BAB 1
PENDAHULUAN
Pengertian pendekatan dalam manajemen kelas
Pendekatan adalah suatu
upaya penyederhanaan masalah sampai batas-batas tertentu sehingga masih dapat
ditoleransi untuk memudahkan penyelesaiannya. Upaya ini digunakan hampir dalam
berbagai cabang ilmu pengetahuan di mana suatu masalah baru umumnya
diselesaikan dengan menggunakan modifikasi cara pemecahan yang telah diketahui
bagi permasalahan lain.
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara
kondisi belajar yang optimal. Jadi pengertian pendekatan pengelolaan kelas
adalah upaya dalam penyederhanaan masalah dalam memelihara kondisi belajar di
dalam kelas.
Sebagai pekerja profesional, seorang guru harus mendalami kerangka acuan
pendekatan-pendekatan kelas, sebab di dalam penggunaannya harus terlebih dahulu
meyakinkan bahwa pendekatan yang dipilihnya untuk menangani sesuatu kasus
pengelolaan kelas merupakan alternatif yang terbaik sesuai dengan hakikat
masalah nya, artinya seorang guru terlebih dahulu harus menetapkan bahwa
penggunaan suatu pendekatan memang cocok dengan hakikat masalah yang ingin di
tanggulangi. Ini tentu tidak di maksudkan untuk mengatakan bahwa seorang guru
akan berhasil baik setiap kali ia menangani kasus pengelolaan kelas. Sebaliknya
, keprofesinalan cara kerja seorang guru adalah demikian sehingga apabila
tindakan alternatif tindakannya yang pertama tidak memberikan hasil sebagaimana
yang di harapkan , maka ia masih mampu melakukan analisis ulang terhadap
situasi untuk ia kemudian tiba pada alternatif pendekatan yang ke dua dan
seterusnya.
Pengelolaan kelas
bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan berbagai faktor.
Permasalahan anak didik adalah faktor utama yang dilakukan guru tidak lain
adalah untuk meningkatkan kegairahan siswa baik secara berkelompok maupun
secara individual.
Keharmonisan hubungan
guru dan siswa, tingginya kerja sama diantara siswa tersimpul dalam bentuk
interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal bergantung dari pendekatan yang di
lakukan oleh guru dalam rangka pengelolaan kelas.
BAB 2
PEMBAHASAN
Pendekatan Buku Masak
Pendekatan ini tidak didasarkan atas konsep
teoritis atau landasan psikologis tertentu. Pendekatan ini merupakan kombinasi
dari berbagai pandangan dan merupakan himpunan resep bagi guru. Pedekatan ini
disebut pendekatan buku masak karena berisikan rakitan daftar tahap apa yang
harus dilakukan guru dan tidakdilakukan guru didalam bereaksi atas berbagai
situasi bermasalah, dan peran guru adalah mengikuti peran itu.
Pendekatan buku
masak adalah pendekatan bentuk rekomendasi berisi daftar hal-hal yang harus
dilakukan atau yang tidak harus dilakukan oleh seorang guru apabila menghadapi
berbagai tipe masalah manajemen kelas. Daftar tentang apa yang harus dilakukan
ditemukan dalam artikel: tiga puluh cara untuk memperbaiki perilaku pserta
didik, misalnya: karena daftar ini sering merupakan resep yang cepat dan mudah,
pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan “buku masak”. Berikut ini adalah contoh khas jenis pernyataan
yang dapat dijumpai dalam daftar “buku masak”:
1.
Selalu
menegur siswa secara empat mata
2.
Jangan
sekali-kali meninggikan suara pada saat/ waktu memperingati siswa
3.
Tegas
dan bertindak adilsewaktu berurusan dengan siswa
4.
Jangan
pandang bulu dalam memberikan penghargaan
5.
Senantiasalah
meyakinkan diri lebih dahulu akan kesalahan siswa sebelum melenjutkan hukuman
6.
