BAB I
LATAR BELAKANG
Pertumbuhan adalah sintesis protoplasma, biasanya
diikuti oleh perubahan bentuk dan penambahan massa yang dapat lebih besar dari
penambahaan plasma itu. Selain perubahan bentuk, pertumbuhan juga menyebabkan
terjadinya aktivitas fisiologis , susunan biokimianya, serta struktur dalamnya.
Proses ini dinamakan diferensiasi. Diferensiasi itu terjadi sebagai akibat
dalam perbedaan dalam penambahan plasmanya, jenis organelnya, arah
pembentangannya, pembentukan dinding selnya, kematian protoplasmanya, dan
seterusnya. Keseluruhan proses ini menyebabkan terjadinya perkembangan. Pertumbuhan
adalah pertambahan massa, ukuran, volume yang bersifat irreversibel (tidak
dapat balik). Pertumbuhan diikuti dengan diferensiasi, yaitu perubahan bentuk
fisiologi sesuai fungsinya atau proses perkembangan.
Pertumbuhan
dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting dalam kehidupan dan
perkembangbiakan suatu spesies. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara
terus-menerus sepanjang daur hidup, tergantung pada hasil asimilasi, hormon,
dan substansi pertumbuhan lainnya, serta lingkungan yang mendukung
Pertumbuhan
dan perkembangan tanaman berlangsung baik pada fase vegetatif maupun generatif.
Pada fase vegetatif terutama terjadi pada perkembangan akar, daun, dan batang.
Sedangkan pada fase generatif terjadi pembentukan dan perkembangan kuncup
bunga, bunga, buah, dan biji serta pendewasaan struktur penyimpanan makanan dan
penimbunan karbohidrat. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang
sangat erat hubungannya.
Pengertian pertumbuhan membutuhkan
ukuran secara tepat dan dapat dibaca dengan bentuk kuantitatif yang dapat
diukur. Analisis pertumbuhan merupakan suatu cara untuk mengikuti dinamika
fotosintesis yang diukur oleh produksi bahan kering. Pertumbuhan tanaman dapat
diukur tanpa mengganggu tanaman, yaitu dengan pengukuran tinggi tanaman atau
jumlah daun, tetapi sering kurang mencerminkan ketelitian kuantitatif. Akumulasi bahan kering sangat disukai sebagai
ukuran pertumbuhan. Akumulasi bahan
kering mencerminkan kemampuan tanaman dalam mengikat energi dari cahaya
matahari melalui proses fotosintesis, serta interaksinya dengan faktor-faktor
lingkungan lainnya. Distribusi akumulasi
bahan kering pada bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun dan bagian
generatif, dapat mencerminkan produktivitas tanaman.
Pertambahan jumlah materi hidup dapat diartikan
sebagai pertumbuhan. Pertumbuhan ini dapat terjadi baik pada tiagkat sel,
jaringan, organ atau organisme secara keseluruhan. Pada tingkat sel pertambahan
materi hidup akan mengakibatkan pertambahan ukuran sel mencapai ukuran
maksimum, yang selanjutnya akan diteruskan dengan pembelahan sel.
BAB
II
ISI
2.1 Definisi Pertumbuhan
Tanaman
Pertumbuhan
dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting dalam kehidupan dan
perkembangbiakan suatu spesies. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara
terus-menerus sepanjang daur hidup, tergantung pada hasil asimilasi, hormon,
dan substansi pertumbuhan lainnya, serta lingkungan yang mendukung (Gardner et
al., 1991). Pertumbuhan berarti pertambahan ukuran. Karena organisme
multisel tumbuh dari zigot, pertambahan ini bukan hanya dalam volume, tetapi
juga dalam bobot, jumlah sel, banyaknya protoplasma dan tingkat kerumitan.
Tahapan dalam pertumbuhan dan perkembangan sel meliputi tiga peristiwa, yaitu
pembelahan sel, pembesaran sel, dan diferensiasi sel (Salisbury dan Ross,
1995).
Pertumbuhan
tanaman pada dasarnya disebabkan oleh pembesaran sel dan pembelahan sel.
