanaman dan macam unsurnya.Gangguan pada tanaman dapat
terjadi karena efek langsung dari unsur-unsur tertentu pada protoplasma sel-sel
tanaman termasuk gangguan pada enzim-enzimnya atau gangguan pada fungsi-fungsi
utamanya. Selain itu unsur-unsur tertentu dapat pula mengganggu absorbsi atau
fungsi dari unsur-unsur lainnya sehingga akan timbul gejala defisiensi dari
unsur yang diganggu (Sitompul, 1995).
Hal ini terlihat bahwa kelebihan kalium seringkali
menimbulkan gejala kekurangan kalsium pada tanaman dan dapat menimbulkan
defisiensi besi pada tanaman. Kelebihan garam natrium antara lain NaCL, NaSO4
dan Na2CO3 meninggikan pH tanah. Gangguan ini menimbulkan berbagai macam gejala
pada berbagai macam tanaman seperti khlorosa, pertumbuhan yang terhambat, layu,
dan sebagainya. Selain itu dapat
pula menyebabkan kematian pada tanaman kecambah atau tanaman muda (Tjitrosoepomo, 1998).
Kadar
boron yang berlebih
sangat merugikan bagi berbagai macam sayuran dan pohon-pohon sedang kelebihan
mangan menyebabkan penyakit daun keriting pada kapas. Selain itu penguraian bahan organik yang
berasal dari sisa tanaman menghasilkan zat-zat beracun yang menyebabkan busuk
akar, rebah kecambah, layu dan sebagainya.
Seringkali kerusakan tanaman disebabkan karena kurang tepatnya
penggunaan pestisida, kesalahan dalam cara dan waktu penyemprotan, penggunaan
dosis yang terlalu tinggi dapat menimbulkan berbagai kerusakan seperti gejala
terbakar, gejala berupa bercak daun dan sebagainya (Wilkins, 1989).
Pembahasan
Dari
hasil praktikum Interaksi Dua Unsur Hara ini seperti yang terlihat di atas dengan beberapa tabel
yang tertera di atas. Pada tabel 1 Sidik Ragam
Pengaruh Perlakuan Terhadap Tinggi Tanaman Padi pada Interaksi Dua Unsur Hara.
Berbeda antara perlakuan N0P0, N0P1, NiP0 dan N1P1. Yaitu dengan total
perlakuan 85,7, 98,24, 118,44 dan 117,32. Dan rata-rata pada tabel ini 28,57,
32,75, 39,48 dan 39,11.
Pada tabel 2 Sidik Ragam
Pengaruh Perlakuan Terhadap Anakan
Tanaman Padi pada Interaksi Dua Unsur Hara. Berbeda antara perlakuan
N0P0, N0P1, NiP0 dan N1P1. Yaitu dengan total perlakuan 6, 5,2, 9,6 dan 8,2.
Dan rata-rata pada tabel ini 2,00, 1,73, 3,20 dan 2,73.
Pada tabel 3, Sidik Ragam Pengaruh Perlakuan
Terhadap Berat Kering Tajuk Tanaman Padi pada Interaksi Dua Unsur Hara
diperoleh hasil total peraluan N0P0,
N0P1, NiP0 dan N1P1 adalah 5,865, 4,35, 7,77 dan 2,795 sehingga rata-rata yang
diperoleh adalah 1,96, 1,45, 2,59 dan 0,93.
Pada tabel 4, Sidik Ragam Pengaruh Perlakuan
Terhadap Berat Kering Akar Tanaman Padi pada Interaksi Dua Unsur Hara diperoleh
hasil total peraluan N0P0, N0P1, NiP0
dan N1P1 adalah 1,64, 1,015, 1,71 dan 1,215 sehingga rata-rata yang diperoleh
adalah 0,55, 0,34, 0,57 dan 0,41.
Sedangkan, Grafik Pertumbuhan Tanaman Padi (Oryza sativa) meliputi tentang Tinggi Tanaman pada Interaksi Dua
Unsur Hara (grafik I), Jumlah Anakan Tanaman Interaksi Dua Unsur Hara (grafik
II), Berat Kering Tajuk pada Interaksi Dua Unsur Hara (grafik III) dan Berat
Kering Akar Tanaman pada Interaksi Dua Unsur Hara (grafik IV). Dan hasil grafik
tersebut dapat dilihat diatas. Ada Empat grafik, grafik pertama menunjukan
Tinggi Tanaman, grafik kedua menunjukkan Jumlah Anakan Tanaman, grafik ketiga
menunjukkan Berat Kering Tajuk dan Grafik keempat menunjukkan Berat Kering Akar
pada Interaksi Dua Unsur Hara.
Manfaat Unsur Hara
Adapun fungsi khusus dari masing-masing unsur hara adalah
sebagai berikut :
1.
Karbon, Oksigen, dan Hidrogen
Karbon
adalah unsur penting sebagai pembangun bahan organik, karena sebagian besar
bahan kering tanaman terdiri dari bahan organik. Unsur Karbon (C) dan Hidrogen
(H) digunakan dalam proses yang sangat penting yaitu Fotosintesis.
Oksigen
( O ) juga terdapat dalam bahan organik sebagai atom dan termasuk pembangun
bahan organik, esensi utama dari unsur Oksigen ini adalah pada proses
respirasi.
2.
Unsur N
Sebagai
komponen utama penyusun senyawa asam amino, amida, protein, klorofil, dan
alkaloid
3.
Unsur P
Sebagai
energi ADP dan ATP
Pembentukan
membran sel (lemak posfat)
Meningkatkan efisiensi fungsi dan
penggunaan N
4.
Unsur K
Mengaktifkan
kerja enzim piruvat kinase, aldolase, suksinil ko-A sintetase, sintesis
tepung,ATPase
Memacu
translokasi karbohidrat dari daun ke organ penyimpanan
Komponen
penting dalam pengaturan osmotik dalam sel
Berpengaruh
langsung terhadap semipermeabilitas membran dan posforilasi dalam kloroplas
5.
Unsur C dan H
Sebagai bahan utama pada proses fotosintesis
6.
Unsur O
Bahan utama respirasi
tumbuhan
7.
Unsur Ca
Elemen struktural dinding sel
Mengatur struktur membran dan aktivitasnya
Berperan
dalam nitrat reduktase,amilase,ATPase dan fosfolipase
Jembatan penghubung bahan
makromolekul
Memacu pertumbuhan pollentubes
Detoksifikasi
cairan sel dengan membentuk Ca-oksalat
8.
Unsur Mg
Penyusun klorofil
Pembawa unsur P dalam pembentukan
biji yang mengandung lesitin
Aktif dalam penggabungan antara enzim dan ‘substrat site’
9.
Unsur S
Sebagai struktur molekul as.amino
sistin, sistein dan metionin
Struktur molekul koenzim
thiamin,biotin,koenzim A
Bahan
produksi sekunder yang mudah menguap
Sulfat
organik membantu mncegah melarutnya bahan organik dan air
10.
Unsur Mn
Transport
elektron pada fotosistem II
Elemen structural membran kloroplas
Berperan dalam beberapa fungsi
enzim
11.
Unsur Fe
Komplek
struktural porfirin,sitokrom dan leghemoglobin
Ikut dalam proses oksidasi-reduksi dalam fotosintesis
dan respirasi
Kofaktor beberapa enzim seperti
sitokrom oksidase, katalase,peroksidase,dll.
12.
Unsur B
Berpengaruh
dalam translokasi gula dari daun
Berhubungan
dengan beberapa fungsi Ca dalam tanaman
13.
Unsur Zn
Berpengaruh
dalam translokasi gula dari daun
Berhubungan
dengan beberapa fungsi Ca dalam tanaman
14.
Unsur Cu
Berperan
dalam transport elektron pada fotosintesis
Penting selama pembentukan klorofil
Secara
tidak langsung berperan dalam pembentukan nodul akar
Kofaktor beberapa enzim oksidase
Berperan dalam oksidasi terminal
oleh sitokrom oksidase
15.
Unsur Cl
Berpengaruh terhadap tekanan turgor
Berpengaruh terhadap evolusi O2
dalam kloroplas
Dalam jumlah kecil mungkin essensial dalam fotosistem
II
Membantu stabilitas proses oksidasi
16.
Unsur Mo
Komplek
struktural enzim riboproteinase, nitrogenase dan nitrat reduktase
Berperan
dalam serapan dan translokasi Fe
Gejala Defisiensi Unsur Hara
1.
Unsur N
Proses
kecepatan pertumbuhan rata-rata lambat
Daun
terlihat hijau muda dan dapat menjadi kuning
Biasanya
daun paling rendah posisinya yang paling pertama terlihat gejalanya
2.
Unsur P
Daun-daunnya
berwarna hijau gelap dan seringkali memperlihatkan warna yang keungu-unguan.
Sistem
perakaran kurang baik perkembangannya
Pada
tanaman yang muda dapat menghambat pertumbuhan pucuk
3.