Selalulah
meyakinkan diri bahwa siswa mengetahui semua peraturan yang ada
7.
Tetaplah
konsekuen dalam menegakkan peraturan
Pendekatan Perubahan Tingkah Laku
Pendekatan
manajemen kelas berdasarkan perubahan tingkah laku bertolak dari sudut pandang
pskologi behavioral yang mengemukakan pendapat sebagai berikut;
1.
Semua
tingkah laku yang baik dari yang kurang baik
merupakan hasil proses belar. Pernyataan
tersebut mengharuskan guru kelas berusaha menyusun program kelas dan suasana
yang dapat merangsang terwujudnya proses belajar yang memungkinkan siswa
mewujudkan tingkah laku yang baik menurut ukuran norma yang berlaku
dilingkungan sekitarnya.
2.
Dalam
proses belajar psikologis yang fundamental berupa penguat positif (positif
reinforcement), hukuman (punishment), penghapusan (extinction) dan penguat
negatif (negative reinforcement).
Pendapat tersebut
mengemukakan bahwa ada 4 proses yang diperhitungkan dalam belajar bagi semua
orang pada segala tingkatan umur dan dalam segala keadaan (situasi). Proses
belajar itu sebagian atau seluruhnya dipengeruhi oleh kejadian-kejadian yang
berlangsung di lingkungan. Dengan demikian tugas guru adalah menguasai dan
menerapkan keempat proses yang telah terbukti mengontrol tingkah laku manusia,
yaitu;
a)
Penguat
positif (positive reinforcement).
Dalam kegiatan belajar mengajar,
penghargaan (penuat positif) mempunyai arti penting. Tingkahlaku dan dan
penampilan siswa yang baik, diberi penghargaan dalam bentuk senyuman ataupun
kata-kata pujian yang merupakan penguat terhadap tingkah laku dan penampilan
siswa. Penguat adalah respons terhadap tingkah laku yang dapat meningkatkan
kemungkinanberulangnya kembali tingkah laku tersebut. Misalnya seoang guru
memberikan penguat berupa komentar terhadap urunan pemikiran yang baik dari
seorag siswa terseut, sehingga ia nanti dapat labih baik lagi dalam
diskusi-diskusi selanjutnya.
Mamberi penguat dalam kegiatan balajar mangajar kelihatan
sadarhana saja, yaitu tanda persetujuan guru terhadap tingkah laku siswa, yang
antara lain dinyatakan dalam bentuk kata-kata membenarkan, senyuman, anggukan
atau kata-kata pujian.Walaupun demikian, banyak guru tidak melaksanakannya.
Amatlah sering kita temui guru-guru yang hanya memberikan komentar negatif
terhadap tingkah laku siswa yang salah, dan jarang sekali mamberikan penguat
positif terhadap tingkah laku siswa yang baik. Padahal pemberian penguat dalam
kelas akan mendorong siswa meningkatkan usahanya dalam kegiatan belajar
mengajar dan mengembangkan hasil belajar. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman
serta latihan teratur agar guru / calon guru
menguasai cara memberikan penguat dan dapat menerapkannya dalam kegiatan
belajar mengajar. Adapun komponen-komponen yang perlu dipahami dan dikuasai
penggunaannya oleh guru agar ia dapat memberi penguat secara bijaksana adalah
sebagai berikut:
1). Penguat berupa mimik dan gerakan
badan
Penguat berupa mimik dan gerakan-gerakan badan seperti acungan
ibu jari, anggukan, senyuman,
kadang-kadang dilaksanakan bersama-sama dengan penguat berupa kata-kata pujian,
pengakuan, derongan (yang dipergunakan untukmenguatkan tingkah laku dan
penampilan siswa) kepada seorang siswa.
2). Penguat
dengan cara mendekati Penguat dengan cara mendekati ialah mendekatnya guru kepada siswa untuk
menyatakan perhatian dan kesenangannya terhadap pekerjaan, tingkah aku atau
penampilan siswa. Cara tersebut dapat dilaksanakan antara lain dingan cara
duduk dekat seorang atau kelompok siswa, berdiri di samping siswa. Seringkali
penguat ini berfungsi sebagai usaha mamperkuat penguat berupa kata- kata
pujian. Misalnya guru mendekati satu kelompok siswa di kelasnya yang
menampakkan kemajuan dalam melaksanakan kemajuan tugas kelompok mereka. Sambil
berdiri atau duduk dengan kelompok itu, guru memberikan penguat berupa
kata-kata oujian seperlunya.
3). Penguat dengan sentuhan
Penguat dengan sentuhan dapat dilakukan
guru dengan menyatakan persetujuan dan penghargaannya terhadap usaha atau
penampilan siswa dengan menepuk bahu atau menjabat tangan siswa. Penimbangan
jenis penguat ini harus dipertimbangkan dengan seksama, agar sesuai dengan
jenis kelamin siswa, umur dan latar belakang kebudayaan setempat. Penguat
berupa menepuk bahusiswa misalnya, munakin tidak tepat dilakukan guru laki-laki
kepada siswa perempuan atau guru perempuan terhadap siswa laki-laki.
4). Penguat dengan kegiatan yang
menyenangkan
Penguat dengan kegiatan yang menyanangkan, misalnya seorang
siswa yang menunjukan dalam pelajaran musik, ditunjuk menjadiseorang siswa yang
menunjukan dalam pelajaran musik, ditunjuk menjadi pemimpin paduan suara
sekolah atau dibolehkan alat-alat musik pada jam bebas. Siswa yang lebihdahu
menyekesaikan pekerjaan dangan baik dalam pelajaran bahasa inggris, dapat
diminta melakukan tugas membantu teman lainnya dalam pelajaran itu. Ini tidak
berarti bahwa kegiatan-kegiatan lain tidak boleh digunakan. Memberikan
kesempatan memainkan satu permainan, menjadi pemimpin barisan dan sebagainya
dapat digunakan, asal saja kegiatan dan tugas-tugas ini disenangi siswa
tersabut.
5). Penguat berupa simbol
Penguat berupa simbol adalah penguat yang
berbentuk simbol / benda antara lain dapad berupa komentar tertilis pada buku
siswa, atau benda benda lain yang tidak terlalu mahal harganya, tetapi
mempunyai arti simbolis.
b)
Hukuman.
Masalah
hukuman masih merupakan suatu dilema atau masih diperdebatkan yaitu penggunaan hukuman untuk mengurangi
atau meniadakan tingkah laku
siswa yang menyimpang. Dalam kegiatan ini ada tiga pokok pandangan, yaitu:
1). Penggunaan
hukuman itu hendaklah sama sekali dihindarkan, karena penanggulangan terhadap
tingkah laku siswa yang menyimpang dapat dilakukan dangen cara lain yang tidak
perlu menimbulkan akibat simpangan sebagaimana dapat di timbulkan oleh hukuman
2). Penggunaan hukuman secara tepat, adalah amat efektif untuk mengurangi
atau menghilangkan tingkah laku siswa yang menyimpang.
3). Penggunaan hukuman secara bijaksana terhadap hal-hal tertentu
secara terbatasdapat menimbulkan akibat yang baik secara cepat (segera), tetapi
guru harus hati-hati mencatat akibat-akibat simpangan dari hukuman itu. Dalam
mempergunakan hukuman sebagai suatu upaya pendidikan, guru harus mengenali dan
memahami keuntungan dan kerugian penggunaan hukuman.
Beberapa keuntungannya adalah;
* hukuman dapat menghentikan sagera tingkah laku siswa yang menyimpang
dan dapat mencegah berulangnya kembali tingkah laku siswayang menyimpang dan
dapat mencegah berulangnya kembali tingkah laku itu dalam waktu yang cukup
lama.
* hukuman berfungsi sebagai pemberi petunjuk kepada siswa dengan
kenyataan bahwa siswa dibantu untuk
segera mengetahui tingkah laku mana yag dapat diterima.
* hukuman berfungsi sebagai pangajaran bagi siswa-siswi lain dengan
kenyataan bahwa hukuman itu mungkin mengurangi kemungkinan siswa-siswi lain meniru
tingkah laku yang mendapat huukuman itu.
Beberapa kerugiannya adalah;
* hukuman dapat ditafsirkan salah. Kadang-kadang pernghukuman
tingkah laku tertentu digeneralisasikan
untuk tingkah laku-tingkah laku lainnya.
*hukuman dapat manyebabkan siswa agresif.
* hukuman dapat menimbulkan reaksi negatif dari kawan-kawan siswa
yang bersangkutan.
* hukuma dapat menimbulkan sikap negatif pada diri sendiri atau terhadap suasana di luar dirinya.
* hukuma dapat menimbulkan sikap negatif pada diri sendiri atau terhadap suasana di luar dirinya.
Dalam melaksanakan
hukuman itu guru harus sudah mempertimbangkan hal-ha atau akibat yang mingkin
terjadi dan guru harus siap pula mengulangi apa yang mungkin terjadi. Adapun
beberapa saran untuk mengurangi dan mamperbaiki akibat negatif hukuman, antara
lain;
* memberi hukuman hendaknya diketahui dengan pasti bahwa hukuman itu ada hubungannya dengan pelanggaran.
* memberi hukuman hendaknya diketahui dengan pasti bahwa hukuman itu ada hubungannya dengan pelanggaran.
*adalah lebih baik mencegah hukuman daripada memberi hukuman.
* meelakukan hukuman lebih buruk daripada memberi ganjaran pada
anak yang berkelakuan baik.
*hubungan sosial antara guru dan siswa sangat menentukan
akibat-akibat dari hukuman. Adapun guru yang mempunyai hubungan baik dengan
siswa-siswi, walaupun memberikan hukuman yang agak berat masih akan diterima
juga. Sedangkan guru yang tidak mengadakan hubungan baik dengan siswa apabila
memberikan sedikit teguran siswa akan merasa tidak senang.
* hukuman harus dilakukan berbeda-beda sesuai dengan jenis kelamin dan kepribadian masing-masing.
* hukuman harus dilakukan berbeda-beda sesuai dengan jenis kelamin dan kepribadian masing-masing.
* guru hendaknya berusaha mengadakan penilaian terhadap pandangan siswa-siswi mengenai
hukuman yang dijatuhkannya. Sebab kalau hal tersebut tidak dilakukan akan menimbulkan
sikap acuh tak acuh atau perasaan sentimen siswa.
* dalam memberikan hukuman hendaknya ditinjau dari seluruh situasi
kegiatan belajag mengajar. Guru harus mengetahui dengan jelas aktivitas mana
yang diinginkan oleh siswa karena melalui aktivitas yang diinginkan, hal ini
juga merupakan ganjaran. Sesungguhnya masih banyak daya upaya pendidikan
lainnya yang dapat dipertimbangkan guru untuk menyelesaikan problema-problema
dalam menunaikan fungsi managerial dan edukasionalnya di kelas, sebelum memilih
hukuman untuk dipergunakannya. Misalnya memberikan bimbingan, nasihat, teguran
dan lain sebagainya. Namun yang perlu ditegaskan dalam hal ini, bahwa guru
menghukum bukan orangnya, melainkan perbuatanya. Sebab tujuan dari pada hukuman
adalah agar siswa tidak berbuat lagi pelanggaran yang sama. Hukuman itu
hendaklah ada sangkut pautnya dengan pelanggaran.
c). Penghapusan
(extinction) dan Penundaan (time out)
Penenghapusan
(extinction) adalahpenahanan (tidak lagi memberikan) ganjaran yang diharapkan
akan diberikan seperti yang sudah-sudah (menahan pemberian penguat positif). Penghapusan
ini memnghasilkanpenurunan frekuensi tingkah laku yang semula mendapat penguat.
Misalnya: Arif, yang laporan-laporan sebelumnya memperoleh pujian dari guru,
menyerahkan kepada guru dengan laporan yang rapi (tingkah laku yang sebelumnya
mendapat penguat). Guru menerima laporan itu dan setelah dibaca mengembalikan itu tanpa
komentar (menaha pemberian penguat positif). Untuk laporan-laporan berikutnya
arif menjadi kurang pari (Frekuensi tingkah laku yang telah dikuatkan menurun).
Penundaan (time out) merupakan penindakan tidak jadi memberikan ganjaran untuk
siswa tertentu. Penundaan seperti ini menurunkan frekuensi penguat dan
menurunkan frekuensi tingkah laku siswa. Misalnya para siswa di kelas ibu
fatimah (guru bahasa anggris) yakin bahwa mereka itu akan menyelenggarakan
permainan kata-kata (word game) jika para siswa mengajarkan tugas dengan baik.
Permainan seperti itu digemari oleh para siswa. Ternyata siswa-siswi memang mengerjakat
tugas dengan baik kecuali fitri. Ibu fatimah mengatakan bahwa fitri tidak
diperkenankan ikut serta dalam permainan itu dan duduk sendiri dari kelompoknya
(mengecualikan ganjaran untuk siswa tertentu). Selanjutnya, Fitri mengerjakan
tugas dengan lebuh baik.
d). Penguat
negatif (Negative Reinforcement)
yang
dimaksud penguat negatif adalah peniadaan perangsang yang tidak mengenakkan
(hukuman) setelah ditampilkannya tingkah laku yang mengakibatkan menurutnya
frekuensi tingkah laku yang dimaksud. Peniadaan hukuman itu memperkuat tingkah
laku yang ditampilkan dan meningkatkan kecenderungan diulanginya tingkah laku
tersebut. Misalnya: Neneng adalah siswa yang terus-menerus menyerahkan kepada
guru laporan yang ditulis tidak rapi. Meskipun guru terus-menerus menyerahkan
kepada guru laporan yang ditulis tidak rapi, guru menerima laporan neneng itu
tanpa komentar dan tanpa teguran (marah) yang selama ini ditampakkan kepadanya
(peniadaan hukuman). Selanjunya laporan Neneng menjadi lebih rapi (frekuensi
tingkah laku meningkat).
Pendekatan Ekletik
Pendekatan elektrik adalah pendekatan yang
menggabungkan semua aspek yang terbaik dari semua pendekatan yang ada. Wilford
A.Weber menyatakan bahwa pendekatan dengan cara menggabungkan semua aspek
terbaik dari berbagai pendekaan manajemen kelas untuk menciptakan suatu
kebulatan atau keseluruhan yang bermakna secra filsofis, teoretis, dan
psikologis dinilai benar, bagi guru merupakan sumber pemilihan perilaku
pengelolaan tertentu yang sesuai dengan situasi disebut pendekatan eklektik.
Untuk dapat menerapkan pendekatan eklektik guru harus menguasai dua syarat
yaitu:
1) menguasai
pendekatan manajemen kelas yang potensial, seperti pendekatan pengubahan
perilaku, penciptaan iklim sosio-emosional, proses kelompok,
2) dapat memilih
pendekatan yang tepat dan melaksanakan prosedur dengan baik sesuai dengan masalah manajemen kelas.
Jadi kesimpulannya adalah bahwa kemampuan
guru memilih strategis manajemen kelas yang tepat sangat tergantung pada
kemampuannya menganalisis masalah manajemen kelas yang dihadapinya. Pendekatan
perubahan tingkah laku yang dipilih, misalnya bila tujuan tindakan manjemen
kelas yang akan dilakukan adalah menguatkan tingkah laku peserta didik yang
baik dan atau menghilangkan perilaku peserta didik yang kurang baik, pendekatan
penciptaan iklim sosio-emosional dipergunakan apabila sasaran tindakan
manajemen kelas adalah peningkatan hubungan antara pribadi guru dengan peserta
didik, sementara itu pendekatan proses kelompok dianut bila seorang guru ingin
kelompoknya melakukan kegiatan secara produktif.
BAB 3
KESIMPULAN
Pengertian
A.
Buku
masak
Pelaksanaannya dengan
memberi satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak
boleh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang
terjadi di kelas. Dalam daftar itu digambarkan tahap demi tahap apa yang harus
dikerjakan oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang
tertulis dalam resep.
B.
Pengubahan
perilaku
Merupakan suatu proses untuk
mengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru adalah mengembangkan tingkah
laku anak didik yang baik, dan mencegah tingkah laku yang kurang baik. Untuk
itu, menurut pendekatan tingkah laku yang baik atau positif harus dirangsang
dengan memberikan pujian atau hadiah yang menimbulkan perasaan senang atau
puas, begitu pula sebaliknya.
C. Eklektik
Merupakan pendekatan yang menekankan pada
potensialitas, kreatifitas dan inisiatif wali kelas atau guru kelas dalam
memilih berbagai pendekatan berdasarkan situasi yang dihadapinya.
Kekurangan
A. Buku Masak
Apabila resep tertentu
gagal mencapai tujuan, guru tidak dapat memilih alternatif lain karena pendekatan ini bersifat mutlak.
Guru yang bekerja dengan kerangka acuan buku masak
akan merugikan diri sendiri dan tidak mungkin menjadi manajer kelas yang
efektif.
B. Pengubahan Perilaku
Proses belajar sebagian
atau bahkan seluruhnya dipengaruh oleh kejadian - kejadian yang berlangsung di
lingkungan. Penguatan perilaku tertentu sejalan dengan usaha belajar yang
hasilnya akan memperoleh ganjaran / hadiah (penguatan atau pendorong). Usaha
pemberian hadiah atau ganjaran ini dimaksud untuk memberi penguatan tertentu
agar muncul suatu perilaku baru yang semakin mantap, kuat dan disetujui.
Perilaku tertentu yang diberi ganjaran cenderung untuk diteruskan.
C. Eklektik :
Penggunaan pendekatan ini dalam suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi lain mungkin harus mengkombinasikan dan atau ketiga pendekatan tersebut (potensialitas, kreatifitas, dabn inisiatif).
Penggunaan pendekatan ini dalam suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi lain mungkin harus mengkombinasikan dan atau ketiga pendekatan tersebut (potensialitas, kreatifitas, dabn inisiatif).
kelebihan
A.
Buku
masak
Pendekatan ini cenderung
menumbuhkan sikap reaktif pada diri guru dalam memanajeneni kelas. Dengan kata
lain guru bisanya memberikan reaksi terhadap masalah tertentu dan sering
menggunakannya dalam jangka pendek.
B.
Pengubahan
perilaku
Pendekatan penghukuman ini
dianggap bermanfaat bila segera menghentikan atau menghilangkan penampilan
tingkah laku yang tak disukai sambil melaksanakan sistem penguatan yang tepat
bagi kelayakan penampilan perilaku tertentu yang disukai. Memperlihatkan
persetujuan terhadap perilaku yang disukai dan sebaliknya merupakan tindakan
yang efektif untuk membina tingkah laku pembelajar dalam kelas adalah kunci
dalam pengelolaan kelas melalui pengubahan perilaku.
C. Eklektik
Pendekatan ini menekankan
pada potensialitas, kreatifitas, dabn inisiatif wali atau guru kelas dalam
memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi. 2009. Classroom Management. UIN Malang Press. Aditya Media.
0 komentar:
Posting Komentar