BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Fotosintesis sudah akrab kita dengar.
Pada dasarnya, fotosintesis merupakan proses penyusunan karbohidrat atau zat
gula dengan menggunakan energi matahari. Matahari sebagai sumber energi utama
bagi kehidupan di Bumi. Namun tidak semua organisma mampu secara langsung
menggunakannya. Hanya golongan tumbuhan dan beberapa jenis bakteri saja yang
mampu menyerap energi matahari dan memanfaatkannya untuk fotosinrtesis. Melalui
fotosintesis, tumbuhan menyusun zat makanan yaitu karbohidrat (pati / gula). Karena
kemampuan menyusun makanannya sendiri inilah, tumbuhan disebut organisma ototrof.
1.1 TUJUAN
DAN MANFAAT
1.1.1
TUJUAN
Untuk
mengetahui bagaimana proses terjadinya reaksi terang
1.1.2
MANFAAT
Agar
mahasiswa dapat memahami secara detail mengenai proses terjadinya reaksi terang
beserta tahap-tahapan terjadinya.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Definisi
dan Sejarah Fotosintesis
Fotosintesis pada hakikatnya merupakan satu-satunya
mekanisme masuknya energi ke dalam dunia kehidupan. Satu-satunya kekecualian
terjadi pada bakteri kemosintetik, yang memperoleh energi dengan mengoksidasi
subtrat anorganik seperti ion besi dan belerang terlarut dari kerak bumi, atau
mengoksidasi H2S yang berasal dari kegiatan gunung berapi. Selain itu arus
panas di dasar lautan memaksakan energi ke sistem biologi dalam bentuk bahang.
Sebagaimana reaksi oksidasi penghasil energi, yaitu
tempat bergantungnya semua kehidupan, fotosintesis meliputi reaksi oksidasi dan
reduksi. Proses keseluruhan adalah oksidasi air (pemindahan elektron disertai
pelepasan oksigen sebagai hasil samping) dan reduksi CO2 untuk membentuk
senyawa organic, misalnya karbohidrat. Selama proses pembakaran dan respirasi,
elektron dilepaskan dari senyawa karbon dan diluncurkan ke bawah (istilah
energi), dan kemudian elektron tersebut dan H+ bergabung dengan penerima
elektron kuat, O2, untuk menghasilkan H2O yang mantap. Dengan cara ini,
fotosintesis menggunakan energi cahaya untuk mengangkut elektron “ke atas”,
menjauhi H2O, menuju penerima elektron yang lebih lemah, CO2.
Fotosintesis meliputi reaksi reduksi dan
oksidasi.Proses keseluruhan adalah oksidasi air ( pemindahan elektron disertai
pelepasan O2 sebagai hasil samping ) dan reduksi CO2 untuk membentuk senyawa
organik, misalnya karbohidrat. Foto berarti cahaya dan sintesis berarti
membuat. Fotosintesis merupakan proses pembentukan bahan organik dari bahan
anorganik ( CO2, H2O, H2S ) dengan bantuan
cahaya matahari dan klorofil
Energi
cahaya
n CO2 + nH2O -------------------------->>
( CH2O ) n + n O2
Klorofil
Pada
reaksi ini ( CH2O )n adalah singkatan dari pati atau karbohidrat lain yang
mempunyai rumus empiris yang sangat dekat.
Fotosintesis
merupakan proses penting, karena :
1. Sebagai sumber enrgi bagi semua makhluk
hidup. Fotosintesis dapat mengubah tenaga cahaya matahari ( tenaga fisik )
menjadi tenaga kimia (ATP dan NADPH2 ).
2. Menyediakan oksigen ( O2 ) yang penting bagi
organisme aerob.
3. Kecepatan
fotosintesis menentukan pertumbuhan dan hasil tumbuhan.
4. Diperlukan untuk sintesis berbagai
senyawa organik yang dibutuhkan oleh hewan dan manusia. Fotosintesis merubah
CO2 hasil respirasi menjadi karbohidrat, menghasilkan rangka karbon yang
menjadi bahan dasar pembentukan senyawa-senyawa organik lain.
Sebelum awal abad ke-18, para ilmuwan percaya bahwa
tumbuhan memperoleh semua bahan penyusunnya dari tanah. Pada tahun 1727,
Stephen Hales mengemukakan bahwa sebagian makanan tumbuhan berasal dari
atmosfer, dan cahaya terlibat dalam proses ini. Pada saat itu belum diketahui
bahwa udara mengandung unsur gas yang berlainan.
Pada tahun 1771, Joseph Priestley, seorang pastor
dan ahli kimia berkebangsaan Inggris, menyinggung O2 (walaupun zat yang
disebutnya sebagai ‘udara yang tidak mudah terbakar’ ini belum dikenal sebagai
molekul) ketika ia menemukan bahwa tumbuhan hijau dapat memperbarui udara yang
kotor akibat pernapasan hewan. Kemudian seorang dokter berkebangsaan Belanda,
Jan Ingenhousz, memperlihatkan bahwa cahaya diperlukan untuk memurnikan udara
tersebut. Ia menemukan bahwa tumbuhan juga ‘mengotori udara’ pada keadaan
gelap. Sungguh mengherankan, lalu ia menyarankan agar tumbuhan dikeluarkan dari
rumah pada malam hari untuk mencegah kemungkinan meracuni penghuninya. Hal ini
dan percobaan perintis sebelumnya pada awal tahun 1700an oleh Stephen Hales,
ditelaah oleh Gest (1988).