Unsur K
Kekurangan
Kalium ditandai dengan berubahnya tepi daun dari warna hijau menjadi kuning
muda
Warna
kuning tersebut berlanjut menjadi kecoklatan
Pada
tepi daun menjadi robek yang membentuk seperti gerigi
Dapat
menurunkan daya tahan terhadap serangan hama dan penyakit
4.
Unsur Ca
Daun-daun
berukuran kecil dan gagal berkembang penuh
Warna
daun menjadi gelap
5.
Unsur Mg
Gejala
ini biasanya terlihat pada daun tua
Diantara
tulang daun terlihat klorosis
Perubahan
warna daun menjadi kuning, dan terdapat bercak-bercak warna coklat pada daun
tetapi tulang daun tetap berwarna hijau
Dapat
menyebabkan kegagalan pertumbuhan dan perkembangan kuncup bunga
6.
Unsur S
Daun
berwarna gelap pada sebagian daun yang paling dekat dengan batang
Urat-urat
daun berubah menjadi kuning
Batang
tanaman kurus dan kecil
7.
Unsur Mn
Daun
akan tampak berwarna gelap dan muda
Perkembangan
kuncup akan mengalami kegagalan
Pertumbuhan
tanaman terhambat
8.
Unsur Fe
Warna
daun akan pudar dan menjadi kering lalu menjadi keriput
Pada
ujung daun menjadi terkikis tetapi urat-urat daun masih tetap hijau
9.
Unsur B
Gejala
dapat dilihat pada daun dengan tanda-tanda yang mengering dan kurus, ujung daun
menjadi coklat
Apabila
temperatur tinggi dan tanaman kekurangan B dapat menyebabkan kelopak bunga
menjadi pecah (calyx splinting) atau dapat juga sebagai akibat perbedaan
temperatur udara siang dan malam terlalu tinggi (lebih dari 10°C).
Pertumbuhan
rata-rata tanaman merosot, pertumbuhan kerdil dengan ruas-ruas yang pendek dan
dapat juga berhenti pertumbuhannya
Batang
dari tanaman kaku menjadi pecah-pecah/retak
10.
Unsur Zn
Terjadi
salah tumbuh pada ujung akar dan terjadi kelambatan tunas di pucuk karena
pembelahan sel maristem tidak sempurna
Daun
berwarna hijau muda, kuning atau putih di antara tulang daun, dan ruas-ruas
batang memendek, daun menjadi kecil, sempit dan agak tebal, kemudian dapat
menyebabkan daun menjadi gugur.
11.
Unsur Cu
Terlihat
pada ujung daun yang mengisut dan merana, dan terkadang terlihat seperti gejala
kekurangan K, karena tepi-tepi daunnya mengering.
12.
Unsur Mo
Kekurangan
Mo dapat mempengaruhi berlangsungnya sintesis asam-asam amino dan protein,
sehingga dapat mempengaruhi fungsi N di dalam tanaman
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah
dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.
Pertumbuhan tanaman optimum jika kita berikan unsur hara yang berimbang yaitu
seperti pada perlakuan N1P1.
2.
Perlakuan N0P1 dan N1P0 menunjukkan tingkat pertumbuhan tanaman yang relatif
sama.
3.
Perlakuan N0P0 sebagai kontrol menunjukkan tingkat pertumbuhan tanaman
rata-rata yang paling minimum.
4. Dosis
pemupukan tidak efektif menghasilkan pertumbuhan tanaman yang tidak optimal.
5. Tingkat
pertumbuhan yang tidak optimum diakibatkan daya tahan tubuh tanaman terhadap
penyakit rendah, daun terlalu hijau sehingga menarik hama, dan air sebagai
pelarut cepat menguap sehingga bahan aktif pupuk yang tertinggal di daun
menyebabkan kerusakan jaringan tanaman.
6. Berat
kering tajuk selalu lebih tinggi daripada berat kering akar pada semua
perlakuan.
DAFTAR
PUSTAKA
Dartius. 1991.
Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. USU-Press. Medan.
Dwijoseputro, D.
1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta.
Filter, A. H.
dan R. K. M. Hay. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. UGM Press. Yogyakarta.
Guritno, B. dan
Sitompul, S. M. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman.UGM Press. Yogyakarta.
Heddy, S. 1990.
Biologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.
Lakitan, B.
2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Salisbury, dan
Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan. ITB Press. Bandung.
Sitompul, S. M.
dan Guritno. B. 1995. Pertumbuhan Tanaman. UGM Press. Yogyakarta.
Tjitrosoepomo,
H.S. 1998. Botani Umum. UGM Press. Yogyakarta.
Wilkins,
M. B. 1989. Fisologi Tanaman. Bumi Aksara. Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar