BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Transportasi air dalam batang tanaman adalah melalui
jaringan-jaringan dalam tubuh tanaman. Dan bagai mana pergerakan air kedaun.
Kekurangan air menurunkan perkembangan vegetatif dan hasil panen dengan cara
mengurangi pengembangan daun dan menurunkan proses fotosintetis.
Gerak tanaman dapat dipengaruhi oleh
rangsangan dan bukan rangsangan. Hal ini berbeda pada hewan yang sangat
dipengaruhi oleh rangsangan. Gerakan spontan dan etionom pada tanaman
diakibatkan oleh beberapa faktor. Pergerakan tanaman berbeda dengan hewan
karena pergerakan tanaman terlihat semu dan cendrung sangat lambat.
1.2 Rumusan
Masalah
Rumusan masalah berdasarkan latar
belakang diatas adalah:
- Apakah ada
pengaruh antara rangsangan dari luar terhadap pergerakan tanaman?
- Faktor apa
saja yang menyebabkan pergerakan tanaman?
1.3 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah
untuk melihat beberapa gerak tanaman yang termasuk gerak tropis.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Air merupakan kebutuhan pokok bagi semua tanaman juga
merupakan bahan penyusun utama dari protoplasma sel. Di samping itu, air adalah
komponen utama dalam proses fotosintesis, pengangkutan assimilate hasil proses
ini ke bagian-bagian tanaman hanya dimungkinkan melalui gerakan air dalam
tanaman. Dengan peranan tersebut di atas, jumlah pemakaian air oleh tanaman
akan berkorelasi posistif dengan produksi biomase tanaman, hanya sebagian kecil
dari air yang diserap akan menguap melalui stomata atau melalui transpirasi (Dartius,
1991).
Air dalam pembuluh xylem tumbuhan yang sedang bertranspirasi
berada dalam keadaan tekanan hidrostatik negatif tegangan. Tegangan tersebut
yang dialami oleh seluruh kolam air yang terdapat dalam pembuluh xylem, yang
juga disebabkan oleh laju absorbsi air. Air yang mengisi tracheid mati dan
pembuluh xylem merupakan kolam air yang kontinu dan bergerak bebas sepanjang
tubuh tumbuhan atau secara harfiah ditarik ke atas secara utuh (Dwijoseputro,
1983).
Dalam fisiologi tumbuhan, peranan air dalam pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, yaitu : air merupakan bahan penyusun utama dari pada
protoplasma. Kandungan air yang tinggi aktivitas fisiologis tinggi sedang
kandungan air rendah aktivitas fisiologisnya rendah. Air merupakan reagen dalam
tubuh tanaman, yaitu pada proses fotosintesis. Air merupakan pelarut substansi
(bahan-bahan) pada berbagai hal dalam reaksi-reaksi kimia (Kramer dan
Kozlowski, 1960). Air dapat diserap tanaman melalui akar bersama-sama dengan
unsur-unsur hara yang terlarut didalamnya, kemudian diangkut kebagian atas
tanaman, terutama daun, melului pembuluh xylem. Pembuluh xylem pada akar,
batang dan daun merupakan suatu system yang kontinu, berhubungan satu sama lain (Wilkins, 1989).
Molekul air dapat terikat pada suatu permukaan hirofilik
oleh tenaga hidrasi dengan kekuatan antara – 100 MPa sampai – 300 MPa. Dengan
demikian air yang sudah berada didalam pembuluh xilem tidak akan tertarik lagi
oleh gaya gravitasi (Tjitrosoepomo, 1998).
Jaringan Pengangkut Air Pembuluh xilem berasal dari sel-sel
silindris yang biasanya mengarah ke ujung-ujung. Pada saat matang dinding
sel-sel itu melarut dan kandungan sitoplasmiknya mati. Hasilnya adalah pembuluh
xilem, saluran bersambung yang tidak mati. Hasilnua adalah pembuluh xilem
bersambung dengan transpor air danmineral keatas (Sitompul & Guritno,
1995).
Xilem dan floem dikelilingi oleh satu lapisan sel-sel yang
hidup yang disebut dengan perisikel. Jaringan vaskuler dan parisikel mebentuk
suatu tabung yang disebut stele. Disebelah luar stele terdapat sel-sel
endodermis, pada bagian dinding transversalnya dean juga pada dinding radialnya
terdapat suberin yang menebal, dikenal dengan pita kaspari. Suberin mempunyai
sifat yang tidak dapat ditembus air, lapisan luar indodermis terdapat beberapa
lapisan sel korteks yang bersifat permeabel, sehingga besar kemungkinan air
dari permukaan akan bergerak menuju pembuluh xylem melalui dinding sel korteks
tersenut (Salisbury & Ross, 1992).
Pergerakan air pada akar melalui
linatasan radian dengan konsep apoplas dansimplas, lalu masuk kedalam pembuluh
xilem untuk dibawa kedaun, naiknya cairan atau air krena adanya tenaga
pendorong (driving force ), hidrasi pada dinding pembuluh xilem untuk dibawa
kedaun, hidrasi pada dinding pembuluh yang dilaluinya, dan gaya kohesi antar
molekul air yaitu absorbsi aktiv. Terjadi
bilamana kelembaban tanah tersebut tinggi dan tumbuhan melakukan transpirasi
yang renadah. Dalam kondisi tersebut, absorbsi air dinyatakan terutama akibat
osmosis, walaupun mekanisme lain mungkin terlibat. Yang kedua adalah absorbsi
pasif, terjadi bilamana mengalami transpirasi yang sangat tinggi. Pada kondisi
tersebut, absorbsi aktif tidak berfungsi kerena gerakan air yang cepat melalui
akar akan menghanyutkan solut yang menentukan dalam absorbi aktif. Mungkin juga
transpirsi yang cepat menguras air dan menurunkan tekanan turgor dalam sel akar
hidur sehingga perembesan solut menjadi menurun (Filter & Hay, 1991).Dalam kondisi transpirasi yang cepat kondisi kehilngan air
cenderung melampaui absorbsi, dan kolom air dalm sel pembuluh mengalami
tegangan. Dan kemudian tegangan tersebut akan dilanjutkan keakar (Lakitan,
2007).
Fungsi air sebagai larutan ini penting sekali artinya bagi
kehidupan tumbuhan. Struktur molekul protein dan asam nukleat sangat ditentukan
dengan adanya molekul air disekitarnya. Aktivitas senyawa lain didalam
protoplasma juga sangat ditentukan kandungan air (Heddy, 1990).
Untuk menyatakan status air atau perimbangan air dalam tubuh
tumbuhan dapat dilakukan dengan dua cara yang umum digunakan, yaitu satu
diantaranya berdasarkan atas energi air didalamnya jaringan tumbuhan yang lazim
disebut potensial air, dan ini merupakan cara yang paling tepat untuk
menentukan status air dari jaringan tanaman dengan memakai istilah potensial
air. Suatu jaringan akan mengalami defisit air jika potensial air tersebut
kurang atau lebih dari 0 (nol) bar. Cara yang kedua adalah dengan mengukur
kuantitas air dari suatu jaringan kandungan airnya dan menyatakan dengan
kondisi standart tertentu (Guritno & Sitompul, 1995).
DAFTAR PUSTAKA
Dartius. 1991. Dasar-dasar
Fisiologi Tumbuhan. USU-Press. Medan.
Dwijoseputro, D. 1983. Pengantar
Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta.
Filter, A. H. dan R. K. M. Hay. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. UGM Press. Yogyakarta.
Guritno, B. dan Sitompul, S. M. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman.UGM Press. Yogyakarta.
Heddy,
S. 1990. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.
Lakitan, B. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Salisbury, dan Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan. ITB Press. Bandung.
Sitompul,
S. M. dan Guritno. B. 1995. Pertumbuhan Tanaman. UGM Press. Yogyakarta.
Tjitrosoepomo, H.S. 1998. Botani Umum. UGM Press. Yogyakarta.
Wilkins,
M. B. 1989. Fisologi Tanaman. Bumi Aksara. Jakarta.
PEMBAHASAN
PERGERAKAN TANAMAN
Hasil
yang diperoleh dari praktikum terlihat pada tabel hasil praktikum. Diantaranya
terdapat keterangan dari perlakuan yaitu kontrol, xilem tertutup dan floem
tertutup. Air diserap melalui akar bersama sama dengan unsur hara yang terlarut
didalamnya. Untuk dapat diserap molekul-molekul air harus berada pada permukaan
akar.
Pada
praktikum ini, batang alamanda yang telah dimasukan kedalam botol selai,
ditutup dengan vaselin. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya transpirasi
secar besar-besaran atau berlebiahan. Transpirasi merupakan proses kehilangan
atau hilangnya kandungan air pada tanamn berupa uap dari jaringan tumbuhan
melalui stomata.
Perlakuan
yang dibeikan pada tanaman allamanda di dalam praktikum ini berkaitan erat
dengan teori kapilaritas. Teori ini adalah merupakan gejala akibat interaksi
antara permukaan benda padat dengan benda cair yang menyebabkan ganguan
terhadap bentuk permukaan cairan yang semula datar menjadi agak berkurang. Didalam
pipa kecil, hal ini menyebabkan naiknya permukan cairan. Hal ini disebabkan
karena cairan tertarik oleh dinding bagian dalam pipa oleh gaya adhesi. Secara
visual hal ini terlihat dari bentuk permukaan cairan (meniscus) didalam pipa.
Tinggi permukaan yang ada didalam botol selai sangat tergantung pada diameter
botol selai tesebut.
Pada
xylem tertutup, tanaman masih dapat mengabsorbsi air akibat transpirasi. Pada
keadaan ini tanaman masih mempunyai jaringan pengangkut air dan masing-masing
dapat berfungsi dengan baik. Pada kontrol baik jaringan tanaman floem maupun
jaringan xylem dibiarkan terbuka, sehingga jaringan xylem masih berfungsi
dengan baik.
Pada
floem tertutup berfungsi dengan baik sehingga tanaman tidak harus mengabsorbsi
air, dari percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa yang bertugas
sebagai pengangkut air dari akar ke daun adalah jaringan xylem. Sedangkan
jaringan yang menyebarkan hasil fotosintesis adalah floem.
Proses
transpirasi mempengaruhi laju kecepatan air, dimana air akan dapat naik dari
akar ke daun, dimana air akan menjadi bentuk uap yang hilang dari permukaan
daun. Transpirasi akan menimbulkan tarikan transpirasi yang akan memaksa air
naik ke atas. Naiknya air atau cairan dalam tumbuhan yang bertranspirasi
dipengaruhi factor dari tanaman yaitu suhu pada daun dan suhu lingkungan
sekitar tanaman.
Adanya
tenaga tarikan terhadap kolom air didalam pembuluh secara sederhana dapat
dibuktikan dengan memotong tangkai daun atau batang tanaman. Peryatan tersebut
merupan teori dari serapan dan pengangkutan air, maka dari itu pad perlakuan
yang diberikan pada tanaman allamanda melalui xilem tertutup berarti pembuluh
xilem ditutup oleh lapisan vaselin dan tidak bisa melakukan tarikan terhadap
air maka yang terjadi tanaman akan layu dan apabila sampai tanaman mengalami
kekurangan air dan mati.
0 komentar:
Posting Komentar