Pada tahun 1782, Jean Senibier memperlihatkan bahwa
adanya gas beracun yang dihasilkan oleh hewan dan tumbuhan pada keadaan gelap
(CO2) memacu produksi ‘udara murni’ (O2) saat ada cahaya. Jadi pada saat itu,
keikutsertaan dua macam gas dalam fotosintesis telah ditunjukkan. Penelitian
Lavoisier dan peneliti lainnya memperlihatkan bahwa kedua gas tersebut adalah
CO2 dan O2. Air disinggung oleh NT de Saussure ketika pada tahun 1804 ia
pertama kali mengukur fotosintesis secara kuantitatif. Ia mendapatkan bahwa
tumbuhan bertambah bobot keringnya selama fotosintesis dan penambahan bobot ini
lebih besar daripada selisih bobot CO2 yang diserap dan bobot O2 yang
dilepaskan. Ia secara benar menyatakan bahwa selisih tersebut disebabkan oleh
H2O. dinyatakan juga bahwa CO2 dan O2 dipertukarkan dalam volume yang kira-kira
sama selama proses fotosintesis.
Sifat produk kimia lain dari fotosintesis, yaitu
bahan organic, diperlihatkan oleh Julius Sachs pada tahun 1864 ketika ia
mengamati pertumbuhan butir pati dalam kloroplas yang disinari. Pati tampak
terbentuk hanya pada bagian daun yang terpajang pada cahaya. Jadi reaksi
keseluruhan fotosintesis adalah sebagai berikut:
nCO2 +
nH2O + cahaya
à (CH2O)n + nO2
Pada reaksi ini (CH2O)n adalah singkatan dari pati
atau karbohidrat lain yang mempunyai rumus empiris mirip dengan itu. Pati
merupakan produk fotosintesis yang paling banyak di dunia yang dibuat oleh
kloroplas.
Penemuan penting berikutnya diperoleh CB van Niel,
yang pada awal tahun 1930an menunjukkan kemiripan antara keseluruhan proses
fotosintesis pada tumbuhan hijau dan pada bakteri tertentu. Berbagai bakteri
dikenal mereduksi CO2 dengan menggunakan energi cahaya dan sumber elektron
bukan air. Beberapa bakteri tersebut menggunakan asam organic seperti asam
asetat atau asam suksinat sebagai sumber elektron, sedangkan bakteri lainnya
yang diamati van Neil menggunakan H2S, dengan hasil samping endapan belerang.
Persamaan fotosintesis pada bakteri tersebut diyakini sebagai berikut:
nCO2 + 2nH2S +
cahaya à (CH2O)n + nH2O + 2nS
Jika reaksi ini dibandingkan dengan reaksi di
atasnya, terdapat analogi antara peranan H2S dan H2O, serta antara O2 dan
belerang. Jadi van Neil menyimpulkan bahwa O2 yang dilepaskan oleh tumbuhan
berasal dari air, bukan dari CO2. Gagasan kesimpulan ini didukung oleh
penelitian Robin Hill dan R Scarisbrick di Inggris pada akhir tahun 1930an.
Mereka memperlihatkan bahwa kloroplas dan bagian kloroplas yang disolasi dapat
melepaskan O2 pada keadaan terang jika mereka diberi penerima yang tepat bagi
elektron yang diambil dari air. Garam Feri (Fe3+) tertentu merupakanpenerima
elektron paling awal yang tersedia di kloroplas, dan garam tersebut direduksi
menjadi bentuk fero (Fe2+). Pemisahan air yang dikendalikan cahaya (fotolisis)
tanpa adanya penambatan CO2 ini kemudian dikenal sebagai reaksi Hill.
Penelitian Hill dan Scarisbrick memperlihatkan bahwa keseluruhan sel tidak
diperlukan bagi sekurangnya beberapa reaksi fotosintesis, dan bahwa pelepasan
O2 pada keadaan terang mutlak berhubungan dengan reduksi CO2.
Bukti yang lebih kuat bahwa pelepasan O2 berasal
dari H2O diperoleh pada tahun 1941 dari hasil penelitian Samuel Ruben dan
Martin Kamen. Mereka memasok ganggang hijau Chlorella dengan H2O yang
mengandung 18O, isotop oksigen yang berat dan tak-radioaktif yang dapat
dilacak dengan spectrometer massa. O2 yang dilepaskan dalam fotosintesis
menjadi bertanda 18O, jadi mendukung hipotesis van Neil. Karena alas an teknis,
penelitian Ruben tidak dapat membuktikan bahwa O2 semuanya berasal dari H2O,
tetapi penelitian berikutnya oleh Alan Stemler dan Richard Radmer (1975) Nampak
mampu membuktikannya. Karena itu persamaan fotosintesis sebelumnya diubah
dengan memasukkan dua molekul H2O sebagai pereaksi.
nCO2 + 2nH2O + cahaya --kloroplas--> (CH2O)n +
nO2 + nH2O.
Pada tahun 1951 ditemukan bahwa salah satu kandungan
alami tumbuhan – koenzim yang mengandung vitamin B (niasin atau nikotinamida)
dan disebut nikotinamida adenine dinukleotida fosfat (disingkat NADP+) - dapat juga bertindak sebagai pereaksi Hill,
dengan menerima elektron dari air pada reaksi yang berlangsung di membran
tilakoid yang diisolasi atau di kloroplas yang rusak. Penemuan ini memacu lagi
penelitian fotosintesis, sebab telah dikenal bahwa bentuk tereduksi dari NADP+
yaitu NADPH, dapat mengangkut elektron ke beberapa senyawa tumbuhan, dan
diperkirakan bahwa perannya yang lazim di kloroplas adalah mereduksi CO2. Jadi
salah satu fungsi penting cahaya dalam fotosintesis adalah mengangkut elektron
dari H2O untuk mereduksi NADP+ menjadi
NADPH. Fungsi lainnya adalah menyediakan energi untuk membentuk ATP dan Pi.
Perubahan ADP dan Pi menjadi ATP di kloroplas
ditemukan di Laboratorium Daniel Aron di University of California, Berkeley,
pada tahun 1954 (ditelaah oleh Aron, 1984). Sebelum itu mekanisme penting yang
dikenal untuk membentuk ATP hanya respirasi, khususnya reaksi di mitokondria
yang disebut fosforilasi oksidatif. Aron menemukan bahwa ATP disintesis dalam
kloroplas yang diisolasi hanya pada waktu ada cahaya, dan proses tersebut
dinamakan fosforilasi fotosintetik atau fotofosforilasi.
Fotofosforilasi di kloroplas menghasilkan ATP lebih
banyak dalam daun selama ada cahaya daripada fosforilasi oksidasi di
mitokondria daun tersebut, dan perbedaan ini sangat nyata. Tapi pada persamaan
reaksi ketiga tidak menyebut tentang ATP, NADPH, atau NADP+. Alasannya adalah
karena setelah ATP dan NADPH terbentuk, energinya digunakan dalam proses reduksi
CO2 dan sintesis karbohidrat; dan kemudian ADP, Pi, serta NADP+ dilepaskan
lagi. Jadi ADP dan Pi segera diubah menjadi ATP oleh energi cahaya, dan secepat
itu pula ATP dirombak ketika fotosintesis terjadi, pada laju yang tetap.
Dalam sejarah, beberapa ahli telah melakukan
penelitian yang berkaitan dengan fotosintesis, antara lain Ingenhousz, Engelmann,
Sachs, Hill, dan Blackman.
a.
Ingenhousz
Pada tahun
1770, Joseph Priestley seorang ahli kimia Inggris memperlihatkan bahwa tumbuhan
mengeluarkan suatu gas yang dibutuhkan dalam pembakaran. Dia mendemonstrasikan
hal ini dengan cara membakar lilin dalam suatu wadah tertutup sampai api mati.
Lalu ia menyimpan setangkai tumbuhan mint dalam ruang tertutup itu dan dapat
mempertahankan nyala api sampai beberapa hari. Meskipun Priestley tidak tahu
jenis gas apa yang dikeluarkan tumbuhan, tetapi apa yang dilakukannya
memperlihatkan bahwa tumbuhan menghasilkan oksigen ke udara. Pada tahun 1799,
seorang dokter berkebangsaan Inggris bernama Jan Ingenhousz berhasil membuktikan
bahwa proses fotosintesis menghasilkan oksigen (O2). la melakukan percobaan
dengan tumbuhan air Hydrilla verticillata di bawah corong kaca bening terbalik
yang dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi air. Jika Hydrilla verticillata
terkena cahaya matahari, maka akan timbul gelembung-gelembung gas yang akhirnya
mengumpul di dasar tabung reaksi. Ternyata gas tersebut adalah oksigen. Beliau
juga membuktikan bahwa cahaya berperan penting dalam proses fotosintesis dan
hanya tumbuhan hijau yang dapat melepaskan oksigen.
b.
Engelmann
Pada tahun
1822 Engelmann berhasil membuktikan bahwa klorofil merupakan faktor yang harus
ada dalam proses fotosintesis. la melakukan percobaan dengan ganggang hijau
Spirogyra yang kloroplasnya berbentuk pita melingkar seperti spiral. Dalam
percobaan tersebut ia mengamati bahwa hanya kloroplas yang terkena cahaya
mataharilah yang mengeluarkan oksigen. Hal itu terbukti dari banyaknya bakteri
aerob yang bergerombol di sekitar kloroplas yang terkena cahaya matahari.
c.
Sachs
Pada tahun
1860, seorang ahli botani Jerman bernama Julius von Sachs berhasil membuktikan
bahwa proses fotosintesis menghasilkan amilum (zat tepung). Adanya zat tepung
ini dapat dibuktikan dengan uji yodium, sehingga percobaan Sachs ini juga
disebut uji yodium.
d.
Hill
Theodore de
Smussure, seorang ahli kimia dan fisiolog tumbuhan dari Swiss menunjukkan bahwa
air diperlukan dalam proses fotosintesis. Temuan ini diteliti lebih lanjut
sehingga pada tahun 1937 seorang dokter berkebangsaan Inggris bernama Robin Hill
berhasil membuktikan bahwa cahaya matahari diperlukan untuk memecah air (H2O)
menjadi hidrogen (H) dan oksigen (O2). Pemecahan ini disebut fotolisis.
e.
Blackman
Pada tahun
1905 Blackman membuktikan bahwa perubahan karbon dioksida (CO2) menjadi glukosa
(C6H12O6) berlangsung tanpa bantuan cahaya matahari. Peristiwa ini sering
disebut sebagai reduksi karbon dioksida. Dengan demikian dalam fotosintesis ada
dua macam reaksi, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Yang merupakan reaksi
terang (reaksi Hill) adalah fotolisis, yang merupakan reaksi gelap (reaksi
Blackman) adalah reduksi karbon dioksida. Gabungan antara reaksi terang dan
reaksi gelap itulah yang kita kenal sekarang sebagai reaksi fotosintesis. Pada
tahun 1940 Melvin Calvin dan timnya berhasil menemukan urutan reaksi/proses
yang berlangsung pada reaksi gelap. Rangkaian reaksi itu selalu berulang terus
menerus dan disebut siklus Calvin.
2.2
Struktur Kloroplas
Kloroplas adalah plastida yang berwarna hijau,
umumnya berbentuk lensa, terdapat dalam sel tumbuhan lumut (Bryophyta),
paku-pakuan (Pterydophyta) dan tumbuhan berbiji (Spermatophyta). Garis tengah
lensa tersebut 2-6 milimikron, sedangkan tebalnya 0,5-1,0 milimikron. Kloroplas
terdapat pada hampir seluruh tumbuhan, tetapi tidak umum dalam semua sel. Bila
ada, maka tiap sel dapat memiliki satu sampai banyak plastida . Plastida adalah
organel bermembran rangkap yang bentuk dan fungsinya bermacam-macam.
Proplastida merupakan prekursor berbagai macam plastida dalam jaringan tanaman,
tergantung pada macam jaringan dan macam lingkungan yang berpengaruh,
proplastida berdiferensiasi menjadi plastida yang berbeda.
Pengamatan dengan mikroskop cahaya, dengan
pembesaran yang paling kuat, kloroplast terlihat berbentuk butir. Pada tumbuhan
tingkat tinggi umumnya plastida berbentuk cakram (kira-kira 2 x 5 mm,
kadang-kadang lebih besar), tersusun dalam lapisan tunggal dalam sitoplasma
tetapi bentuk dan posisinya berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya. Pada
ganggang, bentuknya dapat seperti mangkuk, spiral, bintang menyerupai jaring,
seringkali disertai pirenoid. Kloroplas matang pada beberapa ganggang,
bryophyta dan lycopodium dapat memperbanyak diri dengan pembelahan.
Kesinambungan kloroplas terjadi melalui pertumbuhan dan pembelahan proplastid
di daerah meristem. Bentuk kloroplast yang beraneka ragam ditemukan pada alga.
Kloroplast bernbentuk pita spiral ditemukan pada Spirogyra, sedangkan
yang berbentuk jala ditemukan pada Cladophora, sedangkan kloroplast
berbentuk pita ditemukan pada Zygnema.
Kloroplas dijumpai terutama pada bagian daun yang
disebut mesofil, yang sering disebut pula daging daun. Kloroplas juga dijumpai
di bagian-bagian lain, bahkan juga pada batang dan ranting yang berwarna hijau.
Hal ini disebabkan karena dalam kloroplas terdapat pigmen yang berwarna hijau
disebut klorofil. Pigmen ini dapat menyerap energi cahaya. Klorofil terdapat
pada membran tilakoid dan perubahan energi cahaya menjadi energi kimia
berlangsung dalam tilakoid, sedangkan pembentukan glukosa sebagai produk akhir
fotosintesis berlangsung di stroma. Disamping klorofil a ( pigmen berwarna
hijau ) dikenal pula klorofil b yang mempunyai struktur mirip klorofil a, yaitu
pigmen yang berwarna kuning sampai jingga yang disebut karoten.
Seperti halnya mitokondria, kloroplas dikelilingi
oleh membran luar dan membran dalam. Seperti membran luar pada mitokondria,
membran luar kloroplas juga mengandung porin yang menyebabkan membran ini
permeable terhadap molekul dengan ukuran 10.000 dalton. Sebaliknya membran
dalam relatif lebih impermeabel. Membran dalam menutupi daerah yang berisi
cairan yang disebut stroma yang mengandung enzim untuk reaksi terang pada
proses fotosintesis. Stroma juga mengandung DNA dan ribosom. Pelipatan membran
dalam membentuk struktur seperti tumpukan piringan yang saling berhubungan yang
disebut tilakoid yang tersusun membentuk grana. Membran tilakoid yang
mengelilingi ruang interior tilakoid yang berisi cairan mengandung klorofil dan
pigmen fotosintesis lain serta rantai transport elektron. Reaksi terang dari fotosintesis
terjadi di tilakoid. Membran luar kloroplas menutupi ruang intermembran antara
membran dalam dan membran luar kloroplas. Seperti pada matriks mitokondria,
stroma kloroplas mengandung molekul DNA sirkuler dan ribosom. Diperkirakan pula
terdapat sekitar 60 macam polipeptida pada membran tilakoid. Setengah
diantaranya dikode oleh DNA kloroplas. Sebagian besar protein dalam kloroplas
dikode oleh gen nuklear, dihasilkan di sitoplasma dan selanjutnya dikirim ke
kloroplas.
Berikut adalah struktur dari kloroplas :
Keterangan :
1. membran luar
2. ruang antar
membran
3. membran dalam
(1+2+3: bagian amplop)
4. stroma
5. lumen
tilakoid (inside of thylakoid)
6. membran
tilakoid
7. granum
(kumpulan tilakoid)
8. tilakoid
(lamella)
9. pati
10. ribosom
11. DNA plastida
12.
plastoglobula
2.3 Kloroplas
dan Fotosintesis
Pemahaman pertama menyangkut
fotosintesis ditunjukkan oleh C.B. van Niel pada tahun 1930 dengan memberikan
reaksi fotosintesis sebagai berikut:
CO2 + H2O à (CH2O) + O2.
Energi
dari matahari digunakan untuk memecah
CO2, melepaskan O2 dan mentransfer atom karbon ke molekul air untuk
membentuk karbohidrat (CH2O). Dari melihat reaksi di atas tampak bahwa reaksi
fotosintesis merupakan kebalikan dari reaski respirasi sel. Akan tetapi tumbuhan tidak menghasilkan
makanan dengan hanya membalik reaksi.
Pada respirasi reaksinya merupakan
reaksi redoks. Energi dilepas dari gula pada saat elektron yang berikatan
dengan hidrogen diangkut ke oksigen yang membentuk air sebagai hasil samping.
Elektron akan kehilangan energi potensialnya karena oksigen elektronegatif yang
akan menarik elektron melalui rantai transport elektron. Mitokondria
menggunakan energi ini untuk menghasilkan ATP. Seperti respirasi sel,
fotosintesis juga merupakan reaksi redoks yang membalik arah aliran elektron.
Air terurai dan elektron ditransfer bersama dengan ion hidrogen dari air ke
karbondioksida dan mereduksinya menjadi gula. Elektron bertambah energi
potensialnya ketika electron ini dipindahkan dari air ke gula.
Persamaan reaksi fotosintesis tampak
seperti suatu reaksi yang sangat sederhana dari suatu proses yang sangat rumit.
Akan tetapi sebenarnya fotosintesis bukanlah merupakan suatu poses tunggal.
Fotosintesis terdiri dari dua proses yang masing-masing terdiri dari banyak
tahapan reaksi. Kedua tahap reaksi tersebut terdiri dari reaksi terang
(fotolisis) dan reaksi gelap (siklus Calvin).
BAB
III
ISI
3.1
FOTOSINTESIS
Fotosintesis adalah proses pembentukan zat
makanan (glukosa) pada tumbuhan yang menggunakan zat hara, air dan
karbondioksida dengan bantuan sinar matahari. Fotosintesis sangat penting bagi
kehidupan. Selain menghasilkan zat makanan pada tumbuhan, proses ini juga
menghasilkan oksigen yang dibutuhkan bagi pernafasan manusia. Proses
fotosintesis terjadi pada daun tumbuhan. Proses fotosintesis ini tidak
berlangsung pada semua sel tetapi hanya pada sel yang mengandung pigmen
fotosintetik. Disamping itu proses fotosintesis juga dipengaruhi oleh kemampuan
daun menyerap spektrum cahaya, perbedaan ini disebabkan oleh adanya perbedaan
pigmen pada jaringan daun. Kloroplas adalah salah satu pigmen fotosintetik yang
berperan penting dalam proses fotosintesis dengan menyerap energi matahari.
Kloroplas adalah zat hijau daun yang terdapat
pada semua tumbuhan yang berwarna hijau. Di dalam kloroplas terdapat klorofil.
Pigmen fotosintesis ini terdapat pada membran tilakoid. Pengubahan energi
cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid dengan produk akhir
berupa glukosa yang dibentuk di dalam stroma.Klorofil sendiri sebenarnya hanya
merupakan sebagian dari perangkat dalam fotosintesis yang dikenal sebagai
fotosistem. Fotosistem adalah unit dari tumbuhan yang menangkap energi matahari
(klorofil).
Persamaan reaksi kimia fotosintesis adalah sebagai berikut :
Persamaan reaksi kimia fotosintesis adalah sebagai berikut :
H2O (air) + CO2 (karbondioksida) + cahaya → CH2O (glukosa) + O2 (oksigen)
Lambat cepatnya proses fotosintesis ditentukan oleh :
1. Intensitas
Cahaya
Laju fotosintesis maksimal jika
jumlah cahaya banyak
2. Suhu
Enzim yang bekerja pada proses ini
maksimal pada suhu yang diinginkan
3. Banyaknya
Karbondioksida
Semakin banyak semakin maksimal
poses fotosintesis
4. Banyaknya
Air
Semakin banyak, semakin maksimal
proses fotosintesis
5. Tahapan
Pertumbuhan
Tumbuhan yang masih berkecambah
menunjukkan laju fotosintesis yang maksimal pada tumbuhan dewasa
Pada dasarnya, rangkaian reaksi
fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama: reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya
tetapi memerlukan karbon dioksida).
Reaksi terang terjadi pada grana (tunggal: granum), sedangkan reaksi
gelap terjadi di dalam stroma. Dalam reaksi terang, terjadi
konversi energi cahaya menjadi energi kimia dan
menghasilkan oksigen (O2). Sedangkan dalam
reaksi gelap terjadi seri reaksi siklik yang membentuk gula dari bahan
dasar CO2 dan energi (ATP dan NADPH). Energi yang digunakan dalam
reaksi gelap ini diperoleh dari reaksi terang. Pada proses reaksi gelap tidak
dibutuhkan cahaya matahari. Reaksi gelap bertujuan untuk mengubah senyawa yang
mengandung atom karbon menjadi molekul gula. Dari semua radiasi matahari yang dipancarkan, hanya
panjang gelombang tertentu yang dimanfaatkan tumbuhan untuk proses
fotosintesis, yaitu panjang gelombang yang berada pada kisaran cahaya
tampak (380-700 nm). Cahaya tampak terbagi atas cahaya merah (610 – 700 nm),
hijau kuning (510 – 600 nm), biru (410 – 500 nm) dan violet (< 400 nm).
Masing-masing jenis cahaya berbeda pengaruhnya terhadap fotosintesis. Hal ini
terkait pada sifat pigmen penangkap cahaya yang bekerja dalam
fotosintesis. Pigmen yang terdapat pada membran grana menyerap cahaya yang
memiliki panjang gelombang tertentu. Pigmen yang berbeda menyerap cahaya pada
panjang gelombang yang berbeda. Kloroplas mengandung beberapa pigmen. Sebagai
contoh, klorofil a terutama menyerap cahaya
biru-violet dan merah. Klorofil b menyerap cahaya biru dan oranye dan
memantulkan cahaya kuning-hijau. Klorofil a berperan langsung dalam reaksi
terang, sedangkan klorofil b tidak secara langsung berperan dalam reaksi
terang. Proses absorpsi energi cahaya menyebabkan lepasnya elektron berenergi
tinggi dari klorofil a yang selanjutnya akan disalurkan dan ditangkap oleh
akseptor elektron. Proses ini merupakan awal dari rangkaian panjang reaksi
fotosintesis
3.2 Reaksi TerangBerikut tahapan-tahapan reaksi terang :
- Tahap pertama dari system fotosintesis adalah reaksi
terang
- Reaksi ini memerlukan molekul air
- Reaksi ini sangat bergantung kepada ketersediaan
sinar matahari.
- Proses diawali dengan
penangkapan foton oleh pigmen sebagai
antena.
- Sinar matahari yang berupa foton yang terbaik
adalah sinar merah dan ungu
- Pigmen klorofil menyerap
lebih banyak cahaya terlihat pada warna ungu (400-450 nanometer) dan merah
(650-700 nanometer) dibandingkan hijau (500-600
nanometer). Cahaya hijau ini akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita
sehingga menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna hijau. - Fotosintesis akan
menghasilkan lebih banyak energi pada gelombang cahaya dengan panjang
tertentu. Hal ini karena panjang gelombang yang pendek menyimpan lebih
banyak energi.
- Di dalam daun, cahaya akan diserap oleh molekul
klorofil untuk dikumpulkan pada pusat-pusat reaksi
- Reaksi ini melibatkan beberapa kompleks protein
dari membran tilakoid berupa pigmen yang terdiri dari sistem cahaya yang
disebut fotosistem
- Dua jenis pigmen yang
berfungsi aktif sebagai pusat reaksi atau fotosistem yaitu fotosistem II
dan fotosistem I.
- fotosistem I dan II sebagai sistem pembawa
elektron
- Fotosistem terdapat perangkat komplek protein
pembentuk ATP berupa enzim ATP sintase.
- Fotosistem II terdiri dari
molekul klorofil yang menyerap cahaya dengan panjang
gelombang 680 nanometer, - sedangkan fotosistem I 700
nanometer.
- Kedua fotosistemini akan
bekerja secara simultan dalam fotosintesis, seperti dua baterai dalam
senter yang bekerja saling memperkuat.
- Fotosintesis dimulai ketika
cahaya mengionisasi molekul klorofil pada fotosistem II(P.680)
- Fotosistem II melepaskan
elektron yang akan ditransfer sepanjang rantai transpor
elektron. - Energi dari elektron ini
digunakan untuk fotofosforilasi yang menghasilkan ATP , satuan pertukaran
energi dalam sel.
- Reaksi ini menyebabkan
fotosistem II mengalami defisit atau kekurangan elektron yang harus segera
diganti.
- Pada tumbuhan dan alga,
kekurangan elektron ini dipenuhi oleh elektron dari hasil ionisasi air
yang terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil.
- Hasil ionisasi air ini
adalah elektron dan oksigen.
- Oksigen dari proses fotosintesis hanya dihasilkan
dari air, bukan dari karbon dioksida
- Pada saat yang sama dengan
ionisasi fotosistem II, cahaya juga mengionisasi fotosistem I, melepaskan
elektron yang ditransfer sepanjang rantai transpor elektron yang akhirnya
mereduksi NADP menjadi NADPH
- Jadi P 700 ( Photosistem I )
menhasilkan NADPH2 , sedang Phoyosistem II (P 680) menghasilkan Oksigen
dan ATP
- Reaksi terang mengubah energi cahaya menjadi
energi kimia, juga menghasilkan oksigen dan mengubah ADP dan NADP+
menjadi energi pembawa ATP dan NADPH2.
- ATP dan NADPH2 inilah yang nanti akan digunakan
sebagaienergi dalam reaksi gelap
- Reaksi terang terjadi di tilakoid, yaitu struktur cakram yang terbentuk dari pelipatan
membran dalam kloroplas.
- Membran tilakoid menangkap energi cahaya dan
mengubahnya menjadi energi kimia. Jika ada bertumpuk-tumpuk tilakoid, maka
disebut grana
Reaksi
terang dari fotosintesis pada membran tilakoid
Reaksi terang
adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi ini
memerlukan molekul air
dan cahaya matahari. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena.
Reaksi terang
melibatkan dua fotosistem yang saling bekerja sama, yaitu fotosistem I dan II.
Fotosistem I (PS I) berisi pusat reaksi P700, yang berarti bahwa fotosistem ini
optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang 700 nm, sedangkan fotosistem II
(PS II) berisi pusat reaksi P680 dan optimal menyerap cahaya pada panjang
gelombang 680 nm.
Mekanisme
reaksi terang diawali dengan tahap dimana fotosistem II menyerap cahaya
matahari sehingga elektron klorofil pada PS II tereksitasi dan menyebabkan
muatan menjadi tidak stabil. Untuk menstabilkan kembali, PS II akan mengambil
elektron dari molekul H2O yang ada disekitarnya. Molekul air akan
dipecahkan oleh ion mangan (Mn) yang bertindak sebagai enzim. Hal ini akan
mengakibatkan pelepasan H+ di lumen tilakoid. Dengan menggunakan elektron dari
air, selanjutnya PS II akan mereduksi plastokuinon (PQ) membentuk PQH2.
Plastokuinon merupakan molekul kuinon yang terdapat pada membran lipid bilayer
tilakoid. Plastokuinon ini akan mengirimkan elektron dari PS II ke suatu pompa
H+ yang disebut sitokrom b6-f kompleks. Reaksi
keseluruhan yang terjadi di PS II adalah:
2H2O + 4
foton + 2PQ + 4H- → 4H+ + O2 + 2PQH2
Sitokrom b6-f
kompleks berfungsi untuk membawa elektron dari PS II ke PS I dengan
mengoksidasi PQH2 dan mereduksi protein kecil yang sangat mudah
bergerak dan mengandung tembaga, yang dinamakan plastosianin (PC). Kejadian ini
juga menyebabkan terjadinya pompa H+ dari stroma ke membran
tilakoid. Reaksi yang terjadi pada sitokrom b6-f kompleks adalah:
2PQH2 +
4PC(Cu2+) → 2PQ + 4PC(Cu+) + 4 H+ (lumen)
Elektron dari sitokrom b6-f kompleks akan diterima oleh
fotosistem I. Fotosistem ini menyerap energi cahaya terpisah dari PS II, tapi
mengandung kompleks inti terpisahkan, yang menerima elektron yang berasal dari
H2O melalui kompleks inti PS II lebih dahulu. Sebagai sistem yang
bergantung pada cahaya, PS I berfungsi mengoksidasi plastosianin tereduksi dan
memindahkan elektron ke protein Fe-S larut yang disebut feredoksin.
Reaksi keseluruhan pada PS I adalah:
Cahaya + 4PC(Cu+)
+ 4Fd(Fe3+) → 4PC(Cu2+) + 4Fd(Fe2+)
Selanjutnya elektron dari feredoksin digunakan dalam tahap akhir
pengangkutan elektron untuk mereduksi NADP+ dan membentuk NADPH.
Reaksi ini dikatalisis dalam stroma oleh enzim feredoksin-NADP+
reduktase. Reaksinya adalah:
4Fd (Fe2+)
+ 2NADP+ + 2H+ → 4Fd (Fe3+) + 2NADPH
Ion H+ yang telah dipompa ke dalam membran tilakoid akan
masuk ke dalam ATP sintase. ATP sintase akan menggandengkan pembentukan ATP
dengan pengangkutan elektron dan H+ melintasi membran tilakoid.
Masuknya H+ pada ATP sintase akan membuat ATP sintase bekerja
mengubah ADP dan fosfat anorganik (Pi) menjadi ATP. Reaksi keseluruhan yang
terjadi pada reaksi terang adalah sebagai berikut:
Sinar + ADP + Pi +
NADP+ + 2H2O → ATP + NADPH + 3H+ + O2
Secara ringkas, reaksi terang pada fotosintesis ini terbagi menjadi
dua, yaitu fosforilasi
siklik dan fosforilasi
nonsiklik. Fosforilasi adalah reaksi penambahan gugus fosfat kepada senyawa
organik untuk membentuk senyawa fosfat organik. Pada reaksi terang, karena
dibantu oleh cahaya, fosforilasi ini disebut juga fotofosforilasi.
Reaksi fotofosforilasi siklik adalah reaksi yang hanya melibatkan
satu fotosistem, yaitu fotosistem I. Dalam fotofosforilasi siklik, pergerakan
elektron dimulai dari fotosistem I dan berakhir di fotosistem I.
Pertama,
energi cahaya, yang dihasilkan oleh matahari, membuat elektron-elektron di P700
tereksitasi (menjadi aktif karena rangsangan dari luar), dan keluar menuju
akseptor elektron primer kemudian menuju rantai transpor elektron. Karena P700
mentransfer elektronnya ke akseptor elektron, P700 mengalami defisiensi
elektron dan tidak dapat melaksanakan fungsinya. Selama perpindahan elektron
dari akseptor satu ke akseptor lain, selalu terjadi transformasi hidrogen
bersama-sama elektron. Rantai transpor ini menghasilkan gaya penggerak proton,
yang memompa ion H+ melewati membran, yang kemudian menghasilkan
gradien konsentrasi yang dapat digunakan untuk menggerakkan sintase ATP selama
kemiosmosis, yang kemudian menghasilkan ATP. Dari rantai
transpor, elektron kembali ke fotosistem I. Dengan kembalinya elektron ke
fotosistem I, maka fotosistem I dapat kembali melaksanakan fungsinya.
Fotofosforilasi siklik terjadi pada beberapa bakteri, dan juga terjadi pada
semua organisme fotoautotrof.
Berikut adalah tahapan-tahapan dalam Fotofosforilasi Siklik secara
sistematis :
• Pertama, energi cahaya, yang dihasilkan oleh
matahari,membuat elektron-elektron di P700
menjadi aktif karenarangsangan dari luar
• elektron yang terbentuk itu kemudian keluar menuju
akseptorelektron primer kemudian menuju rantai transpor elektron.
• Karena P700 mentransfer elektronnya ke akseptor
elektron,P700 mengalami defisiensi elektron dan tidak dapatmelaksanakan
fungsinya.
• Selama perpindahan elektron dari akseptor satu ke
akseptorlain, selalu terjadi transformasi hidrogen bersama-sama elektronpada
fotosistem P 700 itu
• Rantai transpor ini menghasilkan gaya penggerak
proton, yang memompa ion H+ melewati membran, yang kemudianmenghasilkan gradien
konsentrasi yang dapat digunakan untukmenggerakkan sintase ATP selama
kemiosmosis, yangkemudian menghasilkan ATP
• Dari rantai transpor, elektron kembali ke fotosistem
I. Dengankembalinya elektron ke fotosistem I, maka fotosistem I dapatkembali
melaksanakan fungsinya lagi
• Fotofosforilasi siklik terjadi pada beberapa bakteri,
dan jugaterjadi pada semua organisme fotoautotrof
Reaksi fotofosforilasi nonsiklik adalah reaksi dua tahap yang
melibatkan dua fotosistem klorofil yang berbeda, yaitu fotosistem I dan II.
Dalam fotofosforilasi nonsiklik, pergerakan elektron dimulai di fotosistem II,
tetapi elektron tidak kembali lagi ke fotosistem II.
Mula-mula,
molekul air diurai menjadi 2H+ + 1/2O2 + 2e-.
Dua elektron dari molekul air tersimpan di fotosistem II, sementara ion H+ akan
digunakan pada reaksi yang lain dan O2 akan dilepaskan ke udara
bebas. Karena tersinari oleh cahaya matahari, dua elektron yang ada di P680
menjadi tereksitasi dan keluar menuju akseptor elektron primer. Setelah terjadi
transfer elektron, P680 menjadi defisiensi elektron, tetapi dapat cepat
dipulihkan berkat elektron dari hasil penguraian air tadi. Setelah itu mereka
bergerak lagi ke rantai transpor elektron, yang membawa mereka melewati
pheophytin, plastoquinon, komplek sitokrom b6f, plastosianin, dan akhirnya
sampai di fotosistem I, tepatnya di P700. Perjalanan elektron diatas disebut
juga dengan “skema Z”. Sepanjang perjalanan di rantai transpor, dua elektron
tersebut mengeluarkan energi untuk reaksi sintesis kemiosmotik ATP, yang
kemudian menghasilkan ATP.
Sesampainya di fotosistem I, dua elektron tersebut mendapat pasokan
tenaga yang cukup besar dari cahaya matahari. Kemudian elektron itu bergerak ke
molekul akseptor, feredoksin, dan akhirnya sampai di ujung rantai transpor,
dimana dua elektron tersebut telah ditunggu oleh NADP+ dan H+,
yang berasal dari penguraian air. Dengan bantuan suatu enzim bernama
Feredoksin-NADP reduktase, disingkat FNR, NADP+, H+, dan
elektron tersebut menjalani suatu reaksi:
NADP++H++2e-—>NADPH
NADPH, sebagai hasil reaksi diatas, akan digunakan dalam reaksi Calvin-Benson, atau reaksi gelap.
Berikut adalah tahapan-tahapan dalam Fotofosforilasi NonSiklik
secara sistematis :
• Mula-mula, molekul air diurai menjadi
2H++ 1/2O2+ 2e-.
• Dua elektron dari molekul air
tersimpan di fotosistem II
• Sedang ion H+ akan digunakan pada
reaksi yang lain
• dan O2 akan dilepaskan ke udara
bebas.
• Karena tersinari oleh cahaya
matahari, dua elektron yang ada diP680 menjadi tereksitasi dan keluar menuju
akseptor elektronprimer.
• Setelah terjadi transfer elektron,
P680 menjadi defisiensielektron, tetapi dapat cepat dipulihkan berkat elektron
dari hasilpenguraian air tadi.
• Setelah itu mereka bergerak lagi ke
rantai transpor elektron,yang membawa mereka melewati pheophytin,
plastoquinon,komplek sitokrom b6f, plastosianin, dan akhirnya sampai
difotosistem I, tepatnya di P700.
• Perjalanan elektron diatas disebut
juga dengan "skema Z".
• Sepanjang perjalanan di rantai
transpor, dua elektron tersebutmengeluarkan energi untuk reaksi sintesis kemiosmotik ATP,yang kemudian
menghasilkanATP
.• Sesampainya di fotosistem I, dua
elektron tersebut mendapatpasokan tenaga yang cukup besar dari cahaya matahari.
• Kemudian elektron itu bergerak ke
molekul akseptor, feredoksin,dan akhirnya sampai di ujung rantai transpor,
dimana duaelektron tersebut telah ditunggu oleh NADP+ dan H+, yangberasal dari
penguraian air.
• Dengan bantuan suatu enzim bernama
Feredoksin-NADPreduktase, disingkat FNR, NADP+, H+, dan elektron
tersebutmenjalani suatu reaksi:
• NADP++H++2e-—>NADPH
• NADPH, sebagai hasil reaksi diatas,
akan digunakan dalamreaksi Calvin-Benson, atau reaksi gelap.
Fotofosforilasi
siklik dan fotofosforilasi nonsiklik memiliki perbedaan yang mendasar, yaitu
sebagai berikut
FOTOFOSFORILASI SIKLIK
FOTOFOSFORILASI
NONSIKLIK
-
Hanya
melibatkan fotosistem I -
Melibatkan fotosistem I dan II
-
Menghasilkan ATP - Menghasilkan
ATP dan NADPH
-
Tidak terjadi fotolisis air -
Terjadi fotolisis air
BAB
V
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell
and Reece. 2002. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Hopkin, W.G., Huner, N.P.A. (2004). Introduction
to Plant Physiology. Third Edition. John Wiley and Sons, Inc. United State
of America.
Lakitan, Benyamin.2004. DASAR – DASAR
FISIOLOGI TUMBUHAN. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
http:// micro.magnet.fsu.edu/cells/chloroplasts/
http://sunenergyfacts.com/
http://fotosintesis.htm/
2 komentar:
I’m not that much of a internet reader to be honest
but your blogs really nice, keep it up! I'll go ahead and bookmark your website to come back in the future. Many thanks
Feel free to surf to my blog ... what is a graduate certificate
Thank you for your comment. I will keep my spirit to increase the content of my blog :)
Posting Komentar