Berdasarkan pada kenyataan ini, maka jumlah sel dapat digunakan sebagai
indikator pertumbuhan tanaman dan organ tanaman. Berat tanaman dapat digunakan
sebagai indikator perumbuhan, dalam hal ini dapat dilakukan dengan dua
pendekatan, yaitu berdasarkan berat segar dan berat kering (Lakitan, 1996).
Beda dari pertumbuhan dan perkembangan dilihat dari perubahannya dan
parameternya. Sebagai contoh parameter pertumbuhan antara lain bobot segar,
bobot kering, pertambahan panjang, dan pertambahan luas. Jika makhluk hidup
megalami pertambahan panjang, pertambahan luas, maka makhluk hidup dikatakan
mengalami pertumbuhan. Pada perkembangan, misalnya pada tumbuhan mengalami
pendewasaan organ-organ untuk melakukan fotosisntesis, untuk melakukan reproduksi (Fried & Hademenos, 2006).
Pertumbuhan
dapat diketahui dari ukuran panjang, lebar atau luas, pertambahan massa atau
berat (Bidwell, 1979). Sedangkan menurut Noggle dan Fritz (1983) pertumbuhan
dapat ditunjukkan dengan meningkatnya tinggi tanaman, panjang, lebar, dan luas
daun, serta berat kering masing-masing organ yang meliputi akar, batang, daun
dan buah; jumlah sel dan konsentrasi kandungan kimia tertentu, yaitu asam
nukleat, nitrogen terlarut, lipid, karbohidrat dalam jaringan dan organ. Tapi
umumnya, pertumbuhan cukup diukur tinggi tanaman dan berat kering.
Pertumbuhan
dan perkembangan tanaman berlangsung baik pada fase vegetatif maupun generatif.
Pada fase vegetatif terutama terjadi pada perkembangan akar, daun, dan batang.
Sedangkan pada fase generatif terjadi pembentukan dan perkembangan kuncup
bunga, bunga, buah, dan biji serta pendewasaan struktur penyimpanan makanan dan
penimbunan karbohidrat. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang
sangat erat hubungannya (Hariyadi, 1988).
Pertumbuhan adalah pertambahan massa, ukuran, volume yang bersifat
irreversibel (tidak dapat balik). Pertumbuhan diikuti dengan diferensiasi,
yaitu perubahan bentuk fisiologi sesuai fungsinya atau proses perkembangan. Beda
dari pertumbuhan dan perkembangan dilihat dari perubahannya dan parameternya.
Sebagai contoh parameter pertumbuhan antara lain bobot segar, bobot kering,
pertambahan panjang, dan pertambahan luas. Jika makhluk hidup megalami
pertambahan panjang, pertambahan luas, maka makhluk hidup dikatakan mengalami
pertumbuhan. Pada perkembangan, misalnya pada tumbuhan mengalami pendewasaan
organ-organ untuk melakukan fotosisntesis, untuk melakukan reproduksi (Noggle dan
Fritz, 1983).
Pada tumbuhan tingkat tinggi, pertumbuhan
merupakan gabungan antara pembentangan dan perbanyakan sel.
Tempat berlangsungnya pertumbuhan hanya di meristem. Sel dewasa yang
tumbuh kembali dinamakan meristem sekunder. Perbedaan ukuran diantara organ-
organ yang struktur anatominya sama dapat terjadi sebagai akibat perbedaan
jumlah sel atau ukuran masing-masing sel penyusunnya. Untuk tumbuh diperlukan
sejumlah persyaratan, antara lain tumbuhan harus berada dalam fase potensial
tumbuh ( tidak dorman), tersedia atau mampu membentuk sendiri hormon tumbuh, serta
lingkungan yang sesuai yaitu ada air, oksigen (zat hara) dan temperatur tepat.
Semua faktor tersebut tadi, selain menjadi syarat terjadinya pertumbuhan, juga
mempengaruhi pertumbuhan (Gardner et al., 1991).
Pertumbuhan tanaman merupakan suatu konsep universal dalam biologi
dan merupakan hasil dari berbagai proses fisiologi yang berinteraksi dalam
tubuh tanaman bersama faktor luar. Ketiga proses tersebut yaitu pertambahan
ukuran, bentuk dan jumlah (Sitompul dan Guritno, 1995).
Pertumbuhan, dalam arti terbatas, menunjuk pada pertambahan ukuran
yang tidak dapat balik, mencerminkan pertambahan protoplasma. Pertumbuhan
tanaman ditunjukkan oleh pertambahan ukuran dan berat kering yang tidak dapat
balik (Harjadi, 1988).
Pertumbuhan tanaman yang biasanya diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun dan bobot kering tanaman. Pertumbuhan tanaman yang baik menurut Sitompul dan Guritno (1995) dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar tanaman itu sendiri. Faktor lingkungan yang mempengaruhi tanaman diantaranya adalah ketersediaan air, unsur hara, iklim dan adanya hama dan penyakit (Gardner et al., 1991).
Pertumbuhan tanaman yang biasanya diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun dan bobot kering tanaman. Pertumbuhan tanaman yang baik menurut Sitompul dan Guritno (1995) dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar tanaman itu sendiri. Faktor lingkungan yang mempengaruhi tanaman diantaranya adalah ketersediaan air, unsur hara, iklim dan adanya hama dan penyakit (Gardner et al., 1991).
Perkembangan dapat didefinisikan
sebagai suatu perubahan teratur dan berkembang, seringkali menuju suatu keadaan
yang lebih tinggi, lebih teratur atau lebih kompleks atau dapat pula dikatakan
sebagai suatu seri perubahan pada organisme yang terjadi selama daur hidupnya
yang meliputi pertumbuhan dan diferensiasi. Perkembangan dapat terjadi tanpa
pertumbuhan dan demikian pula halnya pertumbuhan dapat terjadi tanpa
perkembangan, tetapi kedua proses ini sering bergabung dalam satu proses (Hariyadi, 1988).
Perkembangan
mewujudkan perubahan dan perubahan-perubahan tersebut dapat berjalan secara
bertahap atau berjalan sangat cepat. Pada perkembangan tidak hanya perubahan
kuantitatif, tetapi juga menyangkut perubahan kualitatif di antara sel,
jaringan dan organ yang disebut diferensiasi. Peristiwa perkembangan yang penting seperti perkecambahan, perbungaan
atau penuaan (senescence) menghasilkan perubahan yang mendadak di dalam
kehidupan atau pola pertumbuhan. Proses-proses perkembangan lainnya berlangsung
terus secara lambat atau bertahap selama separuh atau selama hidup tumbuhan (Shibles dan Weber, 1965).
2.2 Pola
Pertumbuhan dan Perkembangan
Ada dua aspek yang dapat kita kaji dalam proses
perkembanganpada tumbuhan yaitu (1) aspek morfologi dan anatomi, (2) aspek
fisiologi danbiokimia. Pada aspek morfologi dan anatomi kita dapat mengkaji
perubahan-perubahan struktur yang terjadi, yang terlihat selama proses
perkembangan tumbuhan. Kita akan sangat sukar niemahami perkembangan tanpa
mempelajari proses fisiologi dan biokimia. . Proses fisiologi dan biokimia ini
sangat menentukan perubahan morfologi suatu organisme sehingga aspek fisiologi
dan biokimia merupakan subjek utama dalam mempelajari bidang ilmu ini yang
sekarang lebih dikenal dengan istilah morfogenesis. Morfogenesis ini
mempelajari perubahan-perubahan bentuk dan struktur yang proses pengontrolannya
melibatkan perubahan fisika dan kimia sehingga morfogenesis lebih tepat disebut
sebagai fisiologi dan biokimia perkembangan (Fried & Hademenos, 2006).
Pertumbuhan dan perkembangan adalah suatu
koordinasi yang baik dari banyak peristiwa pada tahap yang berbeda, yaitu dari
tahap biofisika dan biokimia ke tahap organisme dan menghasilkan suatu
organisme yang utuh dan lengkap. Prosesnya sangat kompleks dan banyak cara yang
berbeda untuk dapat memahaminya. Pemahaman kita terhadap perkembangan tumbuh
dengan cepat, tetapi banyak aspek masih merupakan subyek yang diperdebatkan
atau belum diketahui. Untuk hal-hal seperti itu masih banyak
pertanyaan-pertanyaan yang sampai sekarang belum terjawab (Lakitan, 1996).
Pertumbuhan dapat diukur sebagai pertambahan
panjang, lebar atau luas; tetapi dapat pula diukur berdasarkan pertambahan
volume, masa atau berat ( segar atau kering ). Setiap parameter ini
menggambarkan sesuatu yang berbeda dan jarang adanya hubungan sederhana antara
mereka dalam organisme yang sedang tumbuh. Hal ini disebabkan pertumbuhan
sering terjadi dalam arah dan kadar cepat yang berbeda yang satu sama lain
tidak ada keterkaitan, sehingga perbandingan linier antara luas dan volume
tidak terjadi pada waktu yang bersamaan. Dengan melibatkan parameter lingkungan
seperti cahaya, suhu, air dan lain-lain, suatu model pertumbuhan yang sederhana
dari suatu bagian tumbuhan seperti akar, daun dan batang telah dilakukan (Hariyadi, 1988).
Pola pertumbuhan dapat dibagi dalam tiga fase
pertumbuhan, yaitu: (1) pase logaritmik atau fase eksponensial, (2) fase
linier, dan (3) fase penurunan kadar cepat pertumbuhan yang disebut penuaan.
Peningkatan kadar cepat pertumbuhan terjadi selama fase eksponensial, yang
kemudian berjalan konstan selama fase linier, dan menurun menuju nol selama
proses penuaan (Sumadi, 1993).
2.3 Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Perkembangan dan Pertumbuhan
Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan
adalah sebagai berikut:
a. Faktor internal : yaitu faktor yang melibatkan hormon,
yang akan mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
b. Faktor Lingkungan : Faktor ini merupakan faktor luar
yang erat sekali hubunganaya dengan proses perkembangan. Termasuk ke dalam
faktor ini adalah panjang pendeknya hari, suhu, nutrisi, dan lain-lain.
Beberapa faktor
yang mempengaruhi
pertumbuhan adalah
sebagai berikut:
a. Faktor eksternal/lingkungan yaitu, air,
mineral, kelembaban, dan suhu.
b. Faktor
internal yaitu hormon dan gen yang dihasilkan oleh tanaman itu sendiri.
Hormon-hormon yang ada pada tumbuhan antara lain, auksin, giberelin, sitokinin,
gas etilen, asam absisat, dan kalin.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
perkembangan adalah
nutrisi yang diterima oleh jaringan-jaringan tumbuhan sehingga mengalami
perkembangan dan pendewasaan yang menyebabkan organ-organ dewasa aktif dan
berfungsi. Pada
sejumlah organisme, pengaruh-pengaruh lingkungan dipercayai sebagai penyebab
terbentuknya medan-medan metabolik. Pengaruh cahaya atau tekanan pada
komponen-komponen suatu sel dapat menyebabkan orientasi etitas-entitas
internal, yang menyebabkan terbentuknya medan perkembangan dan mempengaruhi
pola pertumbuhan embrionik (Blad et al., 1972).
Perkembangan merupakan hasil gabungan interaksi
antara potensi genetik dengan lingkungan. Genetik merupakan sumber informasi
yang dimiliki oleh sel dari suatu organisme, yang mengontrol aktivitas
fisiologi dan biokimia di dalam sel sejalan dengan arah perkembangaunya. Tetapi
potensi genetik ini hanya akan berkembang apabila ditunjang oleh lingkungan
yang cocok, yang memberikan fasilitas kepada organisme dalam melaksanakan aktivitasnya.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi tanaman diantaranya adalah
ketersediaan air, unsur hara, iklim dan adanya hama dan penyakit.
2.4 Parameter Pertumbuhan dan
Perkembangan Tanaman
Pertumbuhan tanaman merupakan suatu konsep universal dalam biologi
dan merupakan hasil dari berbagai proses fisiologi yang berinteraksi dalam
tubuh tanaman bersama faktor luar. Ketiga proses tersebut yaitu pertambahan
ukuran, bentuk dan jumlah (Sitompul dan Guritno, 1995). Pertumbuhan, dalam arti
terbatas, menunjuk pada pertambahan ukuran yang tidak dapat balik, mencerminkan
pertambahan protoplasma. Pertumbuhan tanaman ditunjukkan oleh pertambahan
ukuran dan berat kering yang tidak dapat balik (Harjadi, 1988).
Indikator yang dapat digunakan pada pertumbuhan dan perkembangan
suatu tanaman antara lain adalah sebagai berikut :
a.
ukuran panjang, lebar atau
luas,
b.
pertambahan massa atau berat
c.
meningkatnya tinggi tanaman,
panjang, lebar, dan luas daun,
d.
berat kering masing-masing
organ yang meliputi akar, batang, daun dan buah;
e.
jumlah sel dan konsentrasi
kandungan kimia tertentu, yaitu asam nukleat, nitrogen terlarut, lipid,
karbohidrat dalam jaringan dan organ.
f.
perkembangan akar, daun, dan
batang.
g.
pembentukan dan perkembangan
kuncup bunga, bunga, buah, dan biji
h.
pendewasaan struktur
penyimpanan makanan dan penimbunan karbohidrat.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian-uraian yang telah
disampaikan diatas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain :
·
Pertumbuhan adalah pertambahan massa,
ukuran, volume yang bersifat irreversibel (tidak dapat balik).
·
Faktor yang mempengaruhi perkembangan adalah sebagai
berikut:
a. Faktor internal : yaitu faktor yang
melibatkan hormon, yang akan mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
b. Faktor Lingkungan : Faktor ini merupakan
faktor luar yang erat sekali hubungan nya dengan proses perkembangan. Termasuk
ke dalam faktor ini adalah panjang pendeknya hari, suhu, nutrisi, dan
lain-lain.
·
Faktor
yang mempengaruhi
pertumbuhan adalah
sebagai berikut:
a. Faktor eksternal/lingkungan yaitu, air,
mineral, kelembaban, dan suhu.
b. Faktor
internal yaitu hormon dan gen yang dihasilkan oleh tanaman itu sendiri.
Hormon-hormon yang ada pada tumbuhan antara lain, auksin, giberelin, sitokinin,
gas etilen, asam absisat, dan kalin.
·
Parameter untuk pertumbuhan
dan perkembangan tanaman adalah :
ü ukuran
panjang, lebar atau luas,
ü pertambahan
massa atau berat
ü meningkatnya
tinggi tanaman, panjang, lebar, dan luas daun,
ü berat
kering masing-masing organ yang meliputi akar, batang, daun dan buah;
ü jumlah
sel dan konsentrasi kandungan kimia tertentu, yaitu asam nukleat, nitrogen
terlarut, lipid, karbohidrat dalam jaringan dan organ.
ü perkembangan
akar, daun, dan batang.
ü pembentukan
dan perkembangan kuncup bunga, bunga, buah, dan biji
ü pendewasaan
struktur penyimpanan makanan dan penimbunan karbohidrat.
DAFTAR PUSTAKA
Blad, B. L. Dan D.
G. Baker. 1972. Orientation
and distribution of leaves within Soybeans canopies. Agron. J. 64 : 26 – 29.
Fried, George H. & George J. Hademenos. 2000. Scahum’s Outlines of Theory and Problems of BIOLOGY , 2nd
Edition. The McGraw-Hall Companies
Fried, George H. & George J. Hademenos. 2000. Scahum’s Outlines BIOLOGI, Edisi
Kedua. Erlangga. Jakarta.
Gardner,
F.P., Pearce, R.B., dan Mitchell, R.I. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya (diterjemahkan
oleh Herawati Susilo). UI Press, Jakarta.
Hariyadi, S.S. 1988. Pengantar Agronomi. Penerbit PT
Gramedia, Jakarta.
Harjadi, M.M.Sri
Setyati. 1988. Pengantar Agronomi.
Gramedia: Jakarta.
Lakitan,
B. 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman.: Penerbit P.T.
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Noggle,
G.R and Frits, G.J. 1983. Introduction Plant Physiology, Second Edition.
New Jersey: Prentice Hall, Inc, Englewood Clifts.
Salisbury,
F.B. and. Ross, C.W. 1995. Fisiologi Tumbuhan, Jilid 3. (diterjemahkan
oleh Diah dan Sumaryono) ,Penerbit ITB, Bandung.
Shibles, R. M. Dan
C. R. Weber. 1965. Leaf area, solar radiation, interception and
dry matter production by Soybeans. Crop
Sci. 5 : 575 – 578.
Sitompul dan Guritno. 1995. Analisa Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Sumadi, Soeprapto Hardjo. 1993.
Bertanam Kacang Hijau. Penebar Swadaya. Